Presidential Lecture Series 1: Indonesia 2045, Superpower Baru?

Oleh prita

Editor prita

BANDUNG, itb.ac.id - Memperingati sumpah pemuda, Presidential Lecture Series 1 digelar pada Senin (4/11/09) di Aula Barat ITB. Mengambil tema Indonesia 2045: SuperPower Baru?, acara berformat kuliah umum ini menampilkan mantan Presiden RI ketiga, Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie. Beliau menyampaikan materi tentang bagaimana membangun peradaban Indonesia berbasis Iman dan Taqwa serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Acara ini terselenggara berkat kerjasama antara Keluarga Mahasiswa ITB, Keluarga Alumni dan Keluarga Aktivis Masjid Salman ITB, serta Keluarga Mahasiswa Islam ITB.

Selain memberikan kuliah, Habibie juga mendapatkan penghargaan dari ITB berupa Ganesha Prajamanggala Bakti Kencana. Penghargaan ini diberikan karena beliau dinilai telah berhasil membaktikan ilmunya bagi masyarakat. Dalam sambutannya di awal acara, Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc, Ph.D, menyebut Habibie sebagai seorang "penerobos".

Habibie menyampaikan kuliah bertema "Indonesia 2045: Super Power Baru?" dengan fokus membangun Peradaban Indonesia Berbasis Iptek dan Imtaq. Dalam kesempatan ini juga dilakukan launching IAAI yang merupakan komunitas aeronautic dan astronautic engineering.

Pada sesi kuliah umum, tema Indonesia 2045 dipilih oleh Habibie sebagai penggugah, karena pada tahun tersebut Indonesia tepat 100 tahun merdeka. Para peserta diajak berpikir akan seperti apa negeri ini setelah berusia 100 tahun. Habibie menekankan bahwa Super Power bukanlah prioritas utama; melainkan kesejahteraan. Pada era tersebut, yang ada justru merupakan akumulasi masalah sosial. Dalam slide-slide presentasinya, beliau memaparkan data-data mengenai pertumbuhan penduduk pada tahun 2045, kondisi ekonomi, kondisi sosial, serta berbagai strategi untuk menghadapinya. Menurut beliau, jika negara ini ingin maju, haruslah menyeimbangkan antara pengembangan Iman dan Taqwa (Imtaq) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Sementara pada launching Institut Aeronautika dan Astronotika Indonesia (IAAI), disajikan paparan singkat mengenai IAAI. IAAI merupakan komunitas yang bergerak di bidang aeronautika dan astronotika. IAAI menjadi wadah keprofesian bagi para insiyur di kedua bidang tersebut untuk bergabung dalam ICAS. IAAI yang sempat vakum setelah 1998, kini mencoba bangkit kembali dengan meminta dukungan moril dari Habibie.

Acara kuliah umum ini menjadi kesempatan langka bagi alumni dan mahasiswa ITB untuk bertemu langsung dengan tokoh pemimpin Indonesia. Di sela-sela kesibukannya, Habibie masih sempat meluangkan waktu untuk membagi ilmunya dengan mahasiswa dan calon-calon penerus bangsa. Dengan adanya acara ini, para peserta diharapkan semakin sadar mengenai kondisi bangsa dan kemana arah pengembangan potensi bangsa seharusnya.