Sarasehan ITB 2020 : Pijakan Awal Menuju ITB 2020

Oleh

Editor

BANDUNG, itb.ac.id - Gema tekad dan harapan para pimpinan serta civitas academica ITB memenuhi Aula Timur ITB pada Sabtu (24/04/10). Pemikiran besar mengenai wajah ITB 2020 mendasari terselenggaranya Sarasehan ITB 2020. Sarasehan ini bertujuan untuk  menyamakan persepsi dan mengintegrasikan semua pemikiran positif dari seluruh elemen kampus guna pengembangan ITB pada masa datang. Semua mimpi-mimpi yang terangkum dalam hasil dialog akan diolah menjadi "Strategic Action Plan ITB 2020 (SAP ITB 2020)" dan digunakan sebagai pedoman bagi arah pengembangan ITB hingga 2020.
Hadir dalam Sarasehan ITB, Wakil Menteri Perhubungan RI Ir. Bambang Susantono, MSCE, MCP, Ph.D. yang menjabarkan mengenai Dunia dan Indonesia menuju 2020. "Masa kelak menghadirkan tantangan baru, bukan hanya bagi Indonesia melainkan untuk seluruh masyarakat dunia. Perubahan iklim, inovasi teknologi dan iklim bisnis dunia menjadi tantangan global saat ini," ungkap beliau. Lebih lanjut Bambang menuturkan bahwa Indonesia berpotensi menjadi bangsa besar dan mampu menjawab segala tantangan zaman jika menjadi bangsa optimis yang mau melihat tantangan sebagai peluang.

"Integritas akademik tinggi dan budaya riset yang kokoh merupakan modal nilai-nilai yang diperlukan untuk menjawab tantangan zaman,"  ujar Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto, alumnus Teknik Industri ITB yang saat ini menjabat sebagai Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), turut ikut serta dalam dialog ini. Sarasehan ITB momen yang tepat untuk menata kembali langkah ITB dalam mewujudkan cita-cita bangsa memajukan anak negeri secara berdaulat, tambah beliau.

Harapan akan ITB

Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan mengapresiasi prestasi ITB selama ini dan mengajak semua hadirin untuk kembali pada sejarah. Dengan apik Anies menyegarkan memori mengenai peresmian berdirinya ITB pada 2 Maret 1959 oleh Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno, "Bung Karno meresmikan ITB tentu dengan cita-cita luhur, tak lain demi kemajuan Indonesia dengan ilmu pengetahuan sebagai kunci."

Menurut Anies ITB memiliki peranan penting dari dulu hingga sekarang yakni sebagai penyebar ilmu pengetahuan dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas demi pembangunan negeri. Hal ini tetap harus dipertahankan karena Indonesia membutuhkan banyak anak bangsa terdidik untuk memajukan Indonesia.

Lulusan ITB diharapkan tidak hanya lulusan yang unggul secara akademik, tetapi juga memiliki bekal softskill dan kemampuan berkomunikasi yang baik. "IPK yang tinggi hanya mampu mengantar seorang lulusan hingga mendapatkan sebuah panggilan kerja dan wawancara, tidak lebih dari itu." ungkap Anies menegaskan pentingnya softskill.
 
Bijak terhadap teknologi

Usaha pencapaian teknologi yang dilakukan Indonesia saat ini ditanggapi dengan bijaksana oleh Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno SJ. Beliau mengungkapkan, "Teknologi itu buta akan nilai, bisa menghancurkan dan bisa membangun. Penciptanya yang menentukan untuk apa teknologi yang mereka ciptakan kelak, sehingga ITB perlu menghasilkan lulusan yang berkarakter dan berwawasan kemanusiaanan agar tidak menyalahgunakan teknologi."

Rektor  ITB Prof. Akhmaloka, Ph.D. yang turut hadir dalam Sarasehan ITB menuturkan, "ITB akan terus berkomitmen dalam memajukan teknologi di Indonesia." ITB akan terus mengabdikan diri sebagai insitusi yang mencetak lulusan-lulusan dengan kompetensi baik dan mewujudkan visi ITB 2020 sebagai teaching, research and entrepreneur university dengan kualitas world class university.