Saturday Lesson ITB Career Center: Mempersiapkan Mahasiswa untuk Berkarier Dunia Kerja

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—ITB Career Center bersama Kantor Kealumnian ITB kembali mengadakan Saturday Lesson pada Sabtu (24/4/2021). Program pendidikan dan pelatihan ini diadakan untuk mempersiapkan keterampilan mahasiswa/i atau alumni di dunia kerja dan karier nanti. Program ini telah dilaksanakan sejak beberapa tahun lalu namun karena pandemi programnya dilaksanakan secara daring.

Satuday Lesson kali ini mengusung tema: Competency Based Development. Pembicara webinar kali ini adalah Moektianto Soeryowibowo, M.Sc. Ia adalah seorang ahli geologi yang sudah bekerja lebih dari 31 tahun di industri minyak dan gas. Baru-baru ini ia pensiun dari Head of Country Exploration British Petroleum Indonesia. Ia mendapat gelar sarjana di Geologi ITB dan gelar masternya di San Diego State University, San Diego, California.

Moektianto memulai kariernya tahun 1988 di Caltex Pacific Indonesia yang kini bernama Chevron. Ia aktif di Indonesia Petroleum Association (IPA) dan sempat menjadi presidennya. Ia juga pernah bekerja dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Soeryo menjelaskan terdapat tiga macam career path yang dianut oleh beberapa organisasi dan perusahaan, yaitu traditional career path, dual career path dan competency-based career path. Traditional career path mengutamakan senioritas, loyalitas, dan hierarki. Career path ini sudah ditinggalkan oleh banyak performing and leaning organization karena tidak memberikan cukup transparansi dan gagal menggali potensi orang-orang di dalam organisasi maupun perusahaan tersebut.

Career path kedua adalah dual career path. Memiliki ciri anggota yang sedikit tetapi lincah dalam bergerak. Berbeda dengan traditional career path, dual career path memberikan kesempatan kepada para profesional untuk menikmati remunerasi yang layak dan dapat bekerja selevel presiden atas kompetensi yang ia miliki. Career path jenis terakhir yaitu competency-based career path, yaitu career path yang membuka peluang seseorang untuk berkarier di berbagai bidang.

”Tidak hanya seorang geologist akan menjadi geologist seumur hidup sampai dia pensiun, tapi dia juga bisa berkarier di tempat yang lain di mana dia punya strength tentang itu,” jelas Soeryo.

Dulu Soeryo sering mendengar istilah orang pintar saja tidak cukup, tetapi orang harus pinter-pinter untuk bisa terus maju. Ia mencoba memahami dan mengaitkannnya dengan materi pada webinar kali ini. Ia mengatakan bahwa pintar merujuk pada kompetensi seseorang pada technical core-nya, sedangkan pinter-pinter mengarah pada kompetensi di luar itu seperti hubungan interpersonal seseorang dan bagaimana ia membangun kepemimpinannya.

Sederhananya, menurut Soeryo, terdapat tiga hal yang sangat penting dalam career based development, yaitu pertama adalah intellegence quotient (IQ) yang berhubungan dengan technical competence seseorang. Kemudian emotional quotient (EQ) yang berhubungan dengan soft skills. Terakhir adalah mengkombinasikannya dengan Business Acumen, yaitu kemampuan atau pemahaman seseorang mengenai bisnis. ”Tiga hal itu harus di-blend bersama-sama untuk kita bisa stepping up untuk mendapatkan kesempatan pada competence based developmentnya,” ujar Soeryo.


Acara ditutup oleh Sonny Rustiadi, M.B.A, Ph.D., selaku Kepala Sub Direktorat Pengembangan Profesi dan Kewirausahaan Direktorat Kemahasiswaan ITB. Ia menganjurkan peserta webinar untuk melatih kemampuan berkomunikasi dengan aktif bertanya dan berdiskusi di kelas. Ia juga berpesan bahwa setinggi apapun karier seseorang, ia harus bisa menjadi pembelajar yang baik, yaitu pembelajar yang bisa belajar dari orang yang lebih muda, anggota tim, senior, pendahulu, maupun ahlinya.

Reporter: Amalia Wahyu Utami (TPB FTI 2020)