SBM-ITB Kembali Raih The Best Business School di Indonesia Versi Global Brand Magazine Tahun 2018

Oleh Fivien Nur Savitri, ST, MT

Editor Fivien Nur Savitri, ST, MT


BANDUNG, itb.ac.id -- Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) untuk kedua kalinya meraih penghargaan dari Global Brand Magazine (GBM) dari United Kingdom sebagai The Best Business School in Indonesia pada tahun 2018. Prof. Dr. Utomo Sarjono Putro selaku Wakil Dekan Bidang Akademik SBM menerima penghargaan ini secara langsung pada 25 Januari 2019 lalu di Macau, Tiongkok.

Menurut Prof. Utomo, penghargaan ini berkorelasi dengan ranking QS untuk subyek Busines and Management studies tahun 2018, yang menempatkan ITB pada top 201-250, dimana ranking ini adalah yang terbaik di Indonesia. Selain itu, untuk ranking Times Higher Education (THE) 2019 World University Rankings untuk subyek Business and economic, menempatkan ITB sebagai satu-satunya universitas di Indonesia dalam top 500 ranking dunia. 

Anugerah bergengsi ini juga tak terlepas dari kurikulum atau sistem pendidikan yang diterapkan SBM untuk mahasiswanya. Kurikulum mahasiswa S1 program studi manajemen, terdapat mata kuliah yang mengharuskan mahasiswa melaksanakan bisnis tidak hanya secara teoritis, tapi juga secara praktis, yaitu mata kuliah Integrative Business Experience (IBE),  dimana mahasiswa akan diwajibkan untuk praktek bisnis selama dua semester untuk mendapatkan pengalaman berbisnis. IBE sebagai tulang punggung kurikulum, sehingga mahasiswa mempunyai kasus nyata dalam binis, dimana ini penting bagi mahasiswa untuk memahami praktek dari teori-teori manajemen dan bisnis yang diterima. "Karena bisnis jika hanya teorinya saja tanpa praktik, jadinya kurang kena," ujarnya ketika ditemui di Gedung Freeport Labtek XIV.

Sementara untuk program magister administrasi bisnis, perkuliahan diberikan dengan metoda  kasus (case teaching method), baik menggunakan kasus-kasus dari luar negeri maupun dalam negeri. Hal ini bertujuan untuk mendorong student center learning. Sehingga pengajaran tidak hanya satu arah, tapi dua arah. Akan lebih banyak diskusi, debat, dalam penyelesaian masalah. Peran dosen di sini tidak lagi dominan sebagai pengajar saja, tapi sekaligus sebagai fasilitator dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan untuk setiap kasus yang dibahas di kelas.

Selain pembelajaran di atas, SBM ITB juga mendukung visi ITB sebagai entrepreneurial university.  Prof. Utomo turut menyampaikan bahwa SBM ITB mendorong adanya kerjasama antar fakultas dan sekolah di ITB, yang memiliki keunggulan dalam ilmu, teknologi dan seni. "Kami ingin mendorong interaksi antar fakultas dan sekolah di ITB untuk menghasilkan technopreneur. Ini sangat sesuai dengan visinya rektor ITB saat ini, yaitu entrepreneurial university," tambahnya.

Majalah Global Brand Magazine selain memberikan penghargaan best business school di Indonesia, juga memberikan penghargaan di negara-negara lainnya, misalnya untuk United States of Amerika, pemenangnya adalah Stanford Graduate School of Business, dan London Business School untuk di Inggris. 

Langkah selanjutnya yang ditempuh oleh SBM ITB demi mempertahankan, bahkan meningkatkan prestasi ini ialah melalui akreditasi internasional.  Karena akreditasi internasional mendorong terus continuous improvement atau perbaikan secara terus menerus. "Kami sangat mendorong SBM untuk mendapatkan akreditasi internasional. Semua program studi kami sudah mendapatkan akreditasi dari ABEST21, pusatnya di Jepang. Kami juga sekarang dalam proses mendapatkan akreditasi dari AACSB yang pusatnya di Amerika" ucap Prof. Utomo ketika menyampaikan tentang langkah lanjutan yang ditempuh SBM ITB.

Selain akreditasi internasional, SBM ITB juga mempunyai tiga nilai yang ia terapkan dalam rangka mempertahankan kualitas. Ketiga nilai tersebut adalah inovation baik dalam akademik maupun kegiatan profesional, kemudian engagement berupa keterlibatan sivitas akademika SBM ITB dengan kegiatan akademik, maupun profesional, serta impact atau berusaha terus untuk memberikan dampak yang positif untuk masyarakat, industri dan pemerintah baik nasional maupun internasional. 

Reporter : Moch Akbar Selamat