SBM ITB: Mendidik Kepemimpinan dengan Integritas
Oleh niken
Editor niken
BANDUNG, itb.ac.id - Integritas merupakan isu paling mendesak untuk bangsa ini. Bukan hanya berkembang menjadi suatu yang krusial pada sektor bisnis, tapi juga telah menjadi isu terpenting dalam pemeritahan dan penegakkan hukum. Hal tersebut mengemuka dalam Talkshow Radio Delta FM yang menghadirkan Deputi Direktur Eksekutif MBA ITB Jakarta, Dr. Agung Wicaksono dipandu pembawa acara M. Farhan, Selasa (17/11/2009).
Karena itu, Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) ITB menempatkan nilai Integritas pada tatanan paling puncak. Adapun nilai-nilai SBM lainnya adalah berusaha keras untuk mencapai yang terbaik, saling membangun kepercayaan, inovasi, dan harmoni.
Lulusan Program Doktor Universitas St. Gallen itu melanjutkan pembicaraan dengan penjelasan tentang contoh komitmen SBM dalam menerapkan nilai Integritas pada mahasiswa Sarjana Manajemen (S1). "Sejumlah mahasiswa dengan IPK 3,75 sudah merasakan keseriusan SBM dalam menegakkan integritas. Tentu saja mereka yang terbaik secara akademis, namun mereka gagal dianugerahi sebagai mahasiswa cum laude pada saat wisuda karena mereka dinilai telah melakukan tindakan yang tidak beretika, seperti pernah dititipi absen oleh temannya," cerita Agung kepada Farhan.
"Lantas, bagaimana dengan penerapan nilai integritas di lingkungan mahasiswa Pasca Sarjana?" tanya Farhan. Kembali dengan contoh, Agung menjelaskan, "Kami adalah sekolah bisnis dan manajemen. Pada program Eksekutif MBA Jakarta, misalnya, kami memulai semester pertama dengan modul Etika Bisnis dan Hukum. Modul ini disusun untuk memberi ide tentang apa-apa saja yang sesungguhnya benar dalam berbisnis dan yang tidak. Kami mendorong mahasiswa untuk berdiskusi tentang masalah bisnis lewat kasus. Testing nalar dan naluri mereka untuk bersinergi," ujar dosen Marketing dan Internasional Bisnis ini.
"Sebagai pendiri dan guru, kami juga mengenal Dr. Kuntoro Mangkusubroto (red-Ketua Dewan SBM ITB) sebagai pemimpin nasional dengan integritas. Kami memberikan apresiasi untuk cara beliau mempimpin BRR Aceh-Nias dan memberikan suatu hasil dengan transparansi, integritas, dan profesional," tutup Agung.
Lulusan Program Doktor Universitas St. Gallen itu melanjutkan pembicaraan dengan penjelasan tentang contoh komitmen SBM dalam menerapkan nilai Integritas pada mahasiswa Sarjana Manajemen (S1). "Sejumlah mahasiswa dengan IPK 3,75 sudah merasakan keseriusan SBM dalam menegakkan integritas. Tentu saja mereka yang terbaik secara akademis, namun mereka gagal dianugerahi sebagai mahasiswa cum laude pada saat wisuda karena mereka dinilai telah melakukan tindakan yang tidak beretika, seperti pernah dititipi absen oleh temannya," cerita Agung kepada Farhan.
"Lantas, bagaimana dengan penerapan nilai integritas di lingkungan mahasiswa Pasca Sarjana?" tanya Farhan. Kembali dengan contoh, Agung menjelaskan, "Kami adalah sekolah bisnis dan manajemen. Pada program Eksekutif MBA Jakarta, misalnya, kami memulai semester pertama dengan modul Etika Bisnis dan Hukum. Modul ini disusun untuk memberi ide tentang apa-apa saja yang sesungguhnya benar dalam berbisnis dan yang tidak. Kami mendorong mahasiswa untuk berdiskusi tentang masalah bisnis lewat kasus. Testing nalar dan naluri mereka untuk bersinergi," ujar dosen Marketing dan Internasional Bisnis ini.
"Sebagai pendiri dan guru, kami juga mengenal Dr. Kuntoro Mangkusubroto (red-Ketua Dewan SBM ITB) sebagai pemimpin nasional dengan integritas. Kami memberikan apresiasi untuk cara beliau mempimpin BRR Aceh-Nias dan memberikan suatu hasil dengan transparansi, integritas, dan profesional," tutup Agung.