Selayang Pandang Mengenai Penerimaan Mahasiswa Baru ITB 2015
Oleh Hafshah Najma Ashrawi
Editor Hafshah Najma Ashrawi
BANDUNG, itb.ac.id - Inovasi adalah salah satu elemen pembangunan yang sering disoroti di Indonesia dan memiliki dampak yang massif terhadap produk-produk industri. Dalam mempercepat inovasi, ada tiga pihak yang harus terlibat aktif dengan melakukan tugasnya masing-masing sebagai sebuah triple helix, yaitu universitas, industri, dan pemerintah. Sebagai salah satu universitas pencetak insan-insan akademis berkualitas, Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) untuk menambah artileri akademisi yang akan mempercepat inovasi-inovasi yang dibutuhkan Indonesia. PMB ITB dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2015.
SNMPTN 2015 dimulai dengan pengumpulan data nilai rapor siswa SMA mulai 22 Januari hingga 12 Maret 2015. Selanjutnya terdapat serangkaian pelaksanaan berupa pendaftaran, pencetakan kartu peserta, dan proses seleksi dari tanggal 13 Februari hingga 8 Mei 2015. Pengumuman hasil seleksi ini dilakukan pada tanggal 9 Mei lalu. Sedangkan, SBMPTN masih menerima pendaftaran hingga 29 Mei 2015, sejak dibuka pada tanggal 11 Mei lalu. Setelah mendaftar, peserta SBMPTN akan melaksanakan ujian tertulis pada 9 Juni 2015, sementara pada waktu yang sama mahasiswa yang telah diterima melalui SNMPTN melaksanakan pendaftaran awal. Selain itu, bagi peserta yang mendaftarkan diri ke program studi atau fakultas yang membutuhkan portofolio, seperti Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, akan diadakan ujian keterampilan pada 10 sampai dengan 11 Juni 2015. Hasil SBMPTN akan diumumkan pada tanggal 9 Juli 2015 pukul 17:00 WIB di situs sbmptn.ac.id.
Berdasarkan informasi dari situs daring ITB, terdapat tiga tingkat kesulitan relatif dalam SNMPTN dan SBMPTN di ITB, yaitu tinggi, cukup tinggi, dan sangat tinggi. ITB merilis daftar tingkat kesulitan ini untuk membantu calon mahasiswa dalam menentukan prioritas pilihan fakultas atau sekolah yang hendak dituju. Daftar tingkat kesulitan ini disusun berdasarkan rasio jumlah peminat dan kuota yang tersedia pada masing-masing fakultas atau sekolah. Dengan adanya daftar ini, diharapkan para pendaftar dapat membuat urutan fakultas atau sekolah yang rasional saat mendaftar. "Jadi, makin ke atas, yang sangat tinggi itu, persaingannya lebih ketat dan perbandingannya 1:50 biasanya. Makin ke bawah, mendekati 1:30", ujar Asep Kurnia, staf Humas ITB.
Bukan Jurusan, Melainkan Fakultas atau Sekolah
Berbeda dengan universitas kebanyakan di Indonesia yang menawarkan jurusan saat pendaftaran, siswa-siswi yang memilih ITB akan dihadapkan dengan lima belas pilihan fakultas atau sekolah saat hendak mendaftarkan diri di SNMPTN maupun SBMPTN. Hal ini dikarenakan adanya SK Rektor ITB no. 071/SK/K01/PP/2006, tertanggal 17 Maret 2006, tentang Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru ITB, maka secara resmi, setiap mahasiswa baru diterima menjadi mahasiswa fakultas atau sekolah terlebih dahulu, sebelum akhirnya memilih salah satu program studi serumpun dalam fakultas atau sekolah yang sama pada awal tahun kedua. Sistem yang disebut Tahap Persiapan Bersama (TPB) ini mewajibkan mahasiswa-mahasiswa ITB mempelajari materi-materi yang menjadi dasar ilmu mereka selama perkuliahan di jurusan. Sedangkan, perkuliahan di jurusan akan dimulai pada tingkat kedua dan selanjutnya. Dengan adanya sistem TPB, mahasiswa akan memiliki kemampuan dasar yang cukup serta sama rata dalam menghadapi materi-materi perkuliahan semasa jurusan.
Pada PMB ITB 2015, terdapat sebuah hal yang berbeda pada pilihan fakultas atau sekolah, yaitu adanya fakultas dengan sufiks "Kampus Jatinangor". Faktanya, selain kampus ganesha, ITB juga memiliki kampus di atas lahan seluas 46 hektar di kecamatan Jatinangor, kabupaten Sumedang. Kampus ITB Jatinangor memiliki beragam fasilitas fisik, yaitu Gedung Utama, Gedung Perpustakaan, Gedung Kuliah Umum, Gedung Laboratorium Teknik, Gedung Serba Guna, Gedung Rekayasa Kehutanan dan Pertanian, empat gedung kembar Asrama Mahasiswa 4 lantai dengan total 976 kamar, 70 buah Ruang Kuliah dan juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti laboratorium alam (pertanian dan kehutanan), Cyber Security Building Centre, Masjid Al-Jabaar, jogging track, 2 buah danau, water treatment plant (instalasi pengolahan air bersih) dan fasilitas olahraga.
Selepas masa TPB, mahasiswa yang memilih jurusan-jurusan tertentu, baik saat PMB maupun penjurusan, akan berkuliah di Kampus Jatinangor. Jurusan-jurusan tersebut adalah Rekayasa Hayati, Rekayasa Kehutanan, Rekayasa Pertanian, Teknologi Pasca Panen, Teknik Biomedis, Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, Teknik Bioenergi dan Kemurgi, Teknik Pangan, dan Kewirausahaan. Selain itu, jika ada jurusan-jurusan baru yang dibuka oleh ITB, perkuliahannya akan dilaksanakan di Kampus Jatinangor.
Abdiel Jeremi (ITB Journalist Apprentice 2015)
Ilustrasi: usm.itb.ac.id dan jatinangor.itb.ac.id
Berdasarkan informasi dari situs daring ITB, terdapat tiga tingkat kesulitan relatif dalam SNMPTN dan SBMPTN di ITB, yaitu tinggi, cukup tinggi, dan sangat tinggi. ITB merilis daftar tingkat kesulitan ini untuk membantu calon mahasiswa dalam menentukan prioritas pilihan fakultas atau sekolah yang hendak dituju. Daftar tingkat kesulitan ini disusun berdasarkan rasio jumlah peminat dan kuota yang tersedia pada masing-masing fakultas atau sekolah. Dengan adanya daftar ini, diharapkan para pendaftar dapat membuat urutan fakultas atau sekolah yang rasional saat mendaftar. "Jadi, makin ke atas, yang sangat tinggi itu, persaingannya lebih ketat dan perbandingannya 1:50 biasanya. Makin ke bawah, mendekati 1:30", ujar Asep Kurnia, staf Humas ITB.
Bukan Jurusan, Melainkan Fakultas atau Sekolah
Berbeda dengan universitas kebanyakan di Indonesia yang menawarkan jurusan saat pendaftaran, siswa-siswi yang memilih ITB akan dihadapkan dengan lima belas pilihan fakultas atau sekolah saat hendak mendaftarkan diri di SNMPTN maupun SBMPTN. Hal ini dikarenakan adanya SK Rektor ITB no. 071/SK/K01/PP/2006, tertanggal 17 Maret 2006, tentang Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru ITB, maka secara resmi, setiap mahasiswa baru diterima menjadi mahasiswa fakultas atau sekolah terlebih dahulu, sebelum akhirnya memilih salah satu program studi serumpun dalam fakultas atau sekolah yang sama pada awal tahun kedua. Sistem yang disebut Tahap Persiapan Bersama (TPB) ini mewajibkan mahasiswa-mahasiswa ITB mempelajari materi-materi yang menjadi dasar ilmu mereka selama perkuliahan di jurusan. Sedangkan, perkuliahan di jurusan akan dimulai pada tingkat kedua dan selanjutnya. Dengan adanya sistem TPB, mahasiswa akan memiliki kemampuan dasar yang cukup serta sama rata dalam menghadapi materi-materi perkuliahan semasa jurusan.
Pada PMB ITB 2015, terdapat sebuah hal yang berbeda pada pilihan fakultas atau sekolah, yaitu adanya fakultas dengan sufiks "Kampus Jatinangor". Faktanya, selain kampus ganesha, ITB juga memiliki kampus di atas lahan seluas 46 hektar di kecamatan Jatinangor, kabupaten Sumedang. Kampus ITB Jatinangor memiliki beragam fasilitas fisik, yaitu Gedung Utama, Gedung Perpustakaan, Gedung Kuliah Umum, Gedung Laboratorium Teknik, Gedung Serba Guna, Gedung Rekayasa Kehutanan dan Pertanian, empat gedung kembar Asrama Mahasiswa 4 lantai dengan total 976 kamar, 70 buah Ruang Kuliah dan juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti laboratorium alam (pertanian dan kehutanan), Cyber Security Building Centre, Masjid Al-Jabaar, jogging track, 2 buah danau, water treatment plant (instalasi pengolahan air bersih) dan fasilitas olahraga.
Selepas masa TPB, mahasiswa yang memilih jurusan-jurusan tertentu, baik saat PMB maupun penjurusan, akan berkuliah di Kampus Jatinangor. Jurusan-jurusan tersebut adalah Rekayasa Hayati, Rekayasa Kehutanan, Rekayasa Pertanian, Teknologi Pasca Panen, Teknik Biomedis, Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, Teknik Bioenergi dan Kemurgi, Teknik Pangan, dan Kewirausahaan. Selain itu, jika ada jurusan-jurusan baru yang dibuka oleh ITB, perkuliahannya akan dilaksanakan di Kampus Jatinangor.
Abdiel Jeremi (ITB Journalist Apprentice 2015)
Ilustrasi: usm.itb.ac.id dan jatinangor.itb.ac.id