Seminar AESCIART FSRD ITB Mengundang Narasumber Seniman Kontemporer Citra Sasmita
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
Citra adalah seniman yang karyanya berfokus pada mitos dan kesalahpahaman tentang seni dan budaya Bali. Beliau juga kerap mendalami mengenai posisi wanita pada hierarki sosial dan berusaha untuk membalikkan konstruksi normatif gender.
Pada 2017, Citra menjadi pemenang UOB Painting of The year dan karyanya telah dipamerkan pada beberapa tempat seperti Yeo Workshop-Gillman Barracks Singapore (2020), Castlemaine Museum of Art Sydney (2021), dan Patan Museum Kathmandu (2022).
Subtopik pertama yang disampaikan Citra Sasmita yaitu mengenai Teks Kanonik dan Narasi Perempuan di Nusantara. Arsip historis seperti lukisan atau manuskrip kuno Nusantara sangat sulit untuk diakses, apalagi menemukan yang di dalamnya berbicara tentang peran perempuan. Dalam arsip ini, perempuan kerap hanya dijadikan sebagai ornamen atau narasi romantik dalam sebuah cerita.
Refleksi itulah yang menjadi alasan Citra memulai Proyek Timur Merah pada 2019. Timur Merah, merupakan proyek seni jangka panjang yang mencari jejak dan membaca ulang sejarah dan naratif yang ada di Archipelago, terutama Bali.
Subtopik kedua yang disampaikan Citra Sasmita adalah Dari Tatapan Laki-Laki (Male Gaze) Kanonik ke Tatapan Kolonial: Menciptakan Kontra-narasi dan Pembacaan Sejarah Bali. Proyek Timur Merah juga adalah perwujudan dari perlawanan Citra terhadap warisan budaya Bali yang sangat dipengaruhi oleh kolonialisme dan sekarang, globalisasi.
Acara “AESCIART: International Conference on Aesthetics and The Science of Art” berisikan seminar, diskusi, dan lokakarya. FSRD ITB bekerja sama dengan Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies (KITLV) untuk menggelar acara tersebut. Di hari kedua tema yang diangkat adalah “Critical Approaches to Colonial Codification of Objects and Images”.
Reporter: Inas Annisa Aulia (Seni Rupa, 2020)