Seminar Diet Energi Kenalkan Gaya Hidup Baru
Oleh Diviezetha Astrella Thamrin
Editor Diviezetha Astrella Thamrin
"Kami mengadakan seminar ini dengan maksud agar massa kampus ITB dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan akan penggunaan listrik dengan menerapkan gaya hidup yang cerdas dan bertanggung jawab," ujar Andri Prayoga Hapsoro (Manajemen Rekayasa Industri 2010), Ketua Envirovolution 2012.
Perwakilan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat, Drs. Tulus T.H. Sibuea, M.Si, hadir sebagai pembicara pertama. Dalam penjelasannya, Beliau mengajak peserta seminar untuk mulai mengaplikasikan konsep eco-city dan eco-office dalam gaya hidup sehari-hari. Eco-city dan eco-office merupakan sebuah impian dari badan-badan bersektor energi mengenai perilaku ramah lingkungan dalam kehidupan perkotaan dan perkantoran.
Seminar dilanjutkan dengan pembicara dari Wakil Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan anggota Dewan Energi Nasional, Prof. Dr. Ir. Widjajono Partowidagdo, M.Sc., MSOR, yang membahas cadangan energi di Indonesia dan tantangannya di masa depan. Menanggapi isu krisis energi dan pemanasan global, Widjajono menyarankan pemanfaatan buah Kemiri Sunan sebagai salah satu solusinya. Kemiri Sunan merupakan tumbuhan yang sangat baik dikembangkan di lahan bekas tambang. "Saya percaya pemanfaatan Kemiri Sunan dapat mendukung penyediaan energi yang baik," tegasnya.
Marco Kusuma Wijaya, Mantan Ketua Dewan Kesenian Jakarta, hadir pula dengan ulasan Green Building dan Green City. Marco menekankan pentingnya kehidupan lestari pada gaya hidup harian. Gaya hidup lestari dapat dicapai dengan tidak mengurangi tetapi mensubstitusi penggunaan energi yang tidak pada tempatnya. Energy Efficiency and Conservation House (EECHI), sebuah komunitas peduli lingkungan yang berpusat di Denmark, membahas pula gaya hidup diet energi dalam aktivitas sehari-hari.
Gelar Pula Expo Lingkungan Hidup
Selain seminar, Envirovolution juga menggelar sebuah Expo Lingkungan Hidup. Pada exponya, dibuka berbagai stand dari berbagai komunitas peduli lingkungan seperti Komunitas Engkang-Engkang, Bandung Earth Hour, Bagi Benih dan Bibit, dan berbagai stand komunitas lainnya. Expo yang diisi komunitas peduli lingkungan ini secara aktif mengajak para pengunjung untuk ikut melakukan gerakan nyata dalam bertindak bijak untuk penghematan energi dengan memberikan penjelasan-penjelasan sesuai tema standnya.
Selain itu, terdapat pula artikel-artikel yang mengulas fakta-fakta seputar lingkungan, perubahan iklim dan penyediaan energi, dan pemanasan global. Artikel-ini dikemas secara menarik dalam bentuk majalah-majalah dinding, sehingga pengunjung semakin tertarik untuk melihat-lihat. Pengunjung dapat pula melihat peragaan proses pembuatan kertas daur ulang, bahkan mencoba membuatnya sendiri.