Seminar Endinamosis dan Pameran Karya Mahasiswa ITB untuk Kemajuan Perdesaan Indonesia
Oleh Ahmad Fadil
Editor Ahmad Fadil
Bandung, itb.ac.id - Tiga tahun menjelang 100 Tahun Perguruan Tinggi Teknik di Indonesia, ITB sebagai perguruan tinggi teknik tertua di Indonesia tentunya telah banyak memberikan hasil karya dan produk inovasinya yang unggul untuk masyarakat maupun industri. Tak terhitung jumlah karya mahasiswa maupun dosen yang sudah dikenalkan melalui berbagai seminar dan pameran secara terbuka dengan tema yang berbeda-beda.
Jumat (3/11/2017), Institut Teknologi Bandung kembali menggelar seminar bertaraf internasional dan pameran karya mahasiswa. Kali ini kegiatan seminar dan pameran karya dilakukan melalui kolaborasi antara Lembaga Kemahasiswaan (LK) dan Pusat Pemberdayaan Pedesaan (P2D) ITB. Berlokasi yang sama dengan tempat berlangsungnya Seminar Endinamosis yaitu Gedung CRCS Lantai 3 ITB, sejumlah stand karya kelompok-kelompok mahasiswa terlihat mulai ramai didatangi pengunjung.
"Seminar dan pameran karya mahasiswa ini merupakan kolaborasi P2D dengan LK, dimana P2D sebagai wadah yang dapat menghimpun, mengelola dan menyediakan akses bagi mahasiswa untuk dapat berkarya bersama masyarakat perdesaan", demikian ujar Shabrina, Sekretaris P2D ITB.
Di antara 16 buah stand karya mahasiswa, terdapat kelompok mahasiswa yang memperkenalkan diri sebagai kelompok mahasiswa bernama Gebrak Skole, Pelita Muda, Ekspedisi Nusantara Jaya, dan Kolaborasa.
Gebrak Skole merupakan kelompok mahasiswa yang melakukan kegiatan di daerah pengalengan kota Bandung yang sampai dengan saat ini sudah berjalan kontinu empat tahun. Gebrak Skole menumbuhkan semangat belajar kepada anak-anak putus sekolah dengan memberikan ekstrakurikuler di tempat itu. Sedangkan Pelita Muda merupakan kelompok mahasiswa yang paling gigih dalam usahanya mewadahi kegiatan pengabdian masyarakat ke lokasi-lokasi yang paling jauh. Pelita Muda membawa misi pendidikan dan kemanusiaan sebagai bentuk kontribusi nyata mahasiswa ITB untuk bangsa Indonesia.
Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) tak ketinggalan. Kelompok ENJ yang terdiri dari beberapa mahasiswa ITB lintas himpunan itu, banyak berbagi gambar, kisah, bahkan video perjalanan selama dua minggu berlayar hingga bertemu penduduk perdesaan telah mendapatkan banyak pujian termasuk dari Kementerian Kemaritiman.
Beda lagi dengan Kolabarasa, kelompok ini juga luar biasa, karyanya yang aktif menghimpun, mendukung dan memberikan fasilitas bagi mahasiswa ITB untuk dapat bermasyarakat dengan warga di sekitar kampus patut diapresiasi. "Masa sih kami yang sehari-hari tinggal di lingkungan yang sama tidak peduli dengan masyarakat sekitar. Kami mewadahi mahasiswa dari himpunan manapun yang ingin ikut membangun daerah-daerah di sekitar kampus ITB", demikian ujar Shofura Tsabita mahasiswa SAPPK 2015.
Sekjen Kemendes PDTT RI Hadir Sebagai Keynote Speaker di Seminar Endinamosis 2017
Rektor ITB, Prof. Kadarsah Suryadi dalam sambutannya di acara pembukaan Seminar Endinamosis 2017, mengatakan bahwa saat ini sekitar 47% dari 255,5 juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di daerah perdesaan. Untuk meningkatkan kesejahteraan nasional, pembangunan dan pengembangan daerah perdesaan diperlukan perhatian yang lebih besar dikarenakan banyak perdesaan masih belum berkembang dibandingkan daerah perkotaan.
Sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia, ITB juga memiliki tanggung jawab untuk memajukan perdesaan melalui ide, rencana, teknologi, serta produk-produk karya lainnya. Tahun 2016, ITB bersama-sama dengan 10 Universitas lainnya di Indonesia, dan beserta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mulai bekerja dibawah Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (PERTIDES) dalam tugasnya mengkoordinir kontribusi perguruan tinggi terhadap pengembangan daerah perdesaan.
Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT Republik Indonesia, Anwar Sanusi, Ph.D, hadir sebagai Keynote Speaker Seminar Endinamosis 2017. Dalam paparannya, Anwar Sanusi mengatakan bahwa peraturan mengenai desa yang dimiliki Indonesia saat ini berbeda dengan peraturan yang ada sebelumnya. Peraturan terbaru tidak lagi sekedar mengangap desa sebagai obyek pembangunan tapi sebagai subjek. Ini dapat dilihat dari perubahan peraturan mengenai dana desa, dengan adanya peraturan baru tersebut dapat mempercepat turunnya dana desa karena sudah bisa langsung diberikan oleh Pemerintah kepada desa bersangkutan. Peraturan baru ini menunjukkan komitmen pemerintah yang secara sungguh-sungguh ingin membawa desa kepada kemandirian dan pembangunan yang lebih baik.
Seminar Endinamosis 2017 ini dibuka secara resmi oleh Rektor ITB. Peresmian ditandai dengan pemotongan pita oleh Rektor ITB bersama Kemendes PDTT RI. Moderator seminar dibawakan oleh Endra Susila, Ketua Pusat Pemberdayaan Perdesaan ITB. Sandro Mihradi selaku Ketua Lembaga Kemahasiswaan ITB mengaku upaya memajukan perdesaan melalui pusat pemberdayaan perdesaan yang melibatkan mahasiswa, merupakan salah satu bentuk pendidikan untuk mengasah keterampilan mahasiswa diluar akademik (softskill) dalam membangun karakter mahasiswa yang positif.