Seminar Nasional ITB dan Kementerian PU: Penerapan AI untuk Efisiensi dan Optimasi Proyek Infrastruktur

Oleh Ahmad Fauzi - Mahasiswa Rekayasa Kehutanan, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id — Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Republik Indonesia menyelenggarakan seminar nasional bertajuk “Optimasi Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) dalam Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum” di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha. Seminar nasional ini dihadiri sejumlah pejabat seperti Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo, Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid, serta Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin.

Dalam sesi diskusi bertajuk “Implementasi AI untuk Efisiensi dan Optimasi Proyek Infrastruktur”, Sabtu (21/12/2024), terdapat tiga pembicara, yakni Rangga Taruna Atmajaya dari Autodesk Indonesia, Prasanti Widyasih Sarli, S.T., M.T., Ph.D. dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB, serta Rizki Agung Saputra sebagai Executive Vice President General Civil Division PT Hutama Karya, dengan pembahas dari Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB Prof. Dr, Bambang Rianto serta Direktur Bina Teknik Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum Dian Irawati.

Rangga Taruna Atmajaya menjelaskan terkait Otomasi AI dalam Pelaksanaan Proyek Infrastruktur. Autodesk telah mengembangkan teknologi AI sejak lama. “Pada tahun 2009, sebenarnya kami sudah mem-publish paper pertama dengan tema generative design, lalu pada tahun 2017, Autodesk mulai mem-publish paper Generative AI untuk pertama kalinya, pada tahun 2018 kami membangun lab AI sendiri, dan pada tahun 2019 Autodesk telah mem-publish kurang lebih 75 publikasi ilmiah terkait AI,” ujarnya.

Beliau menjelaskan Forma, salah satu produk dari Autodesk yang memanfaatkan teknologi AI, dapat menyimulasikan pola bangunan dengan input yang sudah ada sehingga dapat dicari konfigurasi yang pas, seperti buildings, sun, daylight, view, serta wind. “Misal kita punya suatu kawasan atau boundary, kita bisa tentukan konsep awalnya seperti apa, input-input-nya seperti apa, tingginya berapa, area green-nya rasionya berapa,” tuturnya. Selain itu, beliau menceritakan case study terkait teknologi terbaru dari Autodesk, seperti di Singapura, Bangkok, dan lain-lain.

Sementara itu, Prasanti Widyasih Sarli, S.T., M.T., Ph.D. membahas tentang Potensi AI dalam Asesmen dan Manajemen Infrastruktur serta Optimasi Desain Struktur. Beliau menjelaskan penggunaan AI dalam pemodelan infrastruktur. Hal ini dilatarbelakangi oleh potensi korban akibat bencana gempa bumi pada negara berkembang lima kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju. Struktur bangunan yang kebanyakan tidak mengikuti standar menjadi salah satu penyebabnya. Maka dari itu, AI dimanfaatkan untuk mengurangi biaya asesmen bangunan, menghasilkan data yang lebih cepat, dan dapat digunakan untuk mengukur kerentanan populasi. Teknologi ini menggunakan Google Street View.

“Mimpi kami sebenarnya sangat sederhana, ibaratnya kita punya suatu peta di Indonesia di mana pun itu, kita ambil misalnya kita mau nge-tag di suatu kecamatan, atau suatu kota, dan dari situ kita bisa mengambil titik-titik rumah yang ingin kita ketahui. Dari hal itu kita bisa mengambil misalnya suatu skenario gempa entah itu gempa yang kecil, menengah, atau besar, lalu kita bisa memilih skenario suatu bangunan apakah kualitas bangunan apa adanya atau dengan dilakukan retrofitting, lalu diperoleh dengan cepat damage mapping dari kondisi tersebut,” ujarnya.

Beliau mengatakan bahwa dari titik-titik di Google Street View dapat diketahui tipologi bangunan yang ada. Namun, asumsi kerentanan bangunan sangat berpengaruh. Oleh karena itu, AI selain digunakan untuk memprediksi tipologi bangunan, juga digunakan untuk mengestimasi kerentanan bangunan dengan lebih tepat.

Beliau pun menjelaskan penggunaan manajemen struktur aset. Teknologi AI dapat digunakan untuk mengetahui tipe kerusakan dari sebuah struktur, misalnya jembatan. Hal ini dapat mengurangi biaya dan meningkatkan akurasi dari inspeksi yang ada. Beliau pun memaparkan potensi AI dalam optimasi desain. Teknologi AI digunakan untuk mengetahui initial cost dari suatu struktur. Dari AI, didapat optimum damper serta dibandingkan antara struktur konvensional dengan struktur yang dioptimasi menggunakan AI sehingga dapat menghemat biaya. “Jadi imajinasi kami nanti engineer menggunakan software, lalu didapat output optimized damping configuration-nya lalu diperoleh berapa (biaya) yang bisa di-save,” ujarnya.

Adapun Rizki Agung dari Hutama Karya menjelaskan tentang Studi Kasus AI dalam Perencanaan Jalan dan Jembatan. Terdapat teknologi AI dan digital construction yang saat ini diimplementasikan di Hutama Karya. Digital construction ini terbagi dalam tiga fase yakni planning, construction, dan operation & maintenance. Teknologi AI yang digunakan terdiri atas: Akuisisi data menggunakan LiDAR UAV untuk mengetahui terrain kontur dari permukaan bumi; Quantum Trimble untuk memvisualisasikan perencanaan dengan memasukkan variabel tertentu; Generative AI Chatbot untuk lesson learned apa yang telah dilakukan, Load Scanner untuk angkutan dan pengadaan tanah yang presisi; Mobile Laser Scanner untuk deteksi dini road damage terutama di jalan tol; serta Development Asset Management untuk visualisasi data dan predictive analysis ke depannya.

“AI yang digabungkan dengan digital construction ini sangat bermanfaat, serta data yang bersifat reliable dan accountable dari AI bisa kami manfaatkan untuk memitigasi risiko bisnis kami, ini juga sangat terbantu oleh AI dan digital construction,” ujarnya.

Reporter: Ahmad Fauzi (Rekayasa Kehutanan, 2021)

#seminar #kementerian pu #ai #infrastruktur