Menguak Tantangan Agenda Perkotaan Baru, Panitia Seabad ITB Gelar Konferensi Internasional Pembangunan Infrastruktur
Oleh Ahmad Fadil
Editor Ahmad Fadil
BANDUNG, itb.ac.id - Menyambut peringatan 100 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia di Tahun 2020, sejumlah acara akan diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB). Mengawali rangkaian acara peringatan satu abad ITB, sebuah konferensi internasional bertemakan pembangunan infrastruktur digelar dalam perhelatan The 1st ITB Centennial & 4th PLANOCOSMO International Conference on Infrastructure Development pada tanggal 2-4 April 2018 dengan tajuk “Transforming Beyond Borders, Starting the New Urban Agenda”.
Acara yang diselenggarakan atas kerjasama Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) SAPPK ITB, dengan Pusat Penelitan dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Kota dan Panitia Seabad ITB ini, melibatkan ratusan partisipan dari dalam dan luar negeri. Tak kurang dari 200 peserta dan tamu undangan mengikuti rangkaian kegiatan acara yang disingkat menjadi PC4 ini di hari pertama penyelenggaraannya.
Bertempat di Gedung Aula Barat ITB, Jalan Ganesha, Bandung, acara PC4 dibuka dengan sambutan dari Rektor ITB, Prof. Kadarsah Suryadi. Pidato yang disampaikan dalam bahasa Inggris tersebut, Kadarsah menyampaikan sejarah panjang ITB dalam perkembangan pendidikan teknik di Indonesia.
Sebelumnya, Dekan Fakultas SAPPK Prof. Dr. Ir. Widjaja Martokusumo menyampaikan pidatonya selaku tuan rumah penyelenggara PC4. Kemudian acara pun dibuka oleh Rektor ITB dan Dekan SAPPK beserta sejumlah tamu VVIP diantaranya yaitu, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Resiko (JPPR) Kementerian Keuangan, Luky Alfirman, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Sri Hartoyo, Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), Airin Rachmi, dan Pimpinan Asian Development Bank, Bambang Susantono.
Pembangunan dan Pembiayaan Infrastruktur di Indonesia
Konferensi diawali dengan pemaparan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani yang berkesempatan menyampaikan keynote speech-nya melalui rekaman video dengan tema “Peran Pemerintah dalam Menciptakan Kebijakan Fiskal untuk Keadilan Distribusi Manfaat Perkotaan”.
Sri Mulyani menyinggung fenomena urbanisasi yang terjadi di hampir seluruh negara di dunia. Pertumbuhan penduduk di perkotaan saat ini dinilai menjadi tantangan tersendiri bagi pembangunan termasuk di dalamnya pembangunan infrastruktur beserta pembiayaannya. Menurut Sri, metode pembiayaan pembangunan public-private-partnership perlu lebih dikembangkan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, dimana pemerintah bekerjasama dengan swasta dalam segi pembiayaan pembangunan.
Lebih lanjut, Sri menyebutkan bahwa dalam membangun infrastruktur, pemerintah tidak dapat bekerja sendiri melainkan membutuhkan partisipasi dari seluruh elemen agar pembangunan dapat tercipta dan berkontribusi mewujudkan cita-cita Agenda Perkotaan Baru.
Pemaparan kedua disampaikan oleh Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sri Hartoyo yang mewakili Menteri PUPR melalui pidato berjudul “Integration of Strategic Regional and Infrastructure Development Strategies with New Urban Agenda”. Secara umum, Sri Hartoyo membahas 3 (tiga) aspek pembangunan infrastruktur yaitu air, jalan dan perumahan (housing), di antaranya program 1000 km jalan tol, 1 juta irigasi dan pemberantasan permukiman kumuh.
Selain strategi pembangunan ketiga infrastruktur tersebut, Hartoyo juga menyampaikan rencana pemerintah untuk menumbuhkan alternatif pusat pertumbuhan baru melalui konektivitas daratan dan lautan Indonesia khususnya di daerah luar Jawa.
Selanjutnya, Wakil Presiden Asian Development Bank, Bambang Susantono menyampaikan pemaparannya terkait pembiayaan pembangunan infrastruktur di Asia. Laju urbanisasi yang tinggi mendorong terjadinya kesenjangan infrastruktur antar wilayah di berbagai negara di Asia. Menurut Bambang, untuk mengatasi kesenjangan tersebut, diperlukan mobilisasi penuh sumber dana yang membiayai pembangunan infrastruktur. “Dalam hal ini, pembiayaan dari sektor swasta menjadi semakin penting sebagai sumber pendanaan pembangunan infrastruktur.”
Dari Gedung Aula Barat, hadirin dan peserta PC4 kemudian berjalan kaki menuju Gedung Aula Timur ITB untuk menikmati pameran yang diikuti oleh Kementerian PUPR, lembaga profesi perencanaan serta sejumlah perusahaan sponsor. Total terdapat 15 stand yang dapat dikunjungi oleh para peserta PC4 dalam Exhibition Tour ini.
Pameran yang juga terbuka untuk umum ini, dibuka mulai pukul 10.00 hingga pukul 17.00 sampai dengan hari rabu, tanggal 4 April 2018. Instalasi replika Museum Fatahilah di stand milik Kementerian PUPR menjadi salah satu daya tarik terbesar dalam pameran ini. “Seru sekali pokoknya. Kita dapat banyak ilmunya, dapat kenalan juga di PUPR. Jadi bisa punya link gitu”, ujar salah satu pengunjung.
Usai jeda makan siang, konferensi dilanjutkan dengan dua sesi Plenary Session yang dipandu oleh dua dosen dari SAPPK ITB, yaitu Prof. Pradono dan Ibnu Syabri. Topik yang diangkat pada sesi pertama yaitu “Conventional Infrastructure Financing “ dengan pembicara Luky Alfirman, Direktur Pengembangan Proyek dan Advisory PT. SMI Darwin Trisna Djajawinata, Presiden Direktur Indonesia Infrastructure Finance Arisudono Soerono dan Prof. Rudy Hermawan dari Institut Teknologi Bandung.
Sesi kedua Plenary Session menghadirkan Deputi Bisnis Konstruksi dan Infrastruktur dan Fasilitas Transportasi Kementerian BUMN Ahmad Bambang, Direktur Eksekutif Bisnis PT Penjamin Infrastruktur Indonesia Muhammad Wahid Sutopo, Wakil Sekretaris Jenderal Himpunan Kawasan Industri Gunawan Rahardjo dan Wakil Presiden Eksekutif dan Kepala Kelompok Advisory Indonesia Infrastructure Finance Irman Boyle sebagai pembicara dengan membahas topik akses terhadap dukungan finansial untuk proyek infrastruktur.
PlanoCosmo Keempat
Planocosmo pertama kali digelar oleh Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota SAPPK ITB pada tahun 2012. Tahun ini, penyelenggaraan Planocosmo lebih meriah karena menjadi bagian dari Peringatan Seabad ITB. Selain Plenary Session dan Exhibition, konferensi internasional ini juga terdiri dari, Parallel Session, Peluncuran Buku, Workshop, Gala Dinner dan City Tour yang dapat diikuti oleh para peserta. Penyelenggaraan PC4 2018 ini disponsori oleh sejumlah perusahaan seperti Sinarmas, PT. Pertamina, Wika Beton, serta didukung oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
Penulis: Nabila Nurul Maghfirah (Planologi 2015)