Seminar Nasional Petrogressio: Membuka Paradigma Baru untuk Industri Migas
Oleh alitdewanto
Editor alitdewanto
Hadir sebagai pembicara pembuka ialah Purnomo Yusgiantoro, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indoneia. Purnomo memaparkan kondisi kontrak migas Indonesia dari tahun ke tahun yang cenderung semakin meningkat. Hadir pula sebagai pembicara seminar ialah R. Priyono (Kepala BP Migas), Suwito Anggoro (Presiden Direktur PT Chevron Pasific Indonesia), Rudi Rubiandini (Sekjen Masyarakat Migas Indonesia), Widjajono Partowidagdo (Dosen Teknik Perminyakan ITB), dan Tjatur Sapto Eddy (Anggota Komisi VIII DPR).
Dalam sesi presentasi, Suwito membahas mengenai kesinambungan produksi migas dan eksplorasi daerah baru di Indonesia. Konsep yang berkembang di Indonesia saat ini ialah konsep kontrak bagi hasil antara pemerintah dan kontaraktor. Peran pemerintah antara lain: pemegang hak pengelolan dan wilayah kerja, pemilikan aset, dan proses audit. Sedangkan kontraktor berperan sebagai penyedia modal dan SDM, perencana serta pelaksana bisnis. Namun penekanan lebih kepada koordinasi antar lembaga pemerintah yang terkait dengan migas terutama solusi permasalahan dan proses persetujuan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bisnis.
Selanjutnya Widjajono memaparkan presentasi mengenai kontrak kerja sama, peran institusi dan iklim investasi migas di Indonesia. Sedangkan Rudi memberikan usulan baru mengenai kontrak baru migas. Yang paling utama ialah menumbuhkan usaha efisiensi dari kontraktor serta mengurangi fungsi kontrol terhadap pemerintah agar kinerjanya tidak terlalu birokratis. Selain itu, penting juga untuk lebih transparan dan terbuka kepada daerah penambangan sehingga lebih mudah untuk memperkirakan pendapatan negara dan daerah.
Acara diakhiri dengan kesimpulan oleh Tatang yaitu PSC saat ini sudah cukup baik kecuali pelaksanaanya, dengan catatan kontrol harus seefektif mungkin dari pemerintah.