Seminar Teknik Geologi ITB Bahas Serba-serbi Dunia Tambang di Indonesia

Oleh Hafsah Restu Nurul Annafi - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019

Editor M. Naufal Hafizh

 

   

BANDUNG, itb.ac.id - Seminar Jumat (Semat) edisi Kopi Sore Alumni (Spesial GEA 1973) yang diselenggarakan Program Magister dan Doktor Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung (ITB), HMTG GEA ITB, dan IAGI, Jumat (31/5/2024), menghadirkan Dr. Raden Sukhyar, Dirjen Minerba 2013-2015, sebagai pembicara.

Seminar yang mengangkat tema "Serba-serbi Dunia Tambang Indonesia" ini membahas secara komprehensif berbagai isu krusial di sektor pertambangan nasional, mulai dari peran mineral dalam peradaban hingga tantangan hilirisasi dan transisi energi.

Dr. Sukhyar menekankan pentingnya mineral bagi peradaban manusia. Beliau menelusuri jejak penggunaan mineral sejak zaman dahulu, mulai dari penggunaan tembaga pada era perunggu hingga revolusi industri yang bergantung pada baja. Mineral dalam konteks globalisasi memiliki peran vital. Negara maju membutuhkan pasokan mineral dari negara berkembang untuk menopang industri mereka.

Dalam konteks Indonesia, Dr. Sukhyar menyampaikan bahwa negara ini memiliki kekayaan mineral yang melimpah, tetapi masih terjebak dalam pola ekstraksi dan ekspor bahan mentah. Hal ini tergambar dari data ekspor nikel, tembaga, dan timah yang sangat tinggi dibandingkan dengan pemanfaatannya dalam negeri. Perlu transformasi menuju industri hilir untuk meningkatkan nilai tambah mineral dan menciptakan lapangan kerja baru.

Salah satu tantangan utama hilirisasi adalah keterbatasan infrastruktur dan teknologi. "Kita harus mengembangkan teknologi sendiri untuk mengolah mineral menjadi produk yang bernilai tambah," katanya.

Kegiatan ini juga membahas isu-isu krusial terkait transisi energi, salah satunya kebijakan larangan ekspor bahan mentah mineral. Kebijakan ini, katanya, bertujuan untuk mendorong hilirisasi dan menciptakan industri berbasis mineral di dalam negeri. Namun, kebijakan ini menimbulkan kontroversi, terutama terkait dengan potensi pelanggaran aturan perdagangan internasional.

   

Beliau menyoroti pentingnya tata kelola pertambangan yang baik untuk memastikan keberlanjutan industri. "Governance merupakan kunci. Kita harus memastikan bahwa kegiatan pertambangan dilakukan secara bertanggung jawab, sesuai dengan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan," tuturnya.

Dr. Sukhyar memberikan beberapa rekomendasi untuk pengembangan sektor pertambangan Indonesia, seperti meningkatkan kapabilitas teknologi, mengembangkan industri hilir, dan menciptakan tata kelola yang transparan dan bertanggung jawab. "Kita harus berani berubah dan menjadikan kekayaan mineral kita sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.

Reporter: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)


scan for download