Bekali Wawasan di Luar Akademik, Laksamana Sukardi dan Karlina Supelli Berbagi Pengalaman kepada Mahasiswa Baru ITB

Oleh Adi Permana

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id – Mahasiswa baru Institut Teknologi Bandung angkatan 2023 disuguhi talkshow sebagai rangkaian Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) ITB 2023. Kegiatan yang diadakan di Gedung Olahraga (GOR) ITB Jatinangor ini menghadirkan dua pembicara yaitu Laksamana Sukardi dan Karlina Supelli.

Peserta talkshow terbagi menjadi dua gedung yaitu GOR futsal dan GOR tenis meja yang dihubungkan secara hybrid. Sejalan dengan visi Kaderisasi Anggota Terpusat (KAT) ITB 2023 sebagai “Vivarium Pencetak Katalisator Penuh Warna dalam Mewujudkan Masyarakat Madani”, agenda ini membahas mengenai mahasiswa dan berbagai hal yang harus mereka siapkan sejak di perguruan tinggi terkait kontribusi kepada bangsa kelak.

Laksamana Sukardi menjelaskan tentang pengalamannya setelah lulus kuliah di Teknik Sipil ITB tahun 1975. Ia awalnya bekerja sesuai jurusan dengan mendesain berbagai struktur bangunan. Namun, terjadi krisis moneter yang menyebabkan penjadwalan ulang seluruh proyek, termasuk rencana keuangannya. Dari sana, Laksamana mulai mempelajari tentang ekonomi lebih lanjut.

Selain ekonomi, ilmu politik juga merupakan sesuatu yang ia sadari kepentingannya. Mantan menteri Badan Usaha Milik Negara ini juga turut berpartisipasi dalam gerakan reformasi pada masa mudanya. Beliau berpesan bahwa generasi muda harus memiliki semangat untuk belajar dan berkembang.

Dalam diskusinya, Laksamana menjelaskan tentang beberapa penyakit negara tidak maju, di antaranya perang saudara dan permasalahan ideologi negara. Dijabarkan pula tentang alasan rendahnya produktivitas yaitu salah asuhan (mengeksploitasi keuntungan ekonomis dari jabatan), salah tafsir (mislead dari berbagai istilah), dan salah tata kelola (diizinkannya pembuatan aturan untuk pihak sendiri, sehingga terjadi bias). Menurutnya, negara maju membutuhkan brainware atau sumber daya manusia yang berdaya.

"Saya harap dari kalian akan tercipta pemimpin baru yang mampu meningkatkan produktivitas Indonesia sehingga dapat memasuki 100 negara dengan pendapatan tinggi," ujarnya.

Pembicara selanjutnya adalah Karlina Supelli. Ia berbagi tentang pembelajaran mahasiswa yang berkaitan dengan profesionalitas sebagai pelajar, yang bermakna belajar untuk skala yang lebih besar. Seiring kedewasaan, satu hal yang semakin terasa perubahannya adalah beban tanggung jawab. Akan tetapi, menurut filsuf sekaligus astronom perempuan pertama di Indonesia ini tanggung jawab seharusnya merupakan sesuatu yang dipelajari bertahap dan dirasakan secara langsung, bukan suatu dogma yang wajib dimiliki sedari awal. "Tugas Anda yang paling utama adalah bergembira dan belajar," ucapnya.

Pembelajaran di era yang terus berubah sekarang ini membutuhkan berbagai penyesuaian dan inovasi yang belum terpikirkan sebelumnya. Beberapa tantangan yang harus dihadapi generasi sekarang meliputi pesatnya teknologi digital, memburuknya keadaan alam, serta ketimpangan ekonomi yang semakin tinggi. Untuk itu, dibutuhkan berbagai pendekatan selain sains dan teknologi, misalnya melalui sosial dan budaya.

Mahasiswa bukan hanya harus berakal, tetapi juga berbudi. Masalah kadang dapat diselesaikan dengan ilmu murni, namun lebih sering membutuhkan interdisiplin ilmu. Maka dari itu, ia juga berpesan bahwa mahasiswa perlu bisa bekerja sama baik dengan sesama mahasiswa maupun masyarakat luas.

Reporter: Ayesha Lativa Mafaza (Teknologi Pascapanen, 2021)


scan for download