Sepanjang 2012-2021, ITB Selenggarakan 1.500 Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id-Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Bandung, Dr. Yuli Setyo Indartono berkesempatan mempresentasikan upaya-upaya yang telah dilakukan ITB dalam pengembangan teknologi dan pengabdian masyarakat di wilayah 3T di acara South East Asian Technical University Consortium (SEATUC), Rabu (23/2/2022).
SEATUC 2022 Presidential Meeting adalah kegiatan yang diorganisir oleh Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Komunitas ini terdiri atas beberapa universitas dari Asia Tenggara dan Jepang, di antaranya HUST & HCMUT (Vietman), KMUTT (Thailand), UTM (Malaysia), SIT (Jepang), dan ITB & UGM (Indonesia). Pertemuan ini mengangkat tema yaitu “Empowering Communities through Innovative Engineering, Science and Technology” yang bertujuan untuk memberikan informasi terkini terkait jurnal konsorsium, simposium, dan kegiatan lainnya untuk mendiskusikan karya kolaboratif di masa depan untuk SEATUC. Dari ITB diwakilkan oleh Dr. Yuli Setyo Indartono.
Program Pengembangan ITB di Wilayah 3T
Dr. Yuli memaparkan bahwa ITB sedang mengusahakan untuk menerapkan ilmu dan teknologi ke wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) di Indonesia. Hingga saat ini Indonesia memiliki 75,436 desa dan sebesar 19,17 persen merupakan desa 3T. Pengabdian masyarakat yang ingin dihasilkan oleh ITB yaitu meliputi teknologi tepat guna, desain, model bisnis, kebijakan, infrastruktur, karya seni, humaniora, dan mitigasi bencana. Prioritas dari hal tersebut adalah pemberdayaan desa, pemulihan ekonomi, mitigasi dan adaptasi bencana, dan industri kreatif dan pariwisata.
Area pengabdian masyarakat dibagi menjadi lima area di antaranya yaitu Bandung (area 1), Jawa Barat (Area 2), Pulau Jawa (Area 3), di luar Pulau Jawa (Area 4), Wilayah 3T (Area 5). Sejak tahun 2012 hingga 2021 tercatat sebanyak 1.500 kegiatan pengabdian masyarakat telah dilakukan. Inovasi berbasis riset terintegrasi menjadi 3 lembaga utama yaitu LPPM ITB yang berfokus pada manajemen riset dasar, LPIK ITB yang berfokus pada manajemen riset inovasi serta prototip skala industri dan keluaran paten, serta INOVASI ITB & ITB INNOVATION PARK yang berfokus pada komersialisasi inovasi ITB serta perizinan produk ITB.
Ruang lingkup dari bidang penelitian dan pengabdian masyarakat ITB mencakup bidang energi, mitigasi bencana, sumber air, ICT, Bio-tech, food sovereignty, infrastruktur desa, dan industri kreatif. Hingga saat ini ITB berhasil menciptakan teknologi kesehatan yaitu di antaranya Ventilasi Portabel (Vent-I), Respirator permuni udara (VitaFlo), dan Ventilator multifungsi (Ventinesia).
“Selain itu, ITB juga membangun teknologi pembelajaran jarak jauh di wilayah 3T mengingat kondisi pandemi yang mengharuskan seluruh kegiatan dilaksanakan secara daring,” ujar Dr. Yuli.
Salah satu bentuk dukungan ITB di bidang ekonomi yaitu membangun teknologi IoT untuk meningkatkan ekonomi dari pembudidayaan ikan lele yang berguna sebagai sensor untuk suhu, kelembapan, pH, kadar oksigen dan lainnya.
Reporter: Tarisa Putri (Teknik Kimia, 2019)