Setumpuk “PR” untuk Teknik Lingkungan

Oleh asni jatiningasih

Editor asni jatiningasih

Bandung, itb.ac.id - Lingkungan saat ini tidak hanya dibicarakan oleh segelintir orang, tetapi sudah menjadi bahasa yang umum. Merupakan sebuah tantangan bagi Teknik Lingkungan ITB untuk berkembang mengikuti kebutuhan dan perkembangan global, demikian disampaikan Rektor ITB, Prof.Dr.Ir. Djoko Santoso. MSc, dalam pidatonya membuka secara resmi acara seminar “Peran Pendidikan Teknik Lingkungan Terhadap Pembangunan Bangsa" Sabtu (15/12). Seminar dalam rangka peringatan lustrum IX Teknik Lingkungan ITB menghadirkan Ir. Basah Hernowo, Bappenas; Dr. Ir. S. Witoro Soelarmo, MSi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral; Ir. Arief Wiradisuria, MM, Real Estate Indonesia; Dr. Ir. Edison Effendi, MSc, praktisi industri; Prof. Dr. Ir. Enri Damanhuri, Teknik Lingkungan ITB; dan Dr. Ir. Joni Hermana, MScES, Teknik Lingkungan ITS sebagai pembicara. Teknik Lingkungan (TL), dikatakan oleh Joni Hermana, berbasis kepada masyarakat, industri, dan pembangunan. Sejalan dengan itu, Enri Damanhuri memaparkan beberapa masalah terkait lingkungan yang membutuhkan kepakaran TL seperti lingkungan permukiman perkotaan dan pedesaan yang mencakup masalah air minum dan sanitasi, masalah pencemaran udara di perkotaan, perkembangan limbah industri, kegiatan pertambangan, dan upaya reduksi gas rumah kaca dalam kaitannya dengan pemanasan global. Dari kacamata industri, beberapa peran yang dapat dilakukan lulusan teknik lingkungan misalnya pada saat kegiatan pra pembangunan dengan menyusun analisis dampak lingkungan hidup (Amdal); pada saat kegiatan pembangunan dengan melakukan desain dan supervisi pengolahan air proses, air limbah, serta limbah padat dan gas; pada saat kegiatan operasi dengan mengoperasikan unit-unit pengelolaan limbah serta penyusunan ISO 14000. Namun berdasarkan hasil pengamatan, menurut Edison Effendi, alumni TL kurang mendapat peran dalam industri. Hal ini disebabkan kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh alumni jurusan teknik di luar teknik lingkungan. Bahkan, penyusunan dokumen ISO 14000 yang seharusnya dilakukan lulusan TL pada umumnya dilakukan oleh lulusan di luar TL. Faktor lainnya, lulusan TL kurang mampu memberikan warna dalam kegiatan industri, hanya berorientasi pada remediasi. Padahal, menurutnya, remediasi tidak memberikan keuntungan langsung pada perusahaan.Edison mengatakan peran lulusan TL dalam industri dapat ditingkatkan jika lulusan TL mengerti akan kebutuhan industri; industri mengharapkan lulusan TL mampu mengidentifikasi masalah dan sumber limbah kemudian mengolahnya menjadi produk dengan nilai tambah juga meminimalisasi masalah dan sumber limbah. Saran Edison kepada pendidikan TL supaya lulusan TL dibekali ilmu satuan proses dan operasi yang berorientasi kepada industri dan kurikulum yang berbasis entrepreneurship. Dalam sektor perumahan dan permukiman, peranan TL diperlukan untuk peningkatan kualitas perumahan dan permukiman di Indonesia. Hal teknis seperti prasarana air minum dan penyehatan lingkungan berkaitan juga dengan masalah keuangan, dengan demikian, dikatakan oleh Basah Hernowo, lulusan TL perlu dibekali ilmu manajemen dan keuangan sehingga dapat menerapkan teknologi yang berbasis masyarakat. Sektor lain yang membutuhkan peranan TL, yaitu sektor pertambangan. Witoro Soelarmo mengatakan perkembangan sektor pertambangan sedikit banyak bergesekan dengan lingkungan, oleh karena itu perlu diadakan perencanaan tambang yang cermat dan pengendalian dampak-dampak namun tetap terintegrasi dengan kegiatan operasi produksi. Peran TL dalam sektor ini, yaitu menentukan teknologi terbaik bagi kegiatan pengelolaan lingkungan pertambangan dan mengupayakan pemulihan lahan yang terganggu akibat kegiatan pertambangan secara optimal agar lahan bekas tambang mempunyai potensi untuk penggunaan yang produktif. “Setumpuk PR untuk teknik lingkungan,” ujar Witoro. Sektor lain yang saat ini sedang berkembang, yaitu sektor real estate. Konsep real estate saat ini seperti diungkapkan Arief Wiradisuria menjual konsep lingkungan. Sektor ini memerlukan peranan TL untuk mengelola lingkungan alam di dalam kota. Dalam usianya yang sudah 45 tahun, Teknik Lingkungan ITB terus berkembang menyelaraskan dengan perubahan, hal yang dilakukan diantaranya mengubah kurikulum secara berkala yang disesuaikan dengan kebutuhan.