Short Course on Cleaner Production (3)

Oleh Krisna Murti

Editor Krisna Murti

Hari kedua, 29 April 2005, dimulai dengan memeriksa hasil homework peserta, mengenai studi kasus pada sebuah pabrik tekstil. Hasilnya, prioritas utama minimisasi limbah (waste minimization) adalah penghematan air. Selanjutnya, berturut-turut optimasi bahan baku, penghematan energi panas, dan packaging. Penghematan air akan menurunkan tingkat penggunaan air -baik dalam proses produksi, maupun untuk keperluan rumah tangga pabrik- serta sekaligus menurunkan efluen. Dari perhitungan penghematan air, dicapai tambahan keuntungan sebesar sekitar 10 persen dari keuntungan sekarang. Jika optimasi bahan baku juga dilakukan, tambahan keuntungan meningkat hingga 25 persen. Sesi kedua dimulai dengan kembali mengadakan perhitungan mengenai 'true cost'. True cost adalah biaya yang sebenarnya dihabiskan saat sebuah barang dibuang. "Saat kamu membuang kaleng, biaya yang dihabiskan bukan hanya biaya untuk membayar iuran sampah." True cost sebuah produk bisa mencapai sembilan kali lipat dari biaya yang dihabiskan untuk mengolah produk itu saat menjadi sampah. Konsep mengenai true cost ini semakin memperkuat argumentasi mengenai urgensi dilaksanakannya SCP (Sustainable Consumption and Production). Implementasi lain SCP selain 'waste minimization' -yang telah diberikan pada hari pertama- adalah life cycle assessment dan water pinch. Dua konsep ini diberikan pada hari kedua. Life cycle assessment sebenarnya merupakan evaluasi dampak lingkungan yang menyeluruh dari sebuah proses produksi dan konsumsi sebuah produk. Sedangkan water pinch merupakan analogi dari thermal pinch. konsep dasar water pinch adalah 'water-use minimization' melalui process re-designing. Melalui analisis water pinch terhadap studi kasus sebuah proses produksi, didapatkan penghematan keuntungan dari segi penggunaan air sebesar 14 persen dan penghematan keuntungan dari pengurangan biaya pengolahan efluen sebesar 42 persen. Sayangnya, kedua materi terakhir ini diberikan secara singkat karena terbatas oleh waktu. Banyak pertanyaan yang muncul pada kedua materi terakhir ini tidak dapat dibahas dengan tuntas karena terbatasnya waktu. Walaupun demikian, eksklamasi Chris di awal kursus: "I don't believe in effluent treatment" menjadi nyata. Melalui SCP, biaya pengolahan limbah dapat dipangkas signifikan dan biaya produksi juga dapat ditekan sehingga profit meningkat. Kursus singkat ini ditutup oleh Kepala Departemen Teknik Kimia, Dr. Sanggono Adisasmito. Selanjutnya, dilakukan foto bersama peserta, Chris, Dr. Sanggono Adisasmito, Dr. I G Wenten, selaku Chairman Membrane Science and Technology serta Tjandra Setiadi, Ph.D, koordinator Kursus ini.