Siaga Bencana, ITB Gelar Simulasi Gempa Bumi dan Kebakaran

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Dalam rangka pelaksanaan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2019, ITB mengadakan simulasi gempa bumi dan penanganan kebakaran yang diikuti oleh seluruh mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan pada Jumat (26/4/2019). Simulasi yang dilakukan berupa penanganan kebakaran dan simulasi gempa bumi dari pukul 10.45 hingga 11.35 WIB.


Simulasi ini dilaksanakan serentak di kampus ITB Ganesha, Gedung Rektorat ITB, dan juga di kampus ITB Jatinangor, tepatnya di Gedung Utama, Labtek 1A/1B dan Asrama ITB Kampus Jatinangor. Tak hanya ITB, seluruh perguruan tinggi di Indonesia turut menyelenggarakan HKB sebagai salah satu upaya untuk menghasilkan lulusan yang memiliki wawasan penanggulangan kebencanaan dan menumbuhkan perilaku yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengurangan risiko bencana (PRB). 

“Setiap komunitas di kampus diharapkan mempunyai suatu sikap dan perilaku yang tanggap dan melakukan tindakan yang benar sesuai dengan prosedur yang diajarkan saat terjadi kondisi darurat, seperti gempa bumi, kebakaran, ledakan, gas bocor dan sebagainya,” ungkap Dr. Yogi Wibisono Budhi ST, MT, selaku Kepala UPT Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) ITB.

Simulasi bencana gempa bumi dimulai pada pukul 10.45 dengan dibunyikannya sirine bencana. Sirine tersebut berbunyi selama 1 menit. Dengan dipandu oleh Floor Captain, seluruh aktivitas di dalam ruangan yang sedang berlangsung dihentikan dan semua orang diminta untuk mengambil posisi berjongkok dan berlindung di bawah meja, serta melindungi kepala dengan menggunakan tas/kursi yang letaknya jauh dari jendela atupun lemari.

Setelah getaran berhenti, petugas K3G (Kesehatan, Keselamatan, Keamanan Gedung) yang bertugas sebagai safety officer memerintahkan Floor Captain untuk memandu seluruh orang evakuasi ke luar gedung. Orang yang berada di lantai 1 atau lantai dasar segera diperintahkan untuk keluar menuju assembly point dengan posisi tangan melindungi kepala. Sedangkan untuk orang yang berada di lantai 2,3, 4, dan seterusnya, diarahkan untuk menuju ke luar gedung dengan menggunakan tangga. Selama berjalan melalui anak tangga, orang-orang dianjurkan untuk berpegangan pada pagar guna menjaga keseimbangan tubuh dan menghindari risiko terjatuh. 

Setelah evakuasi orang di setiap gedung selesai, pada pukul 11.00 dilaporkan terdapat kebakaran dan reruntuhan di Labtek IXA. Simulasi pemadaman api pun dilakukan bersamaan dengan evakuasi korban reruntuhan. Simulasi evakuasi yang dilakukan meliputi prosedur evakuasi biasa, evakuasi dengan tandu, dan evakuasi menggunakan ambulance. 



Pukul 11.30 Safety Officer mengumumkan bahwa semua korban telah selesai dievakuasi dan apel penutupan simulasi di tiap assembly point. Pada pukul 13.00 sampai dengan 14.00, seharusnya dilakukan demo pemadaman api, pembuatan tandu darurat, dan juga sandal darurat oleh panitia, namun ini ditiadakan karena alasan teknis dan waktu pelaksanaan.

Tak hanya pengadaan simulasi sebagai sarana pelatihan tanggap darurat bencana, komitmen ITB dalam penanggulangan hazards juga ditunjukkan dengan penyediaan fasilitas yang memadai. “Saat ini TB mempunya 1 mobil pemadam kebakaran, 1 mobil jenazah, dan 4 ambulance. Dalam waktu dekat akan dilakukan penambahan 2 mobil pemadam kebakaran dengan alokasi  1 kampus Jatinangor dan 2 di kampus Ganesha.Selain itu, ITB juga mempunyai fasilitas hydrant yang memadai,” tambah Dr. Yogi.

Reporter: Karimatukhoirin (Teknik Industri 2016)