Sidang Pleno MWA ITB: Rektor ITB 2010-2014 Akhirnya Terpilih
Oleh prita
Editor prita
Dipimpin oleh Ketua MWA, Ir. Yani Panigoro, MM, sidang yang berlangsung pada pukul 19.00 hingga 21.00 WIB ini dihadiri langsung oleh Menteri Pendidikan Nasional, Dr. Ir. Mohammad Nuh, serta anggota MWA yang terdiri dari wakil masyarakat, wakil mahasiswa, wakil Senat Akademik, wakil dari Gubernur Jawa Barat, dan Rektor ITB. Hadir sebagai saksi yaitu Pimpinan Senat Akademik ITB, Pimpinan Majelis Guru Besar ITB, anggota kehormatan MWA, dan Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB.
Dikutip dari Detik, Djoko Suharto, Ketua Panitia Pemilihan Rektor Kita, mengatakan bahwa proses pemilihan pada awalnya direncanakan melalui musyawarah, baru kemudian voting jika tidak menghasilkan keputusan. Dalam hal ini, Mendiknas memiliki 35 persen suara, sementara sisanya dibagi sama rata ke anggota MWA lainnya.
Setelah sidang dibuka dengan sambutan dari Mendiknas, para calon rektor menyampaikan paparan mengenai visi misi serta program kerjanya, dan dilanjutkan dengan tanya jawab. Kemudian, para anggota MWA berunding untuk memilih rektor baru. Melalui berita acara sidang, diketahui bahwa anggota Mwa yang mewakili Rektor ITB tidak memiliki hak suara. Selain itu, terdapat anggota yang tidak hadir dan mewakilkan hak suaranya sebanyak 3 orang. Jumlah suara abstain sebanyak 0,7 persen.
Proses pemilihan ini didasarkan pada ketentuan pasal 30 Peraturan Pemerintah Nomor 155 tahun 2000 tentang Penetapan Institut Teknologi Bandung sebagai Badan Hukum Milik Negara dan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 173/MPN-A4/KP/2006,tanggal 29 September 2009 tentang Pengangkatan Anggota Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung periode 2006 - 2011.
Keterangan lebih jelas mengenai proses pemilihan Rektor ITB dapat diperoleh di website Pemilihan Rektor Kita.
Rektor Muda bagi ITB
Berdasarkan keterangan dalam website Rektor Kita, Rektor ITB dipilih dengan kriteria integritas, komitmen, kepemimpinan yang arif (termasuk keberpihakan), jiwa kewirausahaan (termasuk kreativitas dan inovasi), wawasan, kemampuan managerial, dan pengalaman memimpin lembaga pendidikan dan penelitian.
Akhmaloka yang baru saja menerima gelar profesor pada 19 November 2009, merupakan calon termuda diantara 3 calon Rektor ITB. Ketika diwawancarai oleh Kantor Berita, beliau yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini percaya bahwa hal tersebut justru menjadi keunggulannya. Beliau yakin dapat membawa "angin segar" bagi ITB.
Dalam makalahnya, Akhmaloka menjunjung visi menjadikan ITB sebagai world class university yang berkebangsaan. Artinya adalah ITB memiliki prestasi yang baik di mata dunia, karyanya tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi untuk bangsa. Akhmaloka juga menekankan nilai-nilai keunikan lokal dalam setiap bidang yang akan dikembangkan di ITB. Salah satu program 100 harinya adalah desentralisasi birokrasi dan manajemen ITB. Menurut rencana, rektor terpilih akan dilantik pada 29 Januari 2010.
Profil Akhmaloka dapat dibaca pada berita Menuju Kursi Rektor ITB 2010-2014: Ahkmaloka Siap Jadikan ITB sebagai World Class University yang Berkebangsaan