Sidang Terbuka Peringatan Dies 51 Tahun ITB
Oleh prita
Editor prita
BANDUNG,itb.ac.id - Memperingati ulang tahun ke-51, Institut Teknologi Bandung menggelar sidang terbuka pada Selasa (02/02/10) di Aula Barat kampus ITB. Sidang terbuka yang menjadi tradisi perayaan ulang tahun ITB ini dihadiri ratusan hadirin dari pelbagai kalangan. Tidak hanya pihak-pihak terkait ITB yang menghadiri perayaan ini tapi juga undangan dari pemerintahan Jawa Barat, Panglima Kodam Siliwangi, dan Kapolda Lalang Buana Jawa Barat.
Sidang dibuka langsung oleh Rektor ITB, Prof. Akhmaloka Ph.D. Seluruh hadirin tampak sangat tertib dan khidmat mengikuti jalannya sidang. Rangkaian sidang kali ini diawali dengan pidato dari Ketua Majelis Wali Amanat (MWA), Ir. Yani Panigoro, MM. Dalam pidatonya, beliau berpesan agar meneguhkan kembali komitmen pada visi besar di balik lahirnya ITB melalui Dies Natalis ke-51 ini.
"MWA kembali mengingatkan seluruh civitas akademika untuk mengulurkan tangan membangun ITB sebagai Teaching University, Research University, dan Technopreneur University," orasi beliau.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan pidato dari Ketua Senat Akademik, Prof. Dr. Ir. Yanuarsyah Haroen. Beliau menyampaikan keputusan Senat Akademik tentang ITB sebagai Universitas Riset dan Kategori Luaran Riset. "Kedua kebijakan tersebut diarahkan untuk mendorong ITB memantapkan posisinya dan menyejajarkan diri dengan perguruan tinggi yang ternama di dunia," ujar beliau.
Selanjutnya, giliran Rektor ITB, Prof. Akhmaloka, Ph.D, menyampaikan pidato. Sebagai Rektor yang baru dilantik, pada pidatonya yang bertajuk "Memeperkokoh ITB Sebagai Universitas Riset dan Inovasi Berkelas Dunia yang Berkebangsaan" beliau menyampaikan beberapa sasaran yang akan dicapai ITB pada periode 2010 Â- 2014.
Sasaran tersebut antara lain: peningkatan sinergi fungsional dan efektivitas dalam pengelolaan berbagai unit di ITB, penguatan dan pengayaan budaya dan ligkungan akademik, peningkatan kuantitas dan kualitas produk riset dan inovasi, dan peningkatan kuantitas dan kualitas dari kontribusi solutif ITB dalam berbagai permasalahan bangsa. Untuk mencapai semua sasaran tersebut, beliau mengatakan akan terus mengupayakan kerjasama yang baik dengan seluruh pilar institut serta civitas akademika ITB.
"Dengan kebersamaan yang dilandasi dengan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas dari kita semua, Insya Allah sosok ITB yang lebih kokoh sebagai universitas riset dan inovasi berkelas dunia yang berkebangsaan akan dapat kita capai," pesan beliau.
Orasi Ilmiah
Tidak hanya pidato dari pilar ITB yang menjadi rentetan perayaan ulang tahun ke-51 ITB, orasi ilmiah yang disampaikan oleh Guru Besar bidang Rekayasa Struktur pada Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL), Prof. Dr. Ir. Adang Surahman melengkapi sidang terbuka kali ini. Orasi Ilmiah bertajuk "Gempa Bumi dan Cara Kita Menyikapinya" ini disimak dengan penuh antusias oleh seluruh hadirin sidang terbuka.
Beliau mengatakan ada empat upaya manusia menyikapi gempa: meramalkan, zonasi, solusi teknis, dan perlindungan asuransi. Namun, upaya meramalkan, zonasi, dan perlindungan asuransi masih banyak kekurangannya sehingga sukar diterapkan.
"Dengan demikian, solusi teknis menjadi satu-satunya pilihan yang layak, salah satunya dengan perencanaan desain infrastruktur yang tahan gempa," ujar beliau memulai orasi ilmiah.
Prof. Adang yang juga merupakan Wakil Rektor Senior ITB pada periode sebelumnya ini melakukan analisis terhadap potensi gempa di Indonesia, khusunya Kabupaten Bandung. Sebagai seorang ahli rekayasa struktur ia juga menyampaikan bagaimana struktur bangunan yang lebih baik dan lebih tahan terhadap gempa.
Penganugerahan Medali
Setelah orasi ilmiah berakhir, acara dilanjutkan dengan penganugerahan Medali Genesha Utama kepada pejabat pimpinan dari empat pilar ITB yang telah menyelesaikan masa jabatannya. Penerima penghargaan tersebut adalah Prof. Dr. Sukirno (alm), Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M. Sc., Prof. Dr. Ir. Adang Surahman, Prof. Dr. Ir. Carmadi Machbub, Prof. Dr. Ir. Indratmo, Prof. Dr. Ir. Widyo Nugroho, Ir. Leksananto G., M.Eng., Prof . Dr. Ir. B. Kombaitan, Prof. Dr. Ir. Alibasyah Siregar (alm), dan Prof. Akhmaloka, Ph.D.
Selanjutnya, penganugerahan Medali Ganesha Bakti Cendekia Utama bagi guru besar ITB yang telah purna bakti periode 2009 Â- 2010 yaitu: Prof. Dr. Satryo Soemantri Brodjonegoro, Prof. Dr. Ir. Benjamin Soenarko, MSME., Prof. Dr. Ir. Surna Tjahja Djajadiningrat, Prof. Dr. Miftah Faridl, Prof. Dr. Maman Abdurachman Djauhari, Prof. Dr. Djoni Nurzainal Dawanas (alm), Prof. Dr. Sukirno, M.Sc. (alm), dan Prof. Dr. Ir. Alibasyah Siregar (alm).
Setelah semua rangkaian acara terlaksana, sidang yang juga diiringi oleh penampilan Paduan Suara Mahasiswa (PSM) ITB dan Keluarga Paduan Angklung (KPA) ITB ini ditutup oleh Rektor dengan mengetukkan gavel tiga kali, seusai doa bersama seluruh hadirin.
"Sidang berjalan dengan tertib, khidmat, dan lancar. Dengan ini sidang terbuka ITB ditutup," ucap Prof. Akhmaloka menutup sidang.
[Nofri Andis]
"MWA kembali mengingatkan seluruh civitas akademika untuk mengulurkan tangan membangun ITB sebagai Teaching University, Research University, dan Technopreneur University," orasi beliau.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan pidato dari Ketua Senat Akademik, Prof. Dr. Ir. Yanuarsyah Haroen. Beliau menyampaikan keputusan Senat Akademik tentang ITB sebagai Universitas Riset dan Kategori Luaran Riset. "Kedua kebijakan tersebut diarahkan untuk mendorong ITB memantapkan posisinya dan menyejajarkan diri dengan perguruan tinggi yang ternama di dunia," ujar beliau.
Selanjutnya, giliran Rektor ITB, Prof. Akhmaloka, Ph.D, menyampaikan pidato. Sebagai Rektor yang baru dilantik, pada pidatonya yang bertajuk "Memeperkokoh ITB Sebagai Universitas Riset dan Inovasi Berkelas Dunia yang Berkebangsaan" beliau menyampaikan beberapa sasaran yang akan dicapai ITB pada periode 2010 Â- 2014.
Sasaran tersebut antara lain: peningkatan sinergi fungsional dan efektivitas dalam pengelolaan berbagai unit di ITB, penguatan dan pengayaan budaya dan ligkungan akademik, peningkatan kuantitas dan kualitas produk riset dan inovasi, dan peningkatan kuantitas dan kualitas dari kontribusi solutif ITB dalam berbagai permasalahan bangsa. Untuk mencapai semua sasaran tersebut, beliau mengatakan akan terus mengupayakan kerjasama yang baik dengan seluruh pilar institut serta civitas akademika ITB.
"Dengan kebersamaan yang dilandasi dengan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas dari kita semua, Insya Allah sosok ITB yang lebih kokoh sebagai universitas riset dan inovasi berkelas dunia yang berkebangsaan akan dapat kita capai," pesan beliau.
Orasi Ilmiah
Tidak hanya pidato dari pilar ITB yang menjadi rentetan perayaan ulang tahun ke-51 ITB, orasi ilmiah yang disampaikan oleh Guru Besar bidang Rekayasa Struktur pada Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL), Prof. Dr. Ir. Adang Surahman melengkapi sidang terbuka kali ini. Orasi Ilmiah bertajuk "Gempa Bumi dan Cara Kita Menyikapinya" ini disimak dengan penuh antusias oleh seluruh hadirin sidang terbuka.
Beliau mengatakan ada empat upaya manusia menyikapi gempa: meramalkan, zonasi, solusi teknis, dan perlindungan asuransi. Namun, upaya meramalkan, zonasi, dan perlindungan asuransi masih banyak kekurangannya sehingga sukar diterapkan.
"Dengan demikian, solusi teknis menjadi satu-satunya pilihan yang layak, salah satunya dengan perencanaan desain infrastruktur yang tahan gempa," ujar beliau memulai orasi ilmiah.
Prof. Adang yang juga merupakan Wakil Rektor Senior ITB pada periode sebelumnya ini melakukan analisis terhadap potensi gempa di Indonesia, khusunya Kabupaten Bandung. Sebagai seorang ahli rekayasa struktur ia juga menyampaikan bagaimana struktur bangunan yang lebih baik dan lebih tahan terhadap gempa.
Penganugerahan Medali
Setelah orasi ilmiah berakhir, acara dilanjutkan dengan penganugerahan Medali Genesha Utama kepada pejabat pimpinan dari empat pilar ITB yang telah menyelesaikan masa jabatannya. Penerima penghargaan tersebut adalah Prof. Dr. Sukirno (alm), Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M. Sc., Prof. Dr. Ir. Adang Surahman, Prof. Dr. Ir. Carmadi Machbub, Prof. Dr. Ir. Indratmo, Prof. Dr. Ir. Widyo Nugroho, Ir. Leksananto G., M.Eng., Prof . Dr. Ir. B. Kombaitan, Prof. Dr. Ir. Alibasyah Siregar (alm), dan Prof. Akhmaloka, Ph.D.
Selanjutnya, penganugerahan Medali Ganesha Bakti Cendekia Utama bagi guru besar ITB yang telah purna bakti periode 2009 Â- 2010 yaitu: Prof. Dr. Satryo Soemantri Brodjonegoro, Prof. Dr. Ir. Benjamin Soenarko, MSME., Prof. Dr. Ir. Surna Tjahja Djajadiningrat, Prof. Dr. Miftah Faridl, Prof. Dr. Maman Abdurachman Djauhari, Prof. Dr. Djoni Nurzainal Dawanas (alm), Prof. Dr. Sukirno, M.Sc. (alm), dan Prof. Dr. Ir. Alibasyah Siregar (alm).
Setelah semua rangkaian acara terlaksana, sidang yang juga diiringi oleh penampilan Paduan Suara Mahasiswa (PSM) ITB dan Keluarga Paduan Angklung (KPA) ITB ini ditutup oleh Rektor dengan mengetukkan gavel tiga kali, seusai doa bersama seluruh hadirin.
"Sidang berjalan dengan tertib, khidmat, dan lancar. Dengan ini sidang terbuka ITB ditutup," ucap Prof. Akhmaloka menutup sidang.
[Nofri Andis]