Strategi Sukses di Kampus 2008 : Jalani Aktivitas dengan Seimbang

Oleh kristiono

Editor kristiono

BANDUNG, itb.ac.id - Sabtu (16/8) segerombolan mahasiswa baru ITB, dengan berpakaian putih abu-abu, bergerak dalam barisan dua banjar menuju ruang-ruang kuliah di ITB. Barisan rapi nan tertib tersebut memasuki kelas bukan dalam rangka mengikuti kegiatan perkuliahan tapi mahasiswa baru ITB 2008 ini hendak mengikuti salah satu rangkaian penerimaan mahasiswa baru yang bertajuk Strategi Sukses di Kampus atau biasa disebut SSDK.
SSDK 2008 yang merupakan kali kelima sejak acara serupa selalu rutin menjadi bagian penerimaan mahasiswa baru di ITB sejak tahun 2003, dilaksanakan serentak bagi sekitar 3000 mahasiswa baru program Sarjana. Menurut penanggung jawab kegiatan, Direktur Direktorat Pendidikan ITB Dr. Ir. Ichsan Setya Putra, Strategi Sukses di Kampus sangat penting guna memberikan percikan awal kepada mahasiswa baru ITB agar dapat lebih memiliki kehidupan kampus yang seimbang. Disinyalir, mahasiswa yang bermasalah rata-rata memiliki kehidupan sosial dan pertemanan yang kurang baik selama kuliah di ITB. Oleh sebab itu, melalui acara ini Dr. Ichsan selaku inisiator program berharap agar mahasiswa baru ITB nantinya akan lebih termotivasi dalam belajar sekaligus memiliki keinginan untuk mengembangkan wawasan pertemanan.

Acara SSDK yang berlangsung 4 jam, dari pukul 13.00 hingga 17.00, ini memberikan overview materi yang terdapat di buku berjudul sama yang disusun oleh Dr. Ichsan ketika dirinya masih menjabat sebagai Ketua Program Studi Penerbangan. Penyampaian materi SSDK, kata Dr. Ichsan, untuk lebih memberikan jaminan bahwa isi buku bersampul gajah dengan latar belakang biru langit tersebut sampai kepada mahasiswa. Diharapkan, setelah mengikuti kegiatan SSDK mahasiswa jadi lebih berminat untuk membaca dan mengaplikasikan materi yang terdapat dalam buku tersebut.

Secara garis besar, materi yang diberikan dalam SSDK 2008 ini tidak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dibagi kedalam empat bagian. Pertama pengenalan dunia kampus ITB. Dalam bab ini trainer mengajak peserta untuk kembali menemukan alasan mereka kuliah dalam rangka merumuskan tujuan yang hendak dicapai. Dibahas pula peluang-peluang yang ada di kampus seperti pertukaran pelajar, organisasi kemahasiswaan, seminar, program magang, hingga proyek dosen. Dalam sesi ini, para trainer, yang juga merupakan mahasiswa ITB, berbagi pengalaman mereka dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada di kampus.

Memasuki bagian kedua yakni membangun cita-cita, peserta diarahkan untuk berani mulai menulis cita-cita mereka selama berada di ITB, hingga cita-cita ideal dalam hidupnya kelak. Adapun bagian ketiga, nilai dan cita-cita, mengupas relevansi antara nilai moral yang diyakini dengan cita-cita yang hendak diyakini. Sesi ini menekankan pada peserta untuk mendapatkan kesuksesan selayaknya proses mendapatkan cita-cita tersebut turut dijaga, dan bukan semata-mata mengejar hasil akhir tapi dengan menghalalkan segala cara. Misal untuk mendapatkan nilai bagus tidak dengan mencontek.

Materi ketiga dan keempat berturut-turut adalah nilai yang kita yakini, dan manajemen waktu. Nilai yang diyakini akan mempengaruhi cara berpikir, cara bertindak, dan cara merasa yang pada akhirnya menentukan kualitas hidup seseorang. Manajemen waktu berarti dapat melalui tindakan dengan terarah dan teratur. Dikenalkan empat kuadran dalam manajemen waktu yaitu antara penting mendesak, penting tidak mendesak, tidak penting mendesak, dan tidak penting dan tidak mendesak.

Disesi terakhir peserta didorong untuk berani mendeskripsikan cita-cita yang telah dibuatnya kedalam aksi nyata, kedalam langkah-langkah yang mendeskripsikan tindakan. No action nothing happen, when you take action miracle happen.

scan for download