Studi Instalasi Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan
Oleh Krisna Murti
Editor Krisna Murti
Jumat, 4 Maret 2005, Departemen Keprofesien Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) kembali mengadakan studi instalasi. Dalam kesempatan ini, sasarannya adalah pengenalan instalasi pengolahan limbah kepada mahasiswa Teknik Lingkungan (TL) angkatan 2003. "Jadi ketika kuliah, anak-anak 2003 udah pada punya gambaran," ujar Dzahni, Menteri Keprofesian, HMTL. Instalasi pengolahan limbah yang dikunjungi adalah instalasi pengolahan limbah di Coca Cola Bottling Indonesia cabang Jawa Barat, letaknya di daerah Rancaekek.
Sebelum berkeliling di lapangan, para mahasiswa TL 2003 diajak menuju auditorium perusahaan. Di sana, Galih, Manager Quality Management menjelaskan banyak hal mengenai proses produksi minuman berfermentasi, mulai dari raw material, proses pengolahan, distribusi, hingga pengolahan limbah. Penjelasan Galih, diselingi oleh pertanyaan dari pihak mahasiswa.
Karena memang mahasiswa Teknik Lingkungan spesialis mengatasi limbah, instalasi proses produksi hanya sedikit dilirik. Studi instalasi diutamakan pada instalasi pengolahan limbah pabrik Coca-Cola yang terdiri dari limbah padat dan limbah cair. "Limbah kita sebagian besar adalah limbah cair," ujar Galih "Hampir 95 persen." Limbah cair ini diolah secara mandiri melalui instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan kapasitas 1300 m3/hari. Rata-rata pabrik ini memang menghasilkan 500-600 m3/hari limbah cair, namun pada 'peak season', limbah yang dihasilkan bisa mencapai 1200 m3/hari. Air ekses hasil pengolahan limbah cair melalui IPAL dapat langsung dilepas ke sungai karena sudah tidak beracun lagi. Selain itu, IPAL ini juga menghasilkan lumpur yang dapat dikeringkan dan dijadikan bahan pupuk. Sementara itu, limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) seperti limbah dari laboratorium dan pelumas mesin produksi diolah di PPLI, Bogor dan WGI, Bekasi.