Studio Grafis ITB dan Universitas RMIT Australia Selenggarakan Pameran Seni Bertajuk Printmaking Today: 2nd Edition
Oleh Adi Permana
Editor Vera Citra Utami
Melalui tulisannya, “Seni Grafis Personal ke Komunal”, Tisna Sanjaya mengatakan bahwa pelaksanaan pameran yang merupakan kerja sama antara institusi ini berangkat dari karya ekspresi personal. Sebagai seniman grafis, ia telah diundang untuk residensi di Studio Seni Grafis School of Art RMIT, Melbourne, Australia dan merasa dapat berkarya dengan sepenuh hati di negara kanguru tersebut.
“Selama satu bulan berkarya seni di RMIT tak terasa dan berhasil menciptakan karya-karya seni grafis dengan teknik formal seperti etsa, aquatint, sugar aquatint, drypoint dan seni grafis dengan cara performance art yang intim dengan imajinasi tema yang beragam,“ ujar Tisna.
Ekspresi personalnya yang tertuang dalam karya-karya yang ia buat kemudian mengantarkan kepada peristiwa komunal, dengan mengumpulkan semangat yang terbangun dari masing-masing komunitas. Di sinilah, grafis sebagai seni sekaligus bidang keilmuan menghubungkan kerja sama untuk memamerkan karya seni dari dua institusi; RMIT dan ITB.
Pameran ini juga sebagai wadah untuk menunjukan eksistensi seni grafis yang terus ada hingga saat ini. Hal itu cukup menarik, pasalnya, di zaman yang melaju cepat dengan gempuran apapun yang serba instan, seni grafis dengan proses penciptaannya yang tidak mudah dan memakan proses panjang, tetap ada. Danuh Tyas, dalam tulisannya mengatakan “Maka, hal-hal yang runut, kepresisian dalam mencetak, menggores, menggaris, mencukil, menarik rekel, memutar tuas mesin, mengangkat, dan mencermati hasil cetakan; dengan demikian dapat dilihat sebagai padanan dari laku kritikan dan menginterupsi atas kondisi hidup kita sehari-hari tersebut,” ujar koordinator Galeri Soemardja tersebut.
Praktik seni grafis yang terus berjalan, ditambah dengan kolaborasi antara dua RMIT dan ITB diharapkan dapat bertahap membangun sesuatu yang semakin bersifat kolaboratif dan kontinuitas sehingga dapat menjadi penggerak kebudayaan. “Tentu perlu spirit yang tekun, sabar dan konsisten untuk dikerjakan oleh para penggerak dua kampus ini supaya hasil karyanya bermanfaat, tidak hanya bagi dua institusi tapi juga berguna bagi lingkungan,” ujar Tisna Sanjaya.
Reporter: Inas Annisa Aulia (Seni Rupa, 2020)