Studium Generale: "Bagaimana Dokter Berpikir dan Bekerja Seiring Perkembangan Teknologi"

Oleh Anggun Nindita

Editor Vera Citra Utami


BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung Kembali (ITB) mengadakan seri kuliah umum Studium Generale pada Rabu (08/11/2023) yang bertempat di Aula Barat ITB Kampus Ganesha. Studium Generale kali ini mengundang seorang ahli penyakit dalam di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, dr. Gunawan, Sp. PD., FINASIM. Topik yang dibawakan pada Studium Generale kali ini adalah “Bagaimana Dokter Berpikir dan Bekerja Seiring Perkembangan Teknologi?”

Dalam kuliah umum ini, dr. Gunawan membuka dengan membahas evolusi ilmu kedokteran dari zaman dahulu hingga era modern. Beliau menjelaskan perbedaan mencolok antara cara diagnosis penyakit pada masa lampau yang mengandalkan indera manusia dengan metode masa kini yang sudah didukung oleh teknologi.

Pada konteks pendidikan kedokteran, dr. Gunawan memberikan gambaran tentang perjalanan seorang mahasiswa kedokteran. Mulai dari pendidikan S1 hingga pendidikan profesi. Dia juga menjelaskan dokter umum kini memiliki opsi untuk langsung terlibat dalam pengabdian masyarakat. Selain itu, wajib kerja yang dulu ada kini telah dihapuskan, serta pendidikan kedokteran lebih terintegrasi.

Selama kuliah, dr. Gunawan menekankan pentingnya etika dan aspek kemanusiaan dalam praktik kedokteran. Dokter tidak hanya dituntut untuk memberikan pengobatan yang tepat, tetapi juga harus dapat berkomunikasi dengan pasien, mendengarkan keluhan mereka, dan mengedepankan empati tetapi harus tetap dapat berpikir jernih.

“Bagaimana dokter berpikir dan bekerja? Kita di ajarkan untuk selalu membuka mata (dan) membuka telinga untuk mendengarkan terlebih dahulu. Jadi, kita lebih diajarkan untuk memberikan waktu lebih banyak kepada pasien-pasien kita, untuk menceritakan masalahnya apa. Bagaimana caranya dia (dokter) bisa meraih pasien, bagaimana dia (dokter) bisa mendengarkan pasien dan pasien lebih senang (saat) datang ke dia (dokter). Dokter harus empati. Jadi, mampu menempatkan dirinya di kaki orang (pasien) tersebut. Tetapi, tidak mengikuti emosinya, jadi kita (dokter) harus tetap berpikir jernih,” papar dr. Gunawan.

Selain itu, dr. Gunawan juga membahas kemajuan teknologi dalam dunia kedokteran, terutama dalam hal diagnosis dan terapi. Dengan adanya perangkat medis seperti Computerized Tomography (CT Scan), Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan teknologi Polymerase Chain Reaction (PCR), dokter dapat mendiagnosis penyakit dengan lebih akurat dan cepat.

Dalam menyikapi perkembangan teknologi, dr. Gunawan juga mengingatkan tentang tantangan dan pertimbangan etika. Misalnya, resistensi antibiotik yang semakin meningkat, distribusi vaksin, dan perkembangan terapi genetik. Selain itu, dr. Gunawan menekankan pentingnya penggunaan teknologi dengan bijak dan beretika.

"Perkembangan teknologi saat ini sangat maju. Jadi, sebagai kesimpulan saya, bahwa jadi seorang dokter pada zaman perkembangan teknologi ini sangat menantang, sulit, kita perlu kerja sama, baik dari dunia kesehatan maupun dari teknologi juga nantinya. Tapi juga perlu diperhatikan aspek etik dan kemanusiaannya. Antibiotik (harus) hati-hati, pemakaiannya harus secara rasional, vaksinasi dianjurkan dan didukung untuk keluarga ya. Karena itu sangat penting sekali,” ucapnya.

Nah ada juga modalitas pencitraan, transplant, terapi robot, dan terapi gen. Ini semua hanyalah gambaran seberapa majunya ilmu kesehatan kita (yang perlu dikembangkan)," lanjutnya.

Kuliah umum ini memberikan gambaran komprehensif tentang evolusi ilmu kedokteran dan dampak perkembangan teknologi dalam dunia Kesehatan dan mengajak para mahasiswa untuk terus mempertimbangkan etik dan aspek kemanusiaan serta terus mengembangkan teknologi, salah satunya di dunia kesehatan untuk kemajuan dunia kesehatan yang lebih baik.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)