Studium Generale ITB, Dirut BNI Ajak Mahasiswa untuk Berani Terjun ke Dunia Bisnis
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id — Kuliah KU-4078 Studium Generale kembali digelar pada Rabu (21/2/2024) di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Bandung serta melalui platform Zoom.
Dalam kesempatan ini, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., Royke Tumilaar menjadi pembicara. Beliau membawakan topik bertajuk "Becoming an Entrepreneur"
Di awal sesi pemaparan, Royke menekankan pentingnya pola pikir kewirausahaan terutama bagi mahasiswa dan generasi muda secara umum. Ada tiga faktor utama yang membuat hal ini menjadi penting menurut Royke. Pertama, rasio wirausaha Indonesia hanya berada 3,47%, yang mana angka ini berada di bawah negara-negara ASEAN.
Kedua, adanya kesenjangan antara jumlah lapangan kerja yang terbatas dengan supply tenaga kerja yang terus bertambah setiap tahunnya. Alasan ketiga yaitu karena wirausaha adalah bentuk aktualisasi diri seseorang sebagai pribadi yang lebih independen dan bermanfaat bagi orang lain.
“Kenapa mindset entrepreneurship ini penting? Karena kesempatan untuk menjadi pengusaha sebenarnya sangat besar. Apalagi dengan berbagai dukungan pemerintah yang sekarang sangat membantu pebisnis pemula untuk maju,” ujar Royke.
Salah satu bidang wirausaha yang membuka peluang besar menurut Royke adalah UMKM. UMKM disebut-sebut sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional karena mampu menyumbang sekitar 61% dari total Gross Domestic Product (GDP) dengan serapan tenaga mencapai 135,5 juta orang. Selain itu, peluang ekspor produk UMKM juga mulai terlihat dengan kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional yang hampir menyentuh angka 16%.
Deretan fakta ini mengisyaratkan bahwa pengusaha UMKM berpeluang besar untuk membantu ekonomi nasional tumbuh lebih masif untuk mendukung Indonesia menjadi negara maju.
Dalam kesempatan tersebut beliau juga menekankan pentingnya membangun jaringan relasi serta kemampuan inovasi bagi pengusaha. Menurutnya relasi yang terjalin dengan baik akan memiliki nilai yang besar bagi kelancaran dan keberhasilan bisnis yang dijalankan. Sedangkan kemampuan inovasi dan keinginan belajar akan membuat bisnis semakin baik sehingga mampu berkompetisi dengan yang lain.
“Di dunia yang semakin kompetitif seperti ini, kalau (pengusaha) tidak mau improve, tidak mau update, tidak mau melakukan perubahan, tidak mau memberikan nilai tambah lebih, kemungkinan besar akan terlibas dan hilang,” tambahnya.
Di zaman yang semakin kompleks seperti sekarang, peluang wirausaha selalu terbuka lebar seiring perubahan kebutuhan manusia yang semakin beragam. Didukung dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, sayap bisnis dapat dikembangkan seluas-luasnya dengan bekal keandalan seorang pengusaha dalam berinovasi.
Royke kemudian menyebutkan beberapa contoh bisnis yang relevan dengan kebutuhan masyarakat modern saat ini, misalnya bisnis makanan dan minuman, media digital, produk ramah lingkungan, dan sebagainya.
Beliau berpesan pula bahwa semua orang bisa berbisnis asal memiliki keinginan dan tekad yang kuat. Bisnis tidak harus berskala besar, namun bisa dirintis sedikit demi sedikit dengan berbagai sumber daya yang dimiliki saat ini.
Segala jenis kesulitan dan tantangan yang nantinya dihadapi sepanjang proses berbisnis diharapkan menjadi pembelajaran bagi para pengusaha untuk terus berkembang.
“Kendala dalam berbisnis pasti selalu ada, jadi jangan takut untuk menghadapi masalah. Mungkin nanti masalah modal, masalah tenaga kerja, masalah dengan supplier. Tapi kalau semangat dan motivasinya memang untuk maju, nanti pasti ada jalan keluarnya,” pungkasnya.
Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)