Studium Generale ITB: Kondisi Perekonomian Indonesia Setelah Pandemi COVID-19

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id – Pada Rabu (23/2/2022), Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menyelenggarakan Studium Generale KU 4078. Kegiatan SG kali ini membahas tentang Perekonomian Indonesia Pasca-Pandemi COVID-19: Hijau, Digital, Inklusif, dan Berkelanjutan. Acara tersebut menghadirkan Teguh Dartanto, Ph.D., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI).

Mengawali pemaparannya, ia bertanya kepada para peserta tentang bagaimana perekonomian Indonesia ke depannya. Tentu saja keadaan ekonomi Indonesia telah terdampak oleh pandemi yang berlangsung selama dua tahun terakhir. Pandemi menyebabkan berbagai penurunan dalam sektor ekonomi yang merupakan konsekuensi dari pembatasan sosial. Munculah pertanyaan di benak kita, bagaimanakah cara kita untuk mengembalikan kondisi ekonomi kita?

Teguh menjelaskan terdapat tiga hal pokok yang dibatasi pada hari ini, yakni keadaan sebelum, saat, dan sesudah pandemi. Sebelum pandemi terjadi, terdapat tiga tantangan yang selalu menjadi perbincangan, yakni rendahnya daya saing ekonomi dalam lingkup ASEAN yang disebabkan oleh rendahnya produktivitas pekerja Indonesia. Dua faktor lainnya terdiri dari perbandingan kebutuhan modal untuk produksi di Indonesia lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain dan rendahnya kepastian hukum.

Dalam lingkup global, daya saing Indonesia memiliki satu isu utama, yakni pendidikan dasar dan kesehatan. Kedua hal tersebut seharusnya dibedakan antara sekolah dan belajar dan ada pembahasan khusus pada masing-masing poin tersebut. Hal ini bertujuan agar anak-anak Indonesia bisa belajar untuk bisa bersekolah. “Saat ini banyak anak Indonesia yang bersekolah, namun belum bisa belajar,” ujar Dekan FEB UI tersebut. Selanjutnya hal yang diperlukan adalah efisiensi tenaga kerja yang relatif tidak produktif dan siap menyambut teknologi.

“Pandemi COVID-19 adalah salah satu disruptor perekonomian Indonesia, bahkan sampai gelombang ketiga yang terjadi sekarang,” ucapnya. Perekonomian saat ini sangat bergantung terhadap pengendalian pandemi yang dilakukan. Tahun 2020 lalu, ekonomi kita bertumbuh negatif dan mulai pulih pada tahun 2021.
Lebih lanjut Teguh menyampaikan, pada 2021, ekonomi Indonesia mengalami pemulihan akibat dari kebijakan yang berupa koordinasi fiskal dan moneter yang baik. Hal ini terlihat dari turunnya dana stimulus dalam usaha perbaikan ekonomi, PPKM, dan lancarnya program vaksinasi. Beruntungnya, pada kondisi itu komoditas gas dan batu bara naik.

Ia mengatakan, setelah pandemi, akan terdapat pembangunan ekonomi yang hijau, berkelanjutan, dan inklusif. Tahap pertama adalah memiliki ketahanan ekonomi yang kuat terhadap disrupsi. Kemudian digalakkannya bantuan sosial kepada masyarakat dan berusaha menekan resesi ekonomi. Tahap selanjutnya adalah proses pemulihan ekonomi berkelanjutan, dan terakhir secara jangka panjang menghadirkan ekonomi yang hijau, digital, inklusif, dan stabil.

Reporter: Kevin Agriva Ginting (Teknik Geodesi dan Geomatika, 2020)