ITB Dorong Petani Desa Teluk Bayur Terapkan Teknologi Usahatani Lahan Gambut Berkelanjutan
Oleh Helga Evangelina - Mahasiswa Rekayasa Pertanian, 2021
Editor Anggun Nindita
Foto bersama peserta dan tim pengabdian masyarakat ITB dalam pelatihan teknologi usahatani lahan gambut berkelanjutan di Desa Teluk Bayur, Terentang, Kubu Raya, Kalimantan Barat.
JATINANGOR, itb.ac.id - Tim pengabdian masyarakat dari Institut Teknologi Bandung (ITB) memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat Desa Teluk Bayur, Kecamatan Terentang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, terkait implementasi teknologi usahatani lahan gambut berkelanjutan pada Kamis-Jumat (24-25/7/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian Masyarakat ITB skema Top-Down Tahap ke-2 tahun 2025 yang mengusung tema “Implementasi Teknologi Usahatani Lahan Gambut yang Berkelanjutan sebagai Solusi Degradasi Ekosistem, Ketahanan Pangan, dan Peningkatan Pendapatan Masyarakat di Desa Teluk Bayur, Terentang, Kubu Raya, Kalimantan Barat.” Melalui program ini, ITB mendorong masyarakat untuk mengelola lahan gambut secara ramah lingkungan, menggantikan praktik pertanian yang berisiko merusak ekosistem, menurunkan produktivitas, hingga memicu kebakaran hutan dan lahan.

Ketua tim pengabdian masyarakat ITB, Dr. Ir. Mia Rosmiati, M.P., memberikan sambutan pembuka pada kegiatan pelatihan teknologi usahatani lahan gambut berkelanjutan di Desa Teluk Bayur, Kecamatan Terentang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (24/07/ 2025)
Tim Pengabdian Masyarakat (PMM) ini diketuai oleh Dr. Ir. Mia Rosmiati, M.P., dan beranggotakan Dr. Ir. Rijanti Rahaju Maulani, S.P., M.Si.; Dr. Ir. Rika Alfianny, M.P.; Prof. Dr. Ramadhani Eka Putra, S.Si., M.Si., Ph.D.; Ujang Dinar Husyari, S.P., M.P.; serta apt. Fitriani Jati Rahmania, S.Farm., Ph.D. Kegiatan ini juga dibantu oleh dua mahasiswa Program Studi Rekayasa Pertanian SITH ITB, yaitu Ihsan Zainal Nurfajrian dan Christophorus Stanley Isbianto.
Kegiatan pelatihan diikuti oleh sekitar 30 peserta yang terdiri atas warga yang berprofesi sebagai petani dan ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Pada hari pertama, kegiatan dibuka dengan sambutan dari Dr. Ir. Mia Rosmiati, M.P. yang kemudian dilanjutkan oleh Kepala Desa Teluk Bayur, Agustari, S.Pd.I. Sesi pertama dibawakan oleh Agus Paryono, selaku praktisi pertanian Desa Teluk Bayur, yang memaparkan pengenalan lahan gambut, tantangan budidaya di lahan gambut, serta solusi dalam pengelolaannya.

Peserta mempraktikkan pembuatan biopestisida dipandu oleh Dr. Ir. Rika Alfianny, M.P (24/07/ 2025).
Sesi kedua dilanjutkan oleh Dr. Ir. Rijanti Rahaju Maulani, S.P., M.Si., yang membahas sifat-sifat tanah gambut, potensi tanaman yang dapat dibudidayakan, dan strategi pengelolaannya secara berkelanjutan. Setelah itu, Dr. Ir. Rika Alfianny, M.P., menyampaikan materi tentang biopestisida, yakni pestisida ramah lingkungan berbahan dasar nabati. Peserta juga berkesempatan mempraktikkan langsung cara membuat biopestisida menggunakan tanaman jahe, salah satu komoditas unggulan di Desa Teluk Bayur.
Hari kedua difokuskan pada strategi pengolahan lahan gambut tanpa bakar yang disampaikan oleh Ujang Dinar Husyari, S.P., M.P. Materi yang dibawakan meliputi langkah-langkah budidaya tanaman di lahan gambut untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan. Sesi selanjutnya diisi dengan praktik pembuatan pupuk organik padat dan cair serta penerapan model usahatani dengan sistem raised bed.

Peserta melakukan praktik pembuatan raised bed sebagai bagian dari pelatihan teknologi usahatani lahan gambut berkelanjutan di Desa Teluk Bayur (25/07/ 2025).
Peserta dibagi ke dalam lima kelompok kecil untuk mengikuti praktik pembuatan pupuk organik padat (bokashi) dan pupuk organik cair dengan memanfaatkan limbah sagu kering. Pupuk yang telah dibuat kemudian langsung diaplikasikan ke raised bed yang dibangun menggunakan papan kayu dan batako sebagai media tanam, serta pada lahan gambut. Komoditas yang dibudidayakan meliputi jahe dan berbagai jenis sayuran seperti kangkung, pakcoy, cabai, dan tomat.
"Alhamdulillah, masyarakat sangat antusias mengikuti pelatihan dan ada keinginan untuk mengaplikasikan pupuk organik dan biopestisida tersebut," ujar Dr. Mia Rosmiati (31/07/2025).
Melalui program ini, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) ITB berharap dapat membantu petani mengelola lahan gambut dengan cara yang ramah lingkungan, sehingga keseimbangan ekosistem tetap terjaga. Selain itu, kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang praktik pertanian di lahan gambut serta mendorong lahirnya wirausaha pertanian untuk mewujudkan kemandirian ekonomi di Desa Teluk Bayur.
Program ini tidak hanya berhenti pada pelatihan dan praktik di lapangan. Tim PPM ITB juga menyiapkan sistem monitoring dan pendampingan berkelanjutan setelah pelatihan selesai. Salah satunya melalui grup komunikasi daring, seperti WhatsApp, yang digunakan untuk memantau perkembangan, berbagi informasi, dan membantu petani mengatasi kendala yang mereka hadapi.







