Studium Generale ITB: Pengenalan ITB Kampus Jatinangor sebagai Eco-Campus

Oleh Anggun Nindita

Editor Adi Permana

JATINANGOR, itb.ac.id – Mengawali pekan perkuliahan, ITB menyelenggarakan Studium Generale dengan topik ‘ITB Kampus Jatinangor Sebagai Green Campus” secara bauran (23/08/2023). Materi pada kesempatan ini disampaikan oleh Direktur Kampus ITB Jatinangor, Prof. Ir. Agus Jatnika Effendi, Ph.D.

Akhir-akhir ini ITB Kampus Jatinangor, tengah ramai diperbincangkan. Lantaran untuk pertama kalinya acara Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) dilaksanakan di sini. Sehingga para mahasiswa baru memulai langkah perjalanan perkuliahan mereka di ITB Kampus Jatinangor.

ITB Kampus Jatinangor mempunyai luas lahan 47 hektar, yang dapat menampung 2.800 mahasiswa. Kini tercatat kurang lebih ada 5.000 mahasiswa baru yang beraktivitas di kampus ini. Tentunya hal tersebut mempengaruhi pada penyesuaian berbagai fasilitas yang perlu disediakan oleh pihak kampus.

Sejatinya, multikampus ITB termasuk Jatinangor merupakan bentuk dari perwujudan Tridarma Perguruan Tinggi yang berfokus pada sumbangsihnya untuk masyarakat lebih luas. Melalui branding yang mengusung eco-campus, ITB Kampus Jatinangor akan berfokus pada pengadaan fasilitas yang memiliki nilai suistanability yang lebih.

Sebut saja dua situ yang digunakan untuk manajemen air di kawasan sekitar kampus. Situ tersebut berperan penting bagi konservasi air dan sumber air bagi komunitas kampus dan sekitar. Ketika musim kemarau tiba, ITB kerap kali mengalirkan cadangan air di situ ini menuju wilayah di sekitarnya. Pun ketika musim hujan datang, waduk ini mampu mengakomodasi aliran air supaya tidak terjadi banjir.

Pengaplikasian eco-campus memang memerlukan proses yang panjang karena mengaitkan beberapa aspek keberlajutan sekaligus. Parameter yang saat ini ITB gunakan adalah parameter penilaian The Higher Education (THE) Ranking yang berlandaskan pada Tahap Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dan UI Green Metric.

Sebagai langkah awal, aspek-aspek prioritas akan berlandaskan pada parameter UI Green Metric yang berkaitan dengan efisiensi energi, sistem jaringan transportasi, pengelolaan limbah, efisiensi penggunaan air, dan konfigurasi tata letak kawasan.

Untuk mewujudkan transformasi itu, ITB Jatinangor membuat strategi yang terbagi menjadi rencana jangka pendek, menengah, dan panjang. Pada rencana jangka pendek, ITB berkomitmen untuk meningkatkan kinerja eco-campus dengan parameter THE dan UI Green Metrics. Kemudian, secara jangka menengah ITB akan berfokus pada pemenuhan standar sarana prasarana berbasis eco-campus, internalisasi isu keberlanjutan, dan komunikasi efektif antarpihak. Apabila tahapan-tahapan strategi ini dilalui, secara jangka panjang ITB akan mengarah pada pengembangan ITB Smart Eco-Campus.

Sementara itu, mengingat kondisi Jatinangor yang relatif panas, ITB Kampus Jatinangor dicanangkan akan memasang panel surya di beberapa gedung untuk khusus menyubsidi listrik pendingin ruangan. Langkah ini diharapkan bisa mengakomodasi perwujudan energi terbarukan di lingkungan kampus. Selain itu, untuk menunjang atmosfer akademik dan riset yang mumpuni, dalam waktu dekat akan dibangun Integrated Lab dengan menerapkan fleksibilitas. Artinya lab ini akan berguna secara multifungsional yang tidak mengkhususkan program studi tertentu.

“Kata kuncinya adalah keberlanjutan. (Artinya) bagaimana berupaya untuk anak-cucu kita merasakan hal yang kita rasakan sekarang,” ujar Prof. Agus.

Beliau menyadari bahwa pemenuhan fasilitas saja tidak cukup, perlu juga adanya proses edukasi kepada seluruh civitas kampus terutama mahasiswa. Mahasiswa diimbau juga untuk menerapkan gaya hidup yang berkelanjutan ketika di kampus.

“Katakanlah dalam memilah sampah harus sesuai dengan kategori tempat sampah yang telah disediakan. Mengingat penambahan masif mahasiswa tahun ini, pengelolaan sampah bertambah menjadi tiga kali lipat sehingga peran pemilahan sampah menjadi sangat penting untuk kemudahan dalam pengolahan,” tutupnya.

Reporter: Lukman Ali (Teknik Mesin, 2020)


scan for download