Studium Generale: Media Cerdas Bisa Cerdaskan Masyarakat
Oleh Luh Komang Wijayanti Kusumastuti
Editor Luh Komang Wijayanti Kusumastuti
Media menjadi sebuah pilar penting bagi kehidupan masyarakatnya. Masyarakat dan media perlu sama-sama cerdas karena saling mempengaruhi. Media yang cerdas membuat masyarakat menjadi cerdas, begitu juga sebaliknya. Bagi Perdana Alamsyah, media menjadi sarana untuk melahirkan gagasan dan pikiran baru. "Media adalah tempat lahirnya gagasan dan pikiran yang bisa membawa bangsa ini tumbuh besar," ungkapnya. Begitu juga yang diungkapkan oleh Prof. Kadarsah Suryadi, pemikiran dan gagasan tersebut yang perlu dipublikasikan agar hasil pemikiran dosen maupun mahasiswa bisa diketahui masyarakat. Menurut Kadarsah, Dalam hal inilah ITB perlu bersinergi dengan masyarakat luas dan media, agar tujuannya menjadi entrepreneurial university yang memecahkan permasalahan masyarakat bisa terwujud.
Tema kecerdasan media dan cerdas bermedia diangkat melihat era digital yang menggerus tingkat kepercayaan sebuah media. "Jika media tidak jelas, masyarakat juga jadi tidak jelas," ungkap Islaminur. Baginya, masyarakat perlu memiliki media yang berkualitas baik. Gempuran era digital yang kian deras diharapkannya tidak menyesatkan publik. Beberapa cara yang disampaikan Islaminur untuk mempercayai sebuah berita antara lain kelengkapan narasumber, data dan fakta yang ditampilkan, serta kredibilitas dari pembuat media.
Media cetak, meskipun bersaing dengan media digital, selama ini masih digunakan sebagai sumber informasi yang terpercaya. Mengenai media partisan yang kini marak beredar, bagi Islaminur, kurang bisa mencerdaskan masyarakat. Ia mengungkapkan bahwa masyarakat akan cerdas bila diberi alternatif informasi. Sedangkan media partisan hanya menyediakan satu sudut pandang.
Berita Harus Beri Pengetahuan
Zaky Yamani, melihat tradisi membaca yang berada di masyarakat sudah berbeda. Masyarakat lebih cenderung membaca bacaan-bacaan yang singkat. Menurutnya, pembaca haruslah menyaring informasi yang dibutuhkan dan mengonfirmasi kebenarannya. Hal tersebut juga menjadi masukan bagi wartawan sehingga harus memiliki bekal yang lebih banyak dalam mencari dan memberikan informasi. Salah satu wartawan Pikiran Rakyat, Joko, menyampaikan bahwa untuk cerdas bermedia, harus bisa memilih berita yang akan dikonsumsi.
Menanggapi topik media cerdas, Joko menyoroti kondisi media digital yang menulis berita hanya dengan secukupnya atau kurang mendalam. Kedalaman berita tersebut dianggap bisa menambah dan memperdalam pengetahuan pembaca. Selain untuk pengetahuan, Joko biasanya menulis untuk memberikan suatu nilai pada masyarakat melalui beritanya. Melalui tulisan yang komprehensif, pembaca akan memperoleh pelajaran yang memiliki nilai. Contohnya adalah tulisannya yang memenangkan Anugerah Adinegoro 'Menyoal Anggaran Pendidikan 20 Persen'. Begitu juga yang diungkapkan Zaky, "Dengan membaca, anda akan kaya secara materi, spiritual, dan intelektual,".
Mereka berharap masyarakat bisa mandiri dan mendapat pengalaman serta pengetahuan baru melalui media yang cerdas. Ia juga berpesan kepada mahasiswa, "Mahasiswa harusnya membangun idealisme salah satunya melalui banyak membaca, karena dengan membaca akan lebih peka terhadap lingkungan dan bisa merespon isu," tutupnya.