Mempersiapkan Transformasi Digital Kota Cerdas Melalui RKCI dan RTDI 2021
Oleh Adi Permana
Editor Vera Citra Utami
Kepala Pusat PIKKC ITB Prof. Suhono Harso Supangkat dalam Penutupan dan Publikasi RKCI dan RTDI 2021, Senin (27/12/2021)
BANDUNG, itb.ac.id-Setelah berlangsung dua bulan, rangkaian kegiatan Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) dan Rating Trasnformasi Digital (RTDI) Indonesia 2021 ditutup pada Senin (27/12/2021). Penutupan ini dilaksanakan bersama dengan publikasi hasil riset transformasi digital dan rating kota cerdas Indonesia.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh PIKKC (Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas) ITB, yang didukung oleh BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) dan Kominfo. Beberapa tokoh penting hadir dalam acara penutupan ini, di antaranya perwakilan Menteri Dalam Negeri RI, Wakil Rektor ITB, perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta sejumlah walikota dari berbagai daerah di Indonesia.
Sambutan kegiatan ini disampaikan oleh Kepala Pusat PIKKC ITB Prof. Suhono Harso Supangkat. Dalam sambutannya, Prof. Suhono menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan RKCI dan RTDI 2021 yang telah berlangsung. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Program RKCI ditambahkan dengan RTDI di tahun ini. Hal ini disebabkan oleh transformasi digital sendiri merupakan katalisator untuk melakukan perubahan pada suatu kota.
RKCI dan RTDI 2021 yang dibuka oleh Wakil Presiden RI pada 2 Agustus 2021 lalu, telah melakukan penelitian melalui survei digital maupun kunjungan langsung ke berbagai kota di Indonesia. Sejumlah kegiatan yang dilakukan di antaranya wawancara dengan masyarakat untuk mengetahui pandangan warga secara digital terhadap suatu kota.
Ia menekankan pentingnya data bagi suatu kota, karena data menjadi tantangan utama dalam pelaksanaan riset. Selain data, transformasi budaya penting untuk menyusun transformasi kota dan diperlukan koordinasi agar dapat tercapai pembangunan kota. Sebagai penutup, Suhono berharap program ini juga dapat dilaksanakan untuk kabupaten dan dilaksanakan bergantian dengan kota.
“Data dapat menggambarkan kemajuan kota tersebut sehingga dapat mengambil keputusan dan kebijakan berdasarkan data serta visi dan misi pimpinannya,” ungkap Suhono.
Rektor ITB yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB Prof. I Gede Wenten menyatakan, sebagai bentuk tridharma perguruan tinggi, ITB terus melakukan berbagai inisiatif dan riset untuk dapat memberikan kontribusi dalam membantu pemerintah kota dalam menyelesaikan permasalahan secara efektif dan efisien yang mampu mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat, salah satunya adalah kota cerdas atau smart city.
Selain itu, kegiatan ini merupakan wujud visi ITB untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui dunia serta memandu perubahan dan mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia. RKCI yang telah dilaksanakan di tahun keempat ini merupakan penelitian berupa evaluasi terhadap kota-kota di Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat, sedangkan RTDI tahun pertama ini merupakan riset untuk menilai kesiapan digital suatu kota untuk mendukung kinerja pemerintahan kota. Hasil kedua riset ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi pemerintahan kota untuk meningkatkan kinerja dan kualitas hidup masyarakat serta memicu interaksi antarkota untuk dapat saling belajar dan bekerjasama untuk mendukung pembangunan Indonesia.
“RKCI dan RTDI 2021 merupakan bentuk dukungan ITB untuk menjaga sustainability pengembangan smart city dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan penjelasan penilaian oleh Peneliti PIKKC ITB Dr. Ir. Arry Akhmad Arman S.T, M.T. Ia menjelaskan tujuan RKCI dan RTDI 2021 yang dilakukan bersamaan, yaitu untuk melihat keterkaitan kota dengan pencapaian kota cerdas yang baik dengan kesiapan digital. Menambahkan pemaparan Prof. Suhono, Dr. Arry menyampaikan tantangan utama yang dihadapi dalam kedua riset ini, di antaranya ketersediaan data, sustainability dari berbagai inisiatif kota, dan penegakan hukum untuk menjaga ketertiban masyarakat.
Penjelasan penilaian dilanjutkan dengan pengumuman pemenang. Pemenang diperoleh dari hasil rating penilaian terhadap 70 kota yang berpartisipasi. Pemenang merupakan 5 besar dari kota besar, kota sedang, dan kota kecil yang dibagi dalam 10 kategori, di antaranya kota menuju cerdas, kota dengan ekonomi cerdas, kota dengan masyarakat cerdas, kota dengan lingkungan cerdas, kota dengan mobilitas cerdas, kota dengan kesehatan cerdas, kota tangguh (resilience city), kota peduli perubahan iklim (climate change), kota dengan energi cerdas, dan kota dengan kesiapan digital. Dari penilaian tersebut, juga diperoleh pembagian kota berupa 12 integrative city, 30 scattered city, 18 initiative city, dan 10 ad hoc city.
Setelah penyampain terima kasih oleh sejumlah perwakilan pemerintah daerah, dilanjutkan dengan pemberian Apresiasi Insan Cerdas oleh Ketua Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC) Prof. Suhono Harso Supangkat. Apresiasi Insan Cerdas sendiri merupakan penghargaan bagi insan yang berkontribusi terhadap transformasi digital dan pencerdasan di Indonesia.
Selanjutnya, program RKCI dan RTDI 2021 resmi ditutup oleh perwakilan Menteri Dalam Negeri RI yaitu Dirjen Adwil Kemendagri Safrizal ZA, M.Si. Penutupan kegiatan dilanjutkan oleh pemaparan dari sejumlah peneliti PIKKC ITB yang berasal dari keilmuan yang berbeda dan mendukung penilaian RKCI dan RTDI 2021, yaitu FSRD ITB, SAPPK ITB, FTSL ITB, dan STEI ITB.
Reporter: Laurahoney Azzahra (Teknik Pangan, 2019)