BANDUNG, itb.ac.id- Sabtu (14/6), Keluarga Mahasiswa (KM) ITB, Himpunan Mahasiswa Teknik Planologi (HMP PL) ITB, dan perkumpulan pemuda PG-ESSAI mengadakan talkshow bertajuk “Bandung Bicara, Nyarios Atuh!”. Hadir sebagai pembicara Dada Rosada, Walikota Bandung; Diding Syukri, Perkumpulan Inisiatif; Andi Oetomo, Dosen Planologi ITB; Pengusaha Factory Outlet; dan Mizan Bustanul Fuadi (PL'05), Ketua HMP Pangriptaloka, mewakili mahasiswa. “Melalui kegiatan talkshow Bandung Bicara, kami berupaya untuk mengajak berbagai elemen untuk duduk bersama dan mencoba memaknai kembali kondisi Kota Bandung sebagai hasil agregat para stakeholder Kota Bandung dengan pembahasan yang ilmiah,” seperti dikutip dari pengantar diskusi. Dalam diskusi dibahas mengenai lika-liku perjalanan panjang pembangunan dan penataan ruang Kota Bandung. Berbagai isu terkait pembangunan Kota Bandung turut dibahas seperti perubahan guna lahan, terancamnya kondisi lingkungan, persoalan persampahan, kemacetan, dan kebijakan pemerintah daerah. Menurut Andi Oetomo, ada lima isu strategis sebuah kota, yaitu daya dukung atau daya lenting, daya tampung kota (lahan), daya tarik sosial (seni dan budaya), daya dorong ekonomi kota, dan daya ungkit pemerintah dalam manajemen kota. Mengenai penataan ruang Kota Bandung, “Penataan ruang kota bukan berarti hanya menyusun rencana, tetapi memanfaatkan dan mengendalikan rencana dalam hal ini melaksanakannya secara proaktif,” ujar Andi. Dada Rosada menambahkan,” tujuh prioritas utama dalam penataan dan pembangunan Kota Bandung adalah pendidikan, kesehatan, kemakmuran, kesenian, lingkungan hidup, olah raga, dan agama.” Para pembicara sepakat bahwa pembangunan dan penataan ruang Kota Bandung melibatkan peranan berbagai pihak, termasuk generasi muda. Generasi muda diharapkan proaktif dan produktif mendukung pencapaian tujuan dan proses penyelenggaraan penataan ruang di Kota Bandung. Talkshow “Bandung Bicara, Nyarios Atuh!” berakhir pada pukul 17.00 WIB.