Tanggap Warsa PSTK 38 'Gathutkaca Rucat': Ketika Diri Sendiri Memberontak
Oleh alitdewanto
Editor alitdewanto
BANDUNG, itb.ac.id- Pada Sabtu (18/04/09) Perkumpulan Seni Tari dan Karawitan (PSTK) ITB mengadakan tanggap warsa (pagelaran-red) berjudul Gatutkaca Rucat bertempat di Aula Barat ITB. Pagelaran yang dihadiri kurang lebih oleh 200 penonton ini menghadirkan suasana tersendiri di tengah padatnya kuliah, terutama untuk kalangan yang menggemari kebudayaan Jawa.
Cerita diawali melalui tarian dari tokoh utama yang bernama Gathukaca yang sedang gundah. Gathutkaca memiliki empat elemen kesaktian yang dinamakan Denawa di dalam tubuhnya. Di tengah kegundahan, tiba-tiba empat elemen kesaktian tersebut keluar dari tubuhnya dan memberontak kepada Gathutkaca. Keempat Denawa ini bernama Basunanda, Antakesuma, Topeng Waja, dan Krincing Wesi. Gathutkaca pun berinisiatif untuk mengembalikan keempat kesaktiannya namun gagal. Bahkan keempat Denawa ini sampai menjajah kerajaan yang dimiliki oleh tuannya itu (Gathutkaca-red).
Di tengah kegagalan tersebut, saudara Gathutkaca, Harjuna berinisiatif untuk membantu. Namun Harjuna sadar yang mampu mengalahkan keempat Denawa hanyalah pemiliknya saja, Gathutkaca. Mendengar itu, Gathutkaca pun berjuang habis-habisan untuk mengalahkan Basunanda dan kawan-kawan serta mengembalikan mereka ke dalam tubuhnya. Usaha keras tersebut akhirnya berhasil. Gathutkaca pulih dapat menggunakan kekuatannya kembali.
Cerita ini kembali mengingatkan kita saat bahkan diri sendiri pun memberontak. Inti dari cerita ini ialah bahwa kita harus mampu secara mandiri untuk menyelesaikan masalah-masalah di dalam diri kita. Kalau bukan kita sendiri, lantas siapa lagi.
Tarian-tarian khas Jawa yang gemulai dikemas secara rapi dan mampu menyihir penonton selama kurang lebih dua jam. Bahkan aksi para punakawan (pembuat lucu-red) membuat para penonton terbahak dan terhibur. " Acara ini sangat bagus, jauh dari bayangan saya." ujar Sheila, salah satu pengunjung. " Tidak membosankan dan punakawannya kocak."
Tanggap Warsa ini merupakan acara tahunan PSTK yang diadakan sebagai bentuk kepedulian terhadap budaya daerah yang makin terkikis oleh budaya pop dan modern. Untuk tahun ini mengambil tema Misuwuring Lan Kaendahan Budhaya Jawi yang artinya memperkenalkan keindahan budaya Jawa
Di tengah kegagalan tersebut, saudara Gathutkaca, Harjuna berinisiatif untuk membantu. Namun Harjuna sadar yang mampu mengalahkan keempat Denawa hanyalah pemiliknya saja, Gathutkaca. Mendengar itu, Gathutkaca pun berjuang habis-habisan untuk mengalahkan Basunanda dan kawan-kawan serta mengembalikan mereka ke dalam tubuhnya. Usaha keras tersebut akhirnya berhasil. Gathutkaca pulih dapat menggunakan kekuatannya kembali.
Cerita ini kembali mengingatkan kita saat bahkan diri sendiri pun memberontak. Inti dari cerita ini ialah bahwa kita harus mampu secara mandiri untuk menyelesaikan masalah-masalah di dalam diri kita. Kalau bukan kita sendiri, lantas siapa lagi.
Tarian-tarian khas Jawa yang gemulai dikemas secara rapi dan mampu menyihir penonton selama kurang lebih dua jam. Bahkan aksi para punakawan (pembuat lucu-red) membuat para penonton terbahak dan terhibur. " Acara ini sangat bagus, jauh dari bayangan saya." ujar Sheila, salah satu pengunjung. " Tidak membosankan dan punakawannya kocak."
Tanggap Warsa ini merupakan acara tahunan PSTK yang diadakan sebagai bentuk kepedulian terhadap budaya daerah yang makin terkikis oleh budaya pop dan modern. Untuk tahun ini mengambil tema Misuwuring Lan Kaendahan Budhaya Jawi yang artinya memperkenalkan keindahan budaya Jawa