Tanoto Student Research Award Tahun 2022 di ITB Diselenggarakan dengan Konsep Multidisiplin Ilmu

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id--Dalam rangka mengembangkan kolaborasi berkarya inovasi antar mahasiswa perguruan tinggi, Tanoto Foundation bekerja sama dengan lima mitra kampus di Indonesia mengadakan kegiatan kompetisi Tanoto Student Research Award (TSRA) Tahun 2022. Kolaborasi mahasiswa yang tergabung dari berbagai perguruan tinggi mitra Tanoto diantaranya Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Diponegoro (Undip), Institut Pertanian Bogor (IPB) University, dan Universitas Brawijaya (Unibraw).

“Pada tahun ini, TSRA diselenggarakan di ITB dalam bentuk kegiatan kompetisi Interdisciplinary Capstone Design Challenge (ICDC). Kompetisi ini melibatkan berbagai disiplin ilmu dalam menciptakan suatu produk-produk untuk menyelesaikan suatu permasalahan,” ungkap Ketua Pelaksana TSRA Tahun 2022, Dr. Kusraprasapta Mutijarsa S.T., M.T., saat memberikan sambutan pada acara Pembukaan Final TSRA Tahun 2022, di Multipurpose CRCS Kampus ITB Ganesha, kemarin (5/11/2022).

Kompetisi ini diikuti oleh 125 delegasi mahasiswa dari lima perguruan tinggi Mitra Tanoto Foundation. Pada kompetisi ini dibentuk kelompok-kelompok mahasiswa di mana setiap kelompok mahasiswanya beranggotakan lima mahasiswa yang merupakan gabungan dari kelima kampus tersebut.

Para peserta memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, sehingga anggota kelompok tidak hanya berasal dari mahasiswa sains dan teknologi saja, tetapi juga mahasiswa dengan latar belakang sosial-humaniora bergabung dalam satu kelompok. Hal tersebut dimaksudnya, agar antar peserta bisa belajar berkolaborasi secara interdisiplin.

Mahasiswa juga belajar untuk memecahkan masalah dan membangun solusi nyata masyarakat dalam dalam bentuk purwarupa produk inovasi solusi, yang dibangun dengan menggunakan metode objektif design approach dan design thinking.

Sementara itu, University Partnership and Cohort Management Lead Tanoto Foundation, Yosea Kurnianto menuturkan, salah satu program yang saat ini pihaknya tengah kembangkan yakni transformasi edukasi bagi generasi muda. Pihaknya berfokus pada penyediaan beasiswa S1 di 9 perguruan tinggi Mitra Tanoto Foundation serta beberapa program kemitraan pendidikan tinggi lainnya. Menurutnya, program pengembangan riset eksperimentasi, percepatan pengembangan sumber daya manusia unggul dan pemimpin masa depan bisa dilakukan melalui program TSRA ini.

“Sebagai sebuah organisasi filantropi, kami percaya bahwa kemitraan atau kolaborasi lintas pihak menjadi kunci percepatan dan optimasi solusi atas tantangan tantangan bangsa Indonesia. Hanya saja di sisi lain kita perlu juga cara-cara baru atau pemikiran terkini terkait dengan generasi yang saat ini kita bantu untuk mengembangkan kemampuan kolaborasi dalam keragaman yang ada. Kami sangat bersyukur dan berbangga karena dapat bekerja sama dengan ITB untuk mencobakan konsep kolaborasi dan kompetisi yang dikemas dalam TSRA 2022 ini . Kami juga berterima kasih pada lima perguruan mitra kami karena bersetuju dengan konsep perubahan pelaksanaan TSRA. Harapannya, kegiatan ini, bukan sekedar kegiatan tahunan untuk fasilitasi pembelajaran riset mahasiswa saja tetapi pembelajaran bagi kita semua,” jelas Yosea.

Hadir, membuka kegiatan TSRA Tahun 2022, Rektor ITB Prof. Dr. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., mengutarakan tujuan dari penyelenggaraan TSRA sejalan dengan visi dan misi ITB. Mengusung semangat In Harmonia Progressio di mana memiliki kemauan untuk maju secara selaras dan bersama-sama.

Ia mengatakan bahwa peserta yang merupakan lintas disiplin ilmu dan lintas kampus ini secara nyata sudah melakukan kolaborasi dalam budaya ilmiah unggul. Hal ini tentu bukan hal yang mudah, mengingat latar belakang yang sangat berbeda. Namun sejauh ini mereka berhasil melaluinya. Ini menjadi sebuah pembelajaran bagi dosen-dosen di perguruan tinggi, untuk bisa mengasah terus budaya ilmiah dalam membangun riset berkelanjutan dan lintas disiplin keilmuan.

“Semua yang kita lakukan dalam kegiatan meneliti, tentu bukan hanya sesuatu yang ada di laboratorium saja, tetapi juga menjadi sebuah tindakan yang diambil keputusannya berdasarkan saintifik. Untuk itu, kegiatan ini menjadi budaya ilmiah yang betul-betul harus terus diasah dimana kolaborasi antar keilmuan harus terus ditingkatkan di Indonesia,” ucap Rektor.

Sumber: Kemahasiswaan.ac.id