ITB Luncurkan Program Magister Multidisiplin untuk Mendorong Pendidikan yang Kolaboratif dan Holistik
Oleh Adi Permana
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id — Institut Teknologi Bandung meluncurkan Program Magister Multidisiplin pada Sabtu (10/6/2023). Tujuan diluncurkannya program tersebut untuk mendorong pendidikan yang kolaboratif dan holistik di ITB. Acara tersebut diresmikan langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M.Eng., berserta Dekan Sekolah Pascasarjana dan para Ketua Program Studi Magister Multidisiplin.
Pendidikan di ITB telah mengarah pada pendekatan multidisiplin sejak 25 tahun yang lalu. Namun baru tahun 2023 babak baru pendidikan di ITB kembali dimulai dengan hadirnya 8 Program Magister Multidisiplin di bawah naungan Sekolah Pascasarjana.
Adapun program Magister Multidisiplin yang dibuka pada tahun ini, antara lain:
1. Teknologi Kesehatan
2. Pendidikan Sains 4.0
3. Digital Technopreneurship
4. Smart System
5. Material Baterai
6. Sains dan Teknologi Kebencanaan
7. Pariwisata Hayati Berkelanjutan
8. Kepemimpinan Berbasis Desain
Dalam penjelasannya, Prof. Jaka menekankan perlunya Program Magister Multidisiplin sebagai jawaban atas tantangan perkembangan zaman yang menuntut kolaborasi. Pendekatan multidisiplin juga diperlukan dalam menghadapi kompleksitas kebutuhan manusia yang terus berkembang dari masa ke masa.
Menurutnya semakin kompleks kebutuhan serta permasalahan yang dihadapi, maka solusi yang diberikan harus semakin komprehensif. Melalui pendekatan multidisiplin, integrasi berbagai bidang ilmu yang saling terkait memungkinkan pemecahan masalah yang lebih efektif dan holistik.
“Problem kemanusiaan semakin kompleks, hanya pendekatan yang holistik yang mampu menyelesaikan permasalahan tersebut. Multidisplin sebagai cara pandang baru akan melibatkan minimal 2 bidang keilmuan untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” kata Prof. Jaka.
Program Magister Multidisiplin merupakan hasil kolaborasi dari prodi-prodi yang telah ada di ITB sebelumnya. Namun khusus untuk Program Studi Teknologi Kesehatan, selain berkolaborasi dengan prodi di dalam ITB, juga berkolaborasi dengan Prodi Kedokteran Universitas Padjadjaran. Masing-masing Program Magister Multidisiplin yang dibuka bertujuan untuk menjawab permasalahan spesifik di era modern yang semakin kompleks.
Pertama ada program Magister Multidisiplin Teknologi Kesehatan yang berupaya menyinergikan kemampuan implementasi teknologi dan keteknikan dengan analisa medis yang meliputi pencegahan, diagnosa, manajemen, dan rehabilitasi.
Sementara itu, program Pendidikan Sains 4.0 bertujuan untuk mengantisipasi pergeseran karakter pendidikan di era modern dengan mengintegrasikan pembelajaran sains berbasis digital serta mendorong inovasi dan kreativitas mahasiswa sebagai pusat pembelajaran itu sendiri.
Sejalan dengan itu, terdapat program Digital Technopreneurship yang bertujuan membangun cara pandang sistem yang kuat untuk menciptakan solusi yang kreatif dan inovatif. Supaya dapat dikembangkan dalam bentuk peluang bisnis dalam konteks dunia industri. Di sisi lain, smart system berupaya menyiapkan SDM yang mampu membangun solusi berbasis sistem cerdas dengan memanfaatkan teknologi terkini untuk menjawab kebutuhan manusia sesuai dengan perkembangan zaman.
Program Magister Multidisiplin juga menghadirkan Program Studi Material Baterai yang akan menyiapkan SDM terampil di bidang material baterai mulai dari sintesis bahan baku di alam hingga pengujian performa baterai untuk menyambut tren pergeseran menuju kendaraan listrik.
Kemudian Program Studi Sains dan Teknologi Kebencanaan yang bertujuan meningkatkan kapasitas SDM Indonesia dalam hal kebencanaan melalui penguatan penelitian serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dilanjutkan dengan program Magister Multidisiplin Pariwisata Hayati Berkelanjutan yang merupakan kolaborasi Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota dengan Program Studi Biomanajemen mendorong pengelolaan serta perencanaan kepariwisataan berbasis hayati untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Lalu yang terakhir ada program Kepemimpinan Berbasis Desain yang bertujuan menumbuhkan jiwa kepemimpinan melalui pemahaman terhadap konsep dinamika sosial, budaya, dan lingkungan berbasis rasa empati, daya kreativitas, dan inovasi.
Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)