Tawarkan Inovasi dan Kreativitas, Tim dari Teknik Geofisika ITB Raih Juara
Oleh Christanto
Editor Christanto
Banyak pelajaran yang dapat diambil dari perjuangan mereka menyisihkan tim-tim dari lima perguruan tinggi di Indonesia itu. Keseriusan dan kerja keras mengantarkan mereka pada kemenangan. Tidak sedikit tahapan yang harus dilalui mereka pada ajang ini. "Dimulai dari pendaftaran pada bulan Juni, lalu dilanjutkan dengan training selama 3 hari, pengumpulan abstrak, pembuatan program, pengumpulan, dan diakhiri dengan persentasi dan penjurian pada Desember," ujar Saladin.
Setelah melalui tahapan pembekalan selama 3 hari, tim memutuskan untuk memilih satu topik. "Akhirya kami memilih topik 'crosshole tomography' untuk mengidentifikasi reservoir minyak bumi," ujar Ame. Ame menambahkan bahwa teknik crosshole tomography mulai dilirik industri migas karena keunggulan dalam resolusinya mendeteksi reservoir migas.
Sangat Prospektif
Setelah menyelesaikan program, tim diundang ke Jakarta untuk melakukan presentasi dan penjurian. Sesi presentasi dilakukan selama 30 menit dihadapan representasi perusahaan-perusahaan migas. "Komentar juri sangat baik, pertanyaan yang diberikan hanya untuk memastikan jika plug-in ini sudah disempurnakan setelah melalui tahapan pengujian awal," ungkap Ronnie.
Hasil perlombaan diumumkan pada hari yang sama, Senin (05/12/11). ITB berhasil keluar sebagai juara kedua. Salah satu juri dari perusahaan migas asing berkomentar, "Inilah masa depan, inovasi yang ditawarkan sangat prospektif untuk perkembangan industri migas kedepan."
Inspirasi Dibalik Kemenangan
Inspirasi kemenangan mereka tidak lepas dari motivasi dan cita-citanya. Ame yang menyukai pemrograman sejak SMA mengaku bersyukur bahwa bidang yang ditekuninya saat ini sesuai dengan passionnya terhadap pemrograman. "Ingin menjadi orang yang terkenal di bidang geofisika dan menjadi satu dari orang Indonesia yang mengembangkan metode geofisika dalam industri migas," tutur Ame ketika ditanya cita-citanya.
Setelah lulus kuliah, Saladin, mahasiswa berprestasi FTTM ITB tahun 2009, bercita-cita menjadi seorang seismic interpreter dan masuk ke divisi penelitian dan pengembangan perusahaan minyak. Senada dengan Saladin, Ronnie berharap untuk bisa menjadi geophysicist di perusahaan jasa migas. "Inginnya bisa dapat beasiswa untuk melanjutkan S2 dari perusahaan," ungkap Ronnie. Ellen juga memiliki mimpi yang sama untuk menjadi pengembang software yang digunakan di industri migas.
Dibalik prestasi akademiknya yang baik, mereka juga aktif berorganisasi. Saladin yang kini menjabat sebagai kepala Departemen Keprofesian HIMA-TG 'TERRA' ITB juga menjadi dewan penasihat di Forum Anak Daerah (FAD) Bandung. Ame yang mengetuai divisi akademik TERRA pada periode 2009/2010 juga pernah menjabat sebagai ketua Unit Kebudayaan Melayu Riau (UKMR) ITB. Saat ini Ronnie menjadi Kepala Departemen Internal pada himpunan yang sama. Begitu juga Ellena yang pernah mengetuai beberapa acara keprofesian himpunan.
Diakhir percakapan mereka berbagi inspirasi untuk berkarya, "Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman. Tanamkan untuk selalu berpikir kreatif dan out of the box. Dan yang terpenting adalah mencoba dari yang terkecil dan memulai dari sekarang, karena jika kita terus menunda maka keberhasilan akan semakin lama terwujud."
[Oleh: Muhammad Hanif]