Temu Awal Semester II 2021/2022: Perencanaan Integrasi Sistem di ITB dalam Kacamata Multikampus

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami


BANDUNG, itb.ac.id – Temu Awal Semester II Tahun Akademik 2021/2022 diadakan pada Selasa (11/1/2022) dengan mengangkat topik “Integrasi Sistem di ITB” di Aula Barat ITB secara hybrid. Acara tersebut berisi paparan dari Rektor, para Wakil Rektor, dan Sekretaris Institut dengan dihadiri sivitas akademika ITB yang hadir melalui Zoom dan Youtube.

Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., mengatakan, sebagai refleksi akhir tahun, ITB meraih beberapa capaian, di antaranya meraih peringkat terbaik 1 dalam sistem pemeringkatan kemahasiswaan kategori 2, SPADA Award 2021 sebagai perguruan tinggi terbaik dalam pelaksanaan pembelajaran daring, dan SPADA Award 2021 sebagai perguruan tinggi terbaik dalam dukungan terhadap pembelajaran daring.

Di bidang pendidikan learning outcome harus tinggi dengan sistem hybrid, bukan hanya memindahkan yang tadinya di kelas menjadi online. "Dengan sistem hybrid, mahasiswa mendapatkan potensi belajar menjadi lebih baik lagi," ujarnya.

Pada bidang penelitian, Rektor mengupayakan untuk memperkuat budaya ilmiah unggul. Sejalan dengan itu, juga diharapkan ada penguatan atmosfer akademik, budaya penelitian, dan ekosistem inovasi. Sementara itu, pada bidang pengabdian masyarakat adalah potensi besar bagi ITB untuk meningkatkan perannya pada aspek locally relevant yang fokus pada pemulihan ekonomi. "Selain keunggulan akademik, ITB diharapkan memperluas aspek layanan pendidikan dengan keberadaan program multikampus,” jelas Rektor.

Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan, Ir. Muhamad Abduh, Ph.D., menjelaskan, sistem terintegrasi di ITB yang mengikuti rencana induk pengembangan ITB 2020-2025.

Strategi pencapaian transformasi kelembagaan melingkupi penataan organisasi, penataan dan sistem infrastruktur. Mengacu pada hal tersebut, maka pengembangan yang akan dilakukan meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, serta inovasi dan kewirausahaan. Semua itu harus didukung oleh perencanaan dan penganggaran, pengadaan barang jasa, pengembangan dan manajemen sarana dan prasarana, pengemangan dan manajemen SDM, dan pengelolaan keuangan.
"Kalau kita mempunyai sistem yang terintegrasi pada aspek ini, tentu kita akan mencapai locally relevant dan globally respected university," jelas Ir. Abduh.

Karena ITB adalah bagian dari pemerintah, integrasi dengan pihak-pihak luar diperlukan melalui single entry untuk mengurangi frekuensi input data dan kesalahan input. Proses administrasi yang dulunya bersifat wasting akan dipermudah. Tak hanya sektor data, sistem keuangan juga terintegrasi melalui Virtual Account Kredit (VAK) dan Virtual Account Debit (VAD) dengan Chart of Account (CoA) sehingga neraca aktivitas dapat dievaluasi pada Laporan Internal Manajemen.

Selain itu, akan dilakukan pengelolaan dan pengembangan data dan informasi serta dokumentasi, salah satunya untuk mewujudkan pusat data satu portal yang terdigitalisasi. Hal ini dijelaskan oleh Sekretaris Institut, Prof. Dr.-Ing. Ir. Widjaja Martokusumo.

Ia menambahkan, rencana strategis pengembangan data, informasi, dan dokumentasi menuju ITB 2025. Rencana tersebut terdiri dari lima tahapan, tahap pertama (2021) inisiatif transformasi manajemen data, tahap kedua (2022) terwujudnya berbagai pusat unggulan aset data, tahap ketiga (2023) informasi terintegrasi multikampus, tahap keempat (2024) aset data ITB enterprise, dan tahap kelima (2025) globally respected and locally relevant.
"Tahap tersebut telah disesuaikan dengan arah pengembangan ITB 2020-2025," ujarnya.

Pembangunan sistem informasi terintegrasi yang semakin canggih harus dibarengi dengan kemampuan pengguna dalam menggunakan sistem. Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Dr. Ir. Gusti Ayu Putri Saptawati S., M.Comm. memberikan sebuah pepatah, “bukan teknologinya yang utama, tapi people behind the technology.”


Harapannya, dengan integrasi yang sedemikian rupa dapat meningkatkan fleksibilitas, efisiensi proses, dan visibilitas sistem yang ada di ITB.

Reporter: Najma Shafiya (Teknologi Pascapanen, 2020)