Temu triwulanan 4 Perguruan Tinggi BHMN

Oleh Unit Sumber Daya Informasi

Editor Unit Sumber Daya Informasi

Temu triwulanan 4 Perguruan Tinggi BHMN kembali diselenggarakan di ITB pada tanggal 12 - 13 Desember 2003. Pertemuan kali ini merupakan pertemuan kedua kalinya ITB menjadi tuan rumah, setelah pertemuan triwulanan PT BHMN bulan Februari 2003 yang berlangsung di Observatorium Bosscha, Lembang. Tema pertemuan triwulanan PT BHMN kali ini adalah: Percepatan Masa Transisi Melalui Pemantapan Manajemen Aset, Income Generating, Quality Assurance dan Legal Aspect Diawali dengan beberapa rapat pendahuluan dari tim-tim kecil yang membahas legal aspect, program internasional mikrobiologi dan MWA serta welcoming dinner yang berlangsung di Rektorat ITB pada tanggal 12 Desember 2003. Dalam acara welcoming dinner diselenggarakan pula pembahasan mengenai Aspek Komunikasi dalam Transformasi Kelembagaan yang disampaikan oleh PR Society Indonesia (Ibu Magdalena Wenas) serta tim DKV FSRD ITB, di samping mendiskusikan agenda acara pertemuan/sidang Sabtu, 13 Desember 2003. Bertempat di Balai Pertemuan Ilmiah/BPI-ITB, Jalan Surapati Bandung, sidang pada hari Sabtu 12 Desember 2003 diawali sambutan oleh Sekretaris Eksekutif ITB, Dr.B.Kombaitan mewakili Rektor ITB yang tengah bertugas ke Jepang. Dalam sambutannya, Sekretaris Eksekutif ITB mengharapkan agar pertemuan triwulanan ini selain dapat menjadi sarana untuk membahas berbagai masalah yang dihadapi para PT BHMN juga tetap dapat memberikan suasana kegembiraan kepada para peserta pertemuan. Selain perwakilan dari masing-masing PT BHMN, pertemuan juga dihadiri oleh beberapa perwakilan dari perguruan tinggi-perguruan tinggi yang sedang mempersiapkan dirinya untuk berubah status menjadi BHMN yaitu perwakilan dari Universitas Sumatera Utara/USU, Universitas Pendidikan Indonesia/UPI dan Universitas Padjadjaran. Selanjutnya mewakili MWA ke-empat PT BHMN, Prof Iskandar Alisjahbana dari ITB mengetengahkan topik \"Bird Eye View Permasalahan PT BHMN\" . Prof Iskandar Alisjahbana mengemukakan bahwa masalah apa pun yang dihadapi PT BHMN, tidaklah harus membuat perguruan tinggi-perguruan tinggi ini menjadi seperti katak dalam tempurung. Justru masalah-masalah yang dihadapi tersebut seharusnya membuat perguruan tinggi-perguruan tinggi keluar dari \'tempurungnya\' dan berusaha untuk mengatasi berbagai hambatan yang ada. Dalam presentasinya, Prof.Iskandar Alisjahbana mengajak peserta meninjau keadaan perguruan-perguruan tinggi di negara-negara maju, yang ternyata juga mempunyai masalah khususnya masalah dana. Namun dengan adanya kerjasama yang baik, terutama dengan pihak perbankan, pada beberapa negara tertentu seperti di Inggris, perbankan dapat memberikan pinjaman dana kepada mahasiswa agar mereka dapat melanjutkan studinya. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut diperlukan pendekatan dan pengertian bahwa pinjaman yang diberikan kepada pendidikan tinggi nyatanya di negara- negara maju itu pun tidak membuat bank menjadi rugi. Hal ini lah yang juga harus dilakukan di Indonesia, demikian menurut Prof.Iskandar Alisjahbana. Sementara itu Dirjen DIKTI, Prof Satryo S.Brodjonegoro dalam Evaluasi Perkembangan 3 Tahun PT BHMN mengungkapkan bahwa perlunya pihak PT BHMN meyakinkan pemerintah dan masyarakat bahwa Perguruan Tinggi memang merupakan institusi yang memerlukan biaya tinggi (costly) namun biaya tinggi ini disertai adanya jaminan kualitas. Pada pertemuan triwulanan PT BHMN kali ini juga dihadiri perwakilan Partnership for Governance Reform in Indonesia, P.Soepriyadi yang membahas topik Good Governance dan Transformasi Kelembagaan. Menurutnya, organisasi Partnership for Governance Reform in Indonesia, berkeinginan mewujudkan \'good governance\' pada semua lini, termasuk perguruan tinggi. Sesi pertama dipandu Wakil Rektor ITB Bidang Keuangan, Kemitraan dan Perencanaan, Dr.Alibasyah Siregar. Sesi kedua pertemuan triwulanan membahas kemajuan hasil-hasil kerja tim kecil legal aspect dan program magister internasional 4 PT BHMN, dipandu Dr.Adil B.Ahza - Sekber 4 PT BHMN Selanjutnya diselenggarakan sidang-sidang kelompok yang membahas topik-topik: 1. Aspek Legal, Kebijakan Korporat, Normatif dan Manajemen BHMN, 2. Manajemen aset, sarana dan prasarana 3. Manajemen Ventura: baik yang berbentuk bisnis komersial maupun auxiliary (Revenue Generating Activities); 4. Quality assurance bidang riset dan pelayanan kepada masyarakat. (TD)