Terinspirasi dari Ratu dalam Permainan Catur, Mahasiswa ITB Ciptakan Desain Instalasi Seni dari Kemasan Lipstik

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

Jasmine dan Sadira, dua mahasiswa ITB yang berhasil ciptakan desain instalasi seni dari kemasan lipstik (Foto: Arsip Pribadi)

BANDUNG, itb.ac.id — Berawal dari eksplorasi ide sejak menjadi teman sebangku saat TPB, Sadira Auliyannisak (17019035) dan Jasmine Victoria (17519044) berhasil keluar sebagai juara dalam Wardah Art Ideation Contest 2023.

Acara tersebut merupakan kontes perancangan instalasi seni dengan menggunakan material utama tiga jenis produk lipstik dari Wardah. Mengusung tema “Beauty Moves You”, Wardah Art Ideation Contest 2023 mencoba menelurkan hasil instalasi seni yang sejalan dengan cerminan wanita dengan berbagai potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

Dari gagasan tema itu, Jasmine mendapatkan inspirasi dari ratu dalam permainan catur. Menurutnya, ratu yang merupakan representasi sosok wanita memiliki kendali penuh dalam bergerak bebas menentukan arah dan tujuan hidupnya.

Ide ini kemudian dikembangkan oleh Sadira menjadi sebuah bentuk instalasi yang lebih nyata. Caranya dengan mengeksplorasi gambaran tampak atas dari ratu dalam catur yang terinspirasi dari seniman favoritnya, yaitu Richard Serra.

“Sebagian besar orang menganggap raja adalah kunci dalam permainan catur. Itu betul. tapi sebenarnya yang bisa bergerak bebas itu ratu, dia memiliki kekuatan untuk melakukan apapun, dan ratu sebenarnya yang lebih menguasai permainan,” ujar Jasmine.

Ide layout diwujudkan dalam bentuk bidang dinding instalasi yang tersusun dari kemasan lipstik yang diberi judul “Bersua dengan Diri”. Dinding instalasi berdimensi sekitar 3,5 m x 4,2 m x 3 m tersebut dibuat bertekstur layaknya susunan batu bata menggunakan konsep nirmana dengan struktur spiral memusat ke tengah.

Instalasi ini juga dilengkapi dengan rangkaian kemasan lipstik berbentuk bunga yang ditempel di sepanjang dinding instalasi. Mulai dari yang bentuknya masih kuncup, setengah mekar, hingga mekar sempurna di bagian tengah instalasi.

Bidang dinding instalasi yang ditata timbul tenggelam menggambarkan dinamika kehidupan wanita dalam menemukan jati dirinya. Susunan antar dinding instalasi yang berbentuk spiral juga menegaskan bahwa akan selalu ada jalan berliku yang harus dilalui sebelum menemukan jati diri wanita yang sesungguhnya.

Sentuhan terakhir berupa transformasi bunga dari kuncup hingga mekar sempurna secara filosofis menggambarkan proses perubahan wanita menjadi versi terbaik dari dirinya.

“Sepanjang perjalanan, pengunjung ditemani bunga-bunga mulai dari yang paling kuncup. Ketika sampai di tengah, barulah bertemu dengan bunga yang mekar sempurna. Artinya mereka sudah berhasil menemukan jati diri melalui perjalanan yang berliku, yang diwakili oleh desain instalasi berbentuk spiral,” kata Sadira.

Dalam merancang desain ini, keduanya mengaku menemui berbagai kendala dalam proses eksplorasi awal hingga mewujudkan desainnya ke dalam bentuk 3D. Mereka juga menyadari latar belakang program studi yang berbeda, turut mendorong keduanya untuk saling melengkapi satu sama lain.

Jasmine yang berasal dari Prodi Desain Produk lebih berorientasi pada solusi teknis yang sifatnya ergonomis, sedangkan Sadira dengan latar belakang Prodi Seni Rupa senang mengeksplorasi ide dan konsep baru yang berhubungan dengan ekspresi diri.

Sadira pun menerangkan bahwa ide yang muncul tidak semuanya dapat dieksekusi secara teknis sehingga kolaborasi dan kompromi keduanya sangat berperan penting dalam perancangan instalasi ini. “Jasmine bagian realita, aku bagian ekspektasi dan ide-ide gila,” tutup Sadira.

Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota 2020)