The 5th PlanoCosmo International Conference 2020, Diskusi Mengenai Perencanaan Kota dan Wilayah

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., memberikan sambutan pada acara The 5th PlanoCosmo International Conference

BANDUNG, itb.ac.id--Institut Teknologi Bandung menyelenggarakan The 5th PlanoCosmo International Conference pada 20-21 Oktober 2020. Konferensi internasional ini terasa sangat berbeda dari tahun sebelumnya karena dilaksanakan di tengah pandemi, namun kegiatan tersebut tetap berjalan dengan sukses.

PlanoCosmo International Conference adalah konferensi internasional yang diadakan oleh Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK)-ITB yang bertujuan untuk mendiskusikan masalah perencanaan kota dan wilayah dalam konteks konektivitas, inklusivitas, ketahanan, keamanan, pemerintahan, dan untuk menghubungkan berbagai pemangku kepentingan dalam bidang infrastruktur dan perencanaan kota, pengembangan, dan inovasi.

“Pemerintah Jawa Barat akan terus meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Saat ini pandemi membuat ekonomi Jawa Barat terkontraksi sangat besar, oleh karena itu Jawa Barat menerapkan nilai-nilai proaktif, pembuatan kebijakan yang transparan serta berbasis sains, inovatif, dan kolaboratif dalam merespons situasi saat ini,” ujar M. Taufik Budi Santoso selaku kepala Pembangunan dan Perencanaan Daerah Jawa Barat saat memberikan sambutan.

Ia mengatakan, ITB merupakan salah satu institusi pendidikan terbesar di Jawa Barat yang diharapkan mendukung proses pembangunan infrastruktur sebagai salah satu bentuk kerja sama pentahelix di Jawa Barat.

Dalam agenda yang bertemakan “Infrastructure for All (smart, inovatif, and inclusive)” ini dihadiri oleh pembicara utama, Suharso Monoarfa (Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional), Basuki Hadimuljono yang diwakilkan oleh Danis Hidayat Sumadilaga (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), Dr. Paul Jones (The University of Sydney), Pradono (Institut Teknologi Bandung), dan Karst Geurs (University of Twente, Netherlands).

Selain itu, konferensi ini juga dihadiri oleh pembicara tamu, Prof. Lawrence vale (Massachusetts Institute of Technology), Prof. Haryo Winarso (Institut Teknologi Bandung), Prof. Saswat Bandyopadhyay (CEPT University India ), Prof. Narimah Samat (Universiti Sains Malaysia), Dr. Ridwan Sutriadi (Institut Teknologi Bandung), Dr. Ninik Suhartini (Institut Teknologi Bandung), Dr. Paulo Silva ( University of Aveiro, Portugal), Dr. Julie Miao (University of Melbourne), Norliza Hashim (AJM Planning and Urban Design Group, Malaysia), dan Dr. Bernadia Irawati Tjandradewi (Secretary General of UCLG). Acara tersebut dibuka langsung oleh Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D.

Pada sesi panel pertama, Lawrence Vale, Haryo Winarso, dan Paulo Silva membahas mengenai bagaimana membangun permukiman perkotaan yang tangguh, dengan dipandu oleh Dekan SAPPK-ITB, Dr. Sri Maryati. “Pemukiman perkotaan yang tangguh adalah hasil dari proses legitimasi yang menggabungkan infrastruktur yang ramah lingkungan sehingga memberi manfaat bagi semua orang,” ujar Lawrence yang merupakan Profesor Urban Design and Planning di MIT. Selain itu, Paulo Silva memberikan gagasan bahwa untuk membangun pemukiman yang tangguh diperlukan inklusivitas dalam proses pembangunan dan memperhatikan hubungan antara permukiman formal dan informal.

Selanjutnya, Haryo Winarso mengajukan gagasan tentang sosial-kapitalisme sebagai pendekatan dalam membangun pemukiman yang tangguh. “Konsep dari sosial-kapitalisme adalah sebuah proses pembangunan yang melibatkan masyarakat, daripada membeli lahan masyarakat lebih baik menjadikan lahan mereka sebagai ekuitas dalam pembangunan,” imbuh Haryo.


Setelah sesi panel pertama, dilanjutkan dengan keynote lecturer oleh Karst Geurs yang membahas mengenai inovasi dalam akses mobilitas. Setelah itu dilanjutkan dengan sesi panel yang kedua dengan membahas isu mengenai Smart City di berbagai negara seperti, Malaysia, China, India, dan Indonesia. “Smart city merupakan hubungan organik antara teknologi, manusia, dan institusi. Di China sendiri, Beijing dan Shanghai menjadi kota percontohan dalam pembangunan smart city,” ujar Julio Miao dalam paparannya.

Pada hari kedua, konferensi dibuka dengan keynote speech oleh Danis Hidayat Sumadilaga dan keynote lecture oleh Prof. Pradono, Dr. HC. Ir. H. Suharso Monoarfa, dan Assoc. Prof Paul Jones. Serta terdapat sesi panel yang bertemakan “Membangun Kota dengan Infrastruktur yang Andal: Tinjauan dari Berbagai Perspektif” dan kegiatan ditutup dengan sesi paralel di mana peserta konferensi dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk membahas mengenai isu seperti perencanaan yang berkelanjutan, infrastruktur untuk smart city dan wilayah, inovatif dan kreatif komunitas, pembangunan yang inklusif, proyek mega infrastruktur, serta banyak lainnya.

Reporter: Deo Fernando (Kewirausahaan, 2021)