Tidak Puas dengan Juara 3, Tim RNA Bangkit Kembali dan Menangkan Juara 1 Business IT Case di Compfest 9
Oleh Holy Lovenia
Editor Holy Lovenia
BANDUNG, itb.ac.id – Tidak puas dengan gelar Juara III, tahun ini tim RNA bersinar kembali dan berhasil menaklukkan gelar Juara I dalam kompetisi yang sama. Atika Rahmawati Yuliantoputri (Sistem dan Teknologi Informasi 2014), Rizaldy Al Kautsar U (Sistem Teknologi dan Informasi 2014), dan Nindy Aditya Dewi (Sistem Teknologi dan Informasi 2014) untuk kesekian kalinya mengharumkan nama ITB. Kali ini, mereka meraihnya melalui kompetisi Business IT Case pada Compfest 9, yang diangkat oleh Universitas Indonesia (UI).
Medan Perang di Depan Mata
Kompetisi yang dihadapi oleh tim RNA adalah Business IT Case, yaitu perlombaan berbasis IT yang memiliki konsep pemecahan masalah atas permasalahan bisnis suatu perusahaan. Caranya adalah dengan melalui teknologi informasi. Kasus yang diangkat tersebut biasanya merupakan kasus resmi yang terjadi di seluruh dunia.
Ada dua tahap yang perlu dilewati tim RNA pada kompetisi tersebut, yaitu tahap preliminary yang diikuti oleh 190 tim dari seluruh Indonesia, dan tahap final yang merupakan hasil seleksi hingga hanya tersisa 5 tim. Pada tahap final, tim RNA menjalani serangkaian mentoring atau pelatihan terkait pengerjaan kasus, lalu dilanjutkan dengan mata acara utamanya, yaitu kompetisi penyelesaian Business IT Case dalam kurun waktu 12 jam dan presentasi di hadapan para juri.
Mengasah Pedang Sebelum Bertempur
Tentu ada berbagai persiapan yang dilakukan oleh tim RNA sebelum terjun ke medan kompetisi. Di antaranya adalah mempelajari teknik-teknik pengerjaan kasus, teknik pembuatan presentasi solusi yang baik, juga teknik berbicara di depan publik ketika presentasi. Setiap hal tersebut perlu diasah secara berkelanjutan, bukan hanya sekali atau dua kali. Pada prosesnya, tim RNA bekerja keras untuk mengasah setiap kemampuan yang mereka punya, termasuk dengan cara latihan mengerjakan kasus yang ada di internet, meminta ulasan dan kritik dari kakak tingkat yang lebih berpengalaman, juga mengikuti lomba-lomba yang sejenis.
Aspek terpenting dalam persiapan mereka bukanlah hanya terkait kerja sama antar anggota, melainkan juga mendalami kemampuan dan peran masing-masing di tim. Masing-masing anggota tim harus dapat bekerja secara efisien dan tepat, karena waktu yang dimiliki untuk menyelesaikan kasus hanya sedikit. Selain itu, mengasah kemampuan mereka juga tidak terlepas dari evaluasi diri dan pengembangan diri secara berkala. Tim RNA bekerja keras untuk memberikan yang terbaik yang mereka bisa melalui pengetahuan dan usaha yang lebih baik di tahun ini.
Detik-Detik yang Berharga
Sebagaimana cepatnya waktu telah berlalu, begitu pula dengan empat tahun menjalani studi sarjana di ITB. “Manfaatkan waktu yang ada di kuliah ini untuk mencoba sesuatu yang baru, baik gagal atau berhasil,” pesan tim RNA. “Jika lulus dari ITB hanya dengan gelar sarjana dan belum berkarya, rasanya pasti ada yang kurang. Menurut kami, pengembangan diri terbaik dari segi hard skill dan soft skill itu adalah saat melakukan kompetisi dengan orang lain dan berada di luar zona nyaman. Tujuannya bukan semata-mata menguji kemampuan diri, melainkan juga sebagai tempat belajar yang efektif untuk mengevaluasi diri.”