Tim 1 ITB; Satukan Suara Mahasiswa untuk ITB yang Lebih Baik
Oleh prita
Editor prita
BANDUNG, itb.ac.id - Pergantian tampuk kepemimpinan tertinggi di ITB ternyata tidak hanya menjadi sorotan para "elitis" kampus semata. Mahasiswa sebagai objek dan subjek pendidikan juga menyadari pentingnya pemahaman mengenai proses regenerasi tersebut, terkait dengan penentuan masa depan ITB. Untuk memberi pemahaman sekaligus mendorong partisipasi civitas akademika khususnya mahasiswa dalam pemilihan rektor ITB 2010, tim 1 ITB pun dibentuk. Melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh tim kecil yang beranggotakan mahasiswa dari berbagai program studi ini, diharapkan dapat tercetus usulan nama calon rektor dari mahasiswa.
Memilih rektor boleh jadi hanya terbuka bagi kalangan tertentu seperti MWA dan Senat Akademik. Namun pengetahuan mengenai siapa saja yang menjadi calon orang nomor satu di ITB seharusnya dimiliki oleh seluruh civitas akademika terkait. Hal ini dikarenakan peran rektor sebagai pemimpin yang akan membawa ITB selama 5 tahun ke depan. Maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pergantian rektor merupakan kesempatan bagi perubahan ke arah ITB yang semakin baik.
Mahasiswa memang belum dapat memilih rektor idamannya secara langsung. Namun, perwakilan mahasiswa di MWA seharusnya dapat menjadi cerminan kebutuhan dan keinginan mahasiswa. Pewacanaan mengenai para bakal calon rektor dan penumbuhan kesadaran pentingnya proses penentuan masa depan ITB kepada seluruh mahasiswa menjadi konsekuensi dari fungsi MWA Wakil Mahasiswa. Oleh karena itu, tim 1 ITB sebenarnya merupakan alat MWA Wakil Mahasiswa untuk menjalankan tugasnya menghimpun satu suara dari mahasiswa ITB.
Dalam melaksanakan tujuannya, tim 1 ITB membagi arah pergerakannya dalam beberapa tahap. Tahap pertama yaitu pewacanaan dan pemanasan kampus yang diimplikasikan dalam bentuk Focus Group Discussion, Buletin Soul of Campus, serta publikasi dan propaganda. Tahap selanjutnya adalah analisis kondisi dan kebutuhan mahasiswa secara keseluruhan, yang dicapai melalui metode survei, wawancara stake holders ITB, lomba tulisan berhadiah "andai aku jadi rektor ITB", kajian tim, dan campus meeting dengan pembicara rektor ITB dari masa ke masa.
Dari kedua tahapan sebelumnya, mahasiswa diharapkan dapat memunculkan isu-isu mengenai kriteria rektor yang sesuai dengan kebutuhannya. Isu tersebut akan ditabulasikan pada tahap selanjutnya hingga menghasilkan deklarasi aspirasi dan profil rektor idaman. Draft mengenai usulan mahasiswa akan dikirimkan kepada panita rektor kita dan diusahakan adanya pertemuan informal dengan para kandidat calon rektor.Selain hal-hal tersebut, pada tahap ini diusahakan pula adanya peliputan dari media massa.Seluruh kegiatan yang dilakukan pada tahap ini akan di follow up ke tahap selanjutnya yang meliputi usaha-usaha mengenal calon rektor lebih dekat, misalnya dengan pertemuan para kepala lembaga kemahasiswaan di kampus dengan para calon rektor serta dengan mengirimkan hasil kajian mahasiswa mengenai ITB 5 tahun ke depan. Pada akhirnya, seluruh tahapan ditutup dengan musyawarah mahasiswa untuk menghasilkan 1 nama rektor pilihan mahasiswa.
Selain sebagai bentuk pewacanaan dan penarikan suara mahasiswa, program dan rangkaian kegiatan yang diinisiasikan oleh tim ini juga bertujuan untuk mendorong terbentuknya komitmen mahasiswa untuk memperbaiki bidang kemahasiswaan ITB ke depannya. Keberadaan tim 1 ITB juga mempermudah penentuan mekanisme penarikan aspirasi mahasiswa yang tepat.
Mahasiswa memang belum dapat memilih rektor idamannya secara langsung. Namun, perwakilan mahasiswa di MWA seharusnya dapat menjadi cerminan kebutuhan dan keinginan mahasiswa. Pewacanaan mengenai para bakal calon rektor dan penumbuhan kesadaran pentingnya proses penentuan masa depan ITB kepada seluruh mahasiswa menjadi konsekuensi dari fungsi MWA Wakil Mahasiswa. Oleh karena itu, tim 1 ITB sebenarnya merupakan alat MWA Wakil Mahasiswa untuk menjalankan tugasnya menghimpun satu suara dari mahasiswa ITB.
Dalam melaksanakan tujuannya, tim 1 ITB membagi arah pergerakannya dalam beberapa tahap. Tahap pertama yaitu pewacanaan dan pemanasan kampus yang diimplikasikan dalam bentuk Focus Group Discussion, Buletin Soul of Campus, serta publikasi dan propaganda. Tahap selanjutnya adalah analisis kondisi dan kebutuhan mahasiswa secara keseluruhan, yang dicapai melalui metode survei, wawancara stake holders ITB, lomba tulisan berhadiah "andai aku jadi rektor ITB", kajian tim, dan campus meeting dengan pembicara rektor ITB dari masa ke masa.
Dari kedua tahapan sebelumnya, mahasiswa diharapkan dapat memunculkan isu-isu mengenai kriteria rektor yang sesuai dengan kebutuhannya. Isu tersebut akan ditabulasikan pada tahap selanjutnya hingga menghasilkan deklarasi aspirasi dan profil rektor idaman. Draft mengenai usulan mahasiswa akan dikirimkan kepada panita rektor kita dan diusahakan adanya pertemuan informal dengan para kandidat calon rektor.Selain hal-hal tersebut, pada tahap ini diusahakan pula adanya peliputan dari media massa.Seluruh kegiatan yang dilakukan pada tahap ini akan di follow up ke tahap selanjutnya yang meliputi usaha-usaha mengenal calon rektor lebih dekat, misalnya dengan pertemuan para kepala lembaga kemahasiswaan di kampus dengan para calon rektor serta dengan mengirimkan hasil kajian mahasiswa mengenai ITB 5 tahun ke depan. Pada akhirnya, seluruh tahapan ditutup dengan musyawarah mahasiswa untuk menghasilkan 1 nama rektor pilihan mahasiswa.
Selain sebagai bentuk pewacanaan dan penarikan suara mahasiswa, program dan rangkaian kegiatan yang diinisiasikan oleh tim ini juga bertujuan untuk mendorong terbentuknya komitmen mahasiswa untuk memperbaiki bidang kemahasiswaan ITB ke depannya. Keberadaan tim 1 ITB juga mempermudah penentuan mekanisme penarikan aspirasi mahasiswa yang tepat.