Tim Adamar ITB Juara KBMK Kategori Karya Tulis Ilmiah

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Perasaan senang menyeruak di tim Adamar ketika pemenang acara Kompetisi Nasional bidang Ilmu Bisnis, Manajemen dan Keuangan (KBMK) 2021 Puspresnas diumumkan pada Rabu, 15 September 2021. Tim Adamar yang beranggotakan Aurel Fidelia (Manajemen 2020) dan Fa’iq Ezza Sadewa (Manajemen 2020) ditetapkan sebagai juara pertama pada kategori Karya Tulis Ilmiah.

KBMK sendiri memiliki 11 kategori perlombaan, salah satunya adalah karya tulis ilmiah. Pada tahun ini, KBMK mengangkat tema “Inovasi Anak Bangsa untuk Menghapus Kemiskinan serta Pemberdayaan Potensi Ekosistem Energi Bersih dan Terjangkau pada Konteks Persiapan Era Pasca Covid-19 dalam Kerangka Bidang Ilmu Bisnis, Manajemen dan Keuangan” sebagai tema. Menyesuaikan dengan situasi pandemi, kegiatan ini diadakan secara daring pada 19 April-15 September dengan tuan rumah Universitas Indonesia.

Berawal dari undangan prodi Manajemen, Fa’iq mendapat amanah untuk mewakili SBM pada acara tersebut. Namun, ia kesulitan dalam mencari partner. Dany, selaku bagian akademik tutor, menyarankan untuk mengambil partner dari lima besar acara bootcamp GBF yang dilaksanakan beberapa bulan lalu. Di sanalah ia menemukan Aurel sebagai partner-nya. Sebelumnya mereka berdua memang sudah memiliki rencana untuk lomba bersama. Dan menurut Fa’iq, mungkin inilah saatnya.

Ada tiga tahapan yang harus dilalui oleh dua mahasiswa Institut Teknologi Bandung untuk menjadi juara. Yang pertama, mereka diharuskan untuk mengirimkan karya tulis mereka. Karya tulis ini lebih menekankan pada analisis masalah dan solusi pada kemiskinan di Indonesia pascapandemi. Pada tahap kedua, mereka diminta untuk mengirimkan poster digital. Ketika dinyatakan lolos, mereka harus melakukan orasi dan pengumpulan final paper.

Pada karya tulisnya, Fa’iq dan Aurel mengajukan Bizlab sebagai solusi. Bizlab sendiri adalah sebuah platform penyedia mentoring bagi para pelaku bisnis UMKM. Tak hanya itu, dengan dibangunnya lab di berbagai daerah melalui program ini, para pelaku UMKM nantinya akan berkreasi dalam berbagai proyek bersama pelaku UMKM lainnya. Harapannya, dengan adanya mentoring-mentoring dengan para ahli dalam bidang bisnis dan berbagai proyek kolaborasi, UMKM di Indonesia dapat menemukan unique selling point dan mempunyai competitive advantage agar dapat bersaing dengan produk luar negeri pascapandemi.

“Kami menganalisis latar belakang masalah kemiskinan di Indonesia. Dan kami lebih fokus untuk mengatasi masalah tersebut melalui akar masalahnya,” kata Aurel.
Dari karya tulis tersebut, tim Adamar akhirnya dinyatakan lolos masuk ke final. Pada momen inilah tantangan terberat dirasakan oleh mereka berdua. Mereka harus melakukan orasi tanpa melihat teks, yang mana agak berbeda dengan yang biasa mereka lakukan yakni presentasi bisnis.

Tidak cukup di sana, persiapan untuk membuat teks orasi pun menjadi tantangan yang cukup menguras tenaga. Waktu yang mepet karena kurangnya persiapan dan kesibukan akademik di ITB membuat mereka harus memutar otak untuk membagi waktu agar teks orasi tersebut dapat selesai. Namun, betapa terkejutnya mereka ketika mendapat kabar bahwa link tempat pengumpulan teks orasi sudah ditutup pada jam satu malam.

“Panik, dong. Kita selesai aja belom,” kata Fa’iq sambil tertawa ketika mengenang hal tersebut. “Sebisa mungkin kami membuat teks orasinya dan menghafal sendiri. Akhirnya kami shift-shift-an tidur,” kenangnya.

Pada saat latihan orasi pun tidak semuanya berjalan dengan mulus. Tim Adamar harus mengulang sampai tiga kali karena Fa’iq yang kesulitan dalam mengingat teks orasi. Namun, semuanya itu pada akhirnya terbayar karena pada saat pelaksanaan final yang dilaksanakan pada hari itu juga, orasi mereka berjalan lancar dan mereka akhirnya keluar sebagai juara pertama.

It was very exciting journey sih bersama dengan Fa’iq, karena jujur ini kan pertama kalinya pengalaman aku untuk juara satu di perkuliahan. Dan effort-nya juga lumayan karena dari awal kita enggak terlalu tahu tentang karya tulis ilmiah. Tapi setelah kita brainstorming bareng, mengeksplor bareng, walaupun di final tidak mulus juga, tapi akhirnya bisa. Pesannya sih harus berani mencoba, karena kalau ga mencoba, kita ga bakal tahu nantinya bakal bagaimana,” kata Aurel mengakhiri sesi wawancara.

Reporter: Najin Khoirul Amalin (Mahasiswa TPB SBM, 2020)