Tim EcoCorn ITB Juara 1 Kompetisi Business Model Canvas "The Agripreneurial Path 2024 Universitas Padjadjaran"
Oleh Helga Evangelina - Mahasiswa Rekayasa Pertanian, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
Tim EcoCorn ITB Juara 1 Kompetisi Business Model Canvas Universitas Padjadjaran (Dok. The EcoCorn ITB)
JATINANGOR, itb.ac.id - Tim EcoCorn dari Institut Teknologi Bandung (ITB) meraih juara 1 kompetisi Business Model Canvas (BMC) “The Agripreneurial Path 2024”. Kompetisi yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian Universitas Padjadjaran (Himateta Unpad) ini diikuti oleh peserta dari 20 perguruan tinggi di Indonesia, termasuk ITB, IPB, UI, ITS, dan Universitas Andalas. Kompetisi ini mengusung tema "Innovative Business Competition for Optimizing Agricultural Production" dengan empat subtema, antara lain Pengolahan Pascapanen, Peningkatan Limbah Pertanian, Digitalisasi Pertanian, dan Agroindustri Pangan Terpadu.
Tim yang terdiri atas Trinitaty Bulan Marito Hutabarat, Fadilah Khoirunnisa, dan Yehezkiel Oktaviano Nainggolan ini memilih subtema Peningkatan Limbah Pertanian. Tim EcoCorn menciptakan produk perawatan kulit berupa scrub tubuh dan sabun mandi yang memanfaatkan ekstrak rambut jagung dan tongkol jagung sebagai bahan utama, dikombinasikan dengan niacinamide untuk meningkatkan manfaat kesehatan kulit.
Rambut jagung dan tongkol jagung merupakan limbah pertanian yang dihasilkan dari proses panen jagung. Sekitar 62% dari hasil panen berupa limbah seperti daun, kulit, rambut, dan tongkol jagung. Rambut jagung, yang biasanya dibuang atau tidak dimanfaatkan, ternyata kaya akan vitamin C, flavonoid, dan saponin sehingga dapat diolah menjadi bahan yang membantu mencerahkan dan menutrisi kulit.
Sementara itu, tongkol jagung, yang kerap hanya digunakan sebagai pakan ternak atau dibakar, mengandung serat alami dan asam organik, menjadikannya eksfolian alami yang ideal sebagai scrub tubuh. Bahkan, untuk mendukung prinsip keberlanjutan, kemasan produknya juga dibuat dari limbah jagung yang diolah menjadi bahan biodegradable.
Dengan bantuan dosen pembimbing, Dr. Sofiatin, S.Hut., M.Si., EcoCorn tidak hanya berfokus pada nilai produk, tetapi juga memperhatikan aspek keberlanjutan. Mereka mengusung kebijakan return waste to get product, yaitu konsumen dapat mengembalikan kemasan bekas untuk didaur ulang menjadi produk baru. Hal ini menjadi keunggulan yang memperkuat komitmen EcoCorn dalam menciptakan produk ramah lingkungan yang juga memberdayakan petani lokal sebagai mitra penyedia bahan baku.
Ketua tim, Trinitaty Bulan, mengungkapkan rasa syukurnya atas kemenangan ini. “Kami sangat bangga bisa membawa ide yang tidak hanya inovatif tetapi juga relevan dengan kebutuhan lingkungan saat ini,” ujarnya (14/11/2024).
Dengan adanya ide-ide seperti EcoCorn, diharapkan limbah pertanian yang selama ini kurang dimanfaatkan dapat menjadi produk bernilai tambah yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Reporter: Helga Evangelina (Rekayasa Pertanian, 2021)