Tim ITB Ukir Prestasi Internasional di Petrobowl 2016, Kuala Lumpur, Malaysia
Oleh Fatimah Larassati
Editor Fatimah Larassati
Lomba yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 25 Maret 2016 silam ini sendiri adalah lomba terkait bidang keenergian dan perminyakan dengan sistem smart competition atau cerdas cermat. Lomba ini diikuti oleh 22 universitas dari berbagai negara di Asia Pasifik seperti Indonesia, Malaysia, Australia, Thailand, Filipina, Vietnam, India, dan Cina. Bersamaan dengan acara ini digelar juga Offshore Technology Conference (OTC) Asia yang merupakan konferensi tentang teknologi-teknologi baru di dunia perminyakan terutama lepas pantai dan industri perminyakan.
Khusus di OTC Asia 2016 ini, utusan dari ITB, Ichsan Aljabbar, terpilih untuk mempresentasikan paper berjudul Severe Formation Damage Due to Solids Invasion for Inclined/Horizontal Wells with High Permeability Zone. Paper ini merupakan studi yang menyediakan cara alternatif untuk memprediksi peristiwa masuknya lumpur pemboran ke formasi batuan sekitar lubang pemboran. Pendekatan yang digunakan dalam paper ini adalah pendekatan numerik, mengingat hal ini cukup rumit untuk diukur secara langsung.
Keringat dan Usaha Terbayar Manis
Jalan sukses tak selalu mulus. Begitu pula dengan perjuangan tim ITB menjelang dan selama pelaksanaan lomba. Mulai dari tahap awal sebelum lomba, seleksi ketat internal telah dilakukan oleh Society of Petroleum Engineers (SPE) ITB SC untuk mencari lima peserta terbaik yang akan diutus mewakili ITB. Seleksi ini tak main-main karena setelah diuji kemampuan menjawab soal tertulis, disaring lagi menjadi tujuh besar untuk seleksi berupa simulasi jawab pertanyaan oral hingga akhirnya terpilih lima terbaik untuk menjadi perwakilan ITB. Selama sebulan lebih tim ITB berlatih secara intensif seminggu dua kali untuk mempersiapkan diri. "Kita belajar mandiri dan selama latihan dibantu oleh SPE ITB untuk mensimulasikan kondisi asli di lombanya," terang Chintya sebagai salah satu anggota tim.
Perjuangan selama lomba pun tak kalah beratnya melihat saingan hebat dari universitas-universitas lain se-Asia Pasifik. Akan tetapi hal ini tak serta-merta membuat tim ITB ciut. Melawan Palawan State University (PSU) Filipina di putaran 16 besar, ITB berhasil melaju ke babak berikutnya melawan Universiti Teknologi Petronas (UTP) Malaysia. Menang melawan perwakilan Malaysia ini, di dua putaran berikutnya ITB berturut-turut melawan universitas setanah air yaitu Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Trisakti. Kemenangan akhir atas Trisakti resmi membuat tim ITB juara satu, yang juga memuluskan jalan ITB melaju ke Petrobowl ATCE sedunia yang akan dilaksanakan September mendatang di Dubai. ITB mewakili regional Asia Pasifik akan bersaing dengan utusan-utusan dari lima regional lain di seluruh penjuru dunia yaitu Timur Tengah, Afrika, Amerika Utara, Eropa, serta Amerika Selatan dan Karibia.
Diakui oleh Chintya, kemenangan di Kuala Lumpur ini merupakan sesuatu yang tidak diduga, mengingat lawan-lawan yang dihadapi cukup tangguh. Berbagai pengorbanan mulai dari tenaga dan waktu pun seakan terbayar lunas dengan pengalaman-pengalaman yang didapatkan ini. "Dapat wawasan dan teman-teman baru dari berbagai negara," ujarnya. Chintya juga berharap kedepannya keberhasilan tim ITB ini dapat terus berlanjut sehingga regenerasi untuk angkatan berikutnya harus tetap ada. "Tips untuk penerus selanjutnya adalah jangan takut mencoba, jangan takut kalah, tetap percaya diri, serta banyak latihan dan berdoa. Doakan kami menang di Dubai juga ya!," tutupnya dalam wawancara.