Mahasiswa ITB Sabet 3 Penghargaan Sekaligus dalam SEQC 2022

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Mahasiswa ITB peraih penghargaan di SEQC dalam CEIPS Award 2022. Dari kiri ke kanan : Azaria Haykal Ahmad, Dimas Naufal Al-Ghifari, dan Samuel Dacosta Lubis.

BANDUNG, itb.ac.id – Student Energy Quest Challenge (SEQC) 2022 memberikan kenangan indah bagi mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB). Pasalnya, tiga mahasiswa ITB berhasil membawa pulang tiga penghargaan sekaligus pada ajang yang berlangsung selama dua hari itu. Ketiga mahasiswa yang meraih prestasi di ajang tersebut adalah Azaria Haykal Ahmad (MS’18), Samuel Dacosta Lubis (TM’19), dan Dimas Naufal Al-Ghifari (TM’20).

SEQC 2022 merupakan kompetisi nasional yang mengusung tema utama di bidang energi. Ajang ini berlangsung pada Sabtu (20/8/2022) di Balikpapan. Lokasi itu dipilih untuk dilakukan studi kasus dengan bahasan strategi untuk mendapatkan pasokan campuran energi untuk Ibu Kota Negara (IKN).

Dalam ajang yang merupakan bagian dari Central & Eastern Indonesia Petroleum Summit (CEIPS) Award 2022 ini, dikemas dengan berbeda. Mereka bertiga dipecah ke dalam tiga tim berbeda, yang mana tiap kelompoknya terisi oleh mahasiswa dari kampus selain ITB. Namun masing-masing dari mereka berhasil membawa pulang penghargaan bersama tim mereka. Dimas dan timnya berhasil menjuarai kompetisi ini, sementara itu, Haykal dan timnya menyabet juara 2. Kedua penghargaan ini dilengkapi oleh prestasi Samuel dan tim sebagai presenter terbaik.

Sebelum mengikuti ajang SEQC 2022, para calon peserta diharuskan untuk melewati babak kualifikasi terlebih dahulu untuk kemudian dikerucutkan menjadi 15 peserta terpilih. Babak kualifikasi dilaksanakan secara daring dengan seleksi dokumen riwayat hidup (CV) dan video motivasi.

Setelah lolos sebagai 15 peserta terpilih, peserta SEQC 2022 akan melaju ke babak final. Di babak inilah kemudian para peserta disebar ke dalam lima kelompok berbeda secara acak. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi peserta dari ITB. "Mungkin ada beberapa kolega yang tidak cocok dengan kecepatan pengerjaan kita. Terus kesulitan paling besar itu di penyesuaian waktu, karena kebetulan kebanyakan semua anggota timku sedang melaksanakan Kerja Praktik, jadi kadang sangat susah untuk menemukan waktu yang pas saat ingin mengerjakan bersama," ujar Dimas.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Dimas dkk. memaksimalkan waktu persiapan yang ada guna bertukar pikiran dengan rekan satu tim masing-masing. Persiapan ini pada akhirnya berbuah manis bagi tim. Dengan semangat mengharumkan nama almamater, mereka berhasil menyabet tiga gelar itu dengan penuh perjuangan. "Semoga dengan adanya lomba ini, dapat menjadi ajang silaturahmi dengan teman baru dan juga hasil dari pikiran kami dapat menjadi masukan untuk pengembangan IKN," tutup Azaria Haykal.

Reporter: Nevin Zulfianda Pradana (Rekayasa Kehutananan, 2020)