Tim Klinik Pendidikan ITB: Upayakan Turunnya Angka Putus Studi di ITB
BANDUNG, Itb.ac.id- Tim Klinik Pendidikan (TKP) ITB merupakan sebuah tim yang dibentuk oleh Direktorat Pendidikan ITB guna membantu mahasiswa yang mendapatkan masalah akademik. Pada hari Jumat (9/12/11) yang lalu TKP ITB mengadakan Workshop Evaluasi Kegiatan Klinik Pendidikan ITB. Acara yang diadakan di Aula Barat ITB ini bertujuan untuk mensosialisasikan kegiatan TKP ITB pada civitas akademika ITB.
"Melalui kesempatan kali ini, TKP juga ingin meminta saran dan masukan dari berbagai elemen yang ada di ITB," tutur Agus Wiyono, ketua TKP ITB. Tim yang baru dibentuk pada bulan Mei 2011 ini bertugas untuk mendata, memantau dan membantu mahasiswa yang memiliki masalah di bidang akademik. Selain itu tim ini juga bertugas untuk memberikan rekomendasi tindakan kepada pihak-pihak yang berwenang untuk mengambil langkah tepat demi menurunkan tingkat mahasiswa yang bermasalah akademik di lingkungan ITB.
Demi melaksanakan tugasnya, maka TKP berencana untuk membuat sistem peringatan dini. Melalui sistem tersebut diharapkan jika ada mahasiswa yang berpotensi untuk mendapatkan masalah akademik dapat ditangani dengan lebih cepat. Selain itu TKP juga akan memperkuat peran dosen wali pada setiap prodi. "Satu atau dua tahun pertama mungkin akan terasa berat, namun semoga di tahun-tahun berikutnya dapat berjalan dengan lancar," ujar Agus.
Kerjasama yang Lebih Intensif dan Sinergis
Menurut Tizar Bijaksana (Planologi 2007), Presiden Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) ITB, pihak kabinet juga telah melakukan pencegahan terjadinya putus studi karena masalah akademik di ITB. Kabinet telah melakukan koordinasi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan untuk pendataan mahasiswa penyandang kasus akademik, berkoordinasi dengan Tim Klinik Pendidikan serta mengadakan tutorial bersama bagi para mahasiswa.
"Diperlukan kerjasama yang lebih intensif dan sinergis dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan persoalan akademik mahasiswa, dan TKP memiliki potensi sebagai fasilitator koordinasi dan komunikasi antar elemen," ujar Tizar. Melalui acara ini, harapannya TKP dapat mendapatkan dukungan berupa komitmen dan integritas dari berbagai elemen yang ada di ITB.(edo)
Demi melaksanakan tugasnya, maka TKP berencana untuk membuat sistem peringatan dini. Melalui sistem tersebut diharapkan jika ada mahasiswa yang berpotensi untuk mendapatkan masalah akademik dapat ditangani dengan lebih cepat. Selain itu TKP juga akan memperkuat peran dosen wali pada setiap prodi. "Satu atau dua tahun pertama mungkin akan terasa berat, namun semoga di tahun-tahun berikutnya dapat berjalan dengan lancar," ujar Agus.
Kerjasama yang Lebih Intensif dan Sinergis
Menurut Tizar Bijaksana (Planologi 2007), Presiden Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) ITB, pihak kabinet juga telah melakukan pencegahan terjadinya putus studi karena masalah akademik di ITB. Kabinet telah melakukan koordinasi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan untuk pendataan mahasiswa penyandang kasus akademik, berkoordinasi dengan Tim Klinik Pendidikan serta mengadakan tutorial bersama bagi para mahasiswa.
"Diperlukan kerjasama yang lebih intensif dan sinergis dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan persoalan akademik mahasiswa, dan TKP memiliki potensi sebagai fasilitator koordinasi dan komunikasi antar elemen," ujar Tizar. Melalui acara ini, harapannya TKP dapat mendapatkan dukungan berupa komitmen dan integritas dari berbagai elemen yang ada di ITB.(edo)
scan for download