Tim Mahasiswa ITB Raih Prestasi di Ajang Industrial Challenge 2019
Oleh Ahmad Fadil
Editor Ahmad Fadil
Foto: Dokumentasi pribadi
BANDUNG, itb.ac.id – Mahasiswa Institut Teknologi Bandung kembali menorehkan prestasi. Tim yang beranggotakan mahasiswa jurusan Manajemen Rekayasa Industri, Tubagus Yasser Muhammad (14417009), Faisal Rahmat Nuryanto (14417020), dan M Naufal F Sahab (14417021) meraih juara 2 pada ajang perlombaan Industrial Challenge (INCHALL) 2019 yang diadakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada tanggal 12 – 16 April 2019 dengan tema “Lean Manufacturing to Achieve Cost Efficiency” yang berskala internasional.
Lomba yang digelar oleh Teknik Industri ITS ini merupakan kompetisi tahunan dibidang keilmuan Teknik Industri. Pada kompetisi ini, tim diseleksi mulai dari tahap penyisihan secara online, semifinal, dan final yang sangat ketat. Saat berada pada tahap semifinal, mereka ditantang untuk menyelesaikan kompetisi dengan metode pos yang mewakili setiap laboratorium yang ada di Teknik Industri ITS.
“Ada salah satu challenge (pada tahap semifinal yaitu) praktik merancang piston secara cepat, paling itu (yang susah) karena kita belum pernah menyentuh alat-alatnya sebelumnya,” ujar Sahab, sapaan akrab M Naufal F Sahab saat diwawancarai oleh Reporter Humas ITB belum lama ini.
Sahab juga menjelaskan, pada tahap final mereka ditantang untuk memecahkan permasalahan nyata terkait salah satu perusahaan besar nasional tentang penerapan Lean Manufacturing mengenai permasalahan efisiensi waktu dan biaya dalam proses produksi. Dengan penerapan ilmu yang diajarkan di jurusan Manajemen Rekayasa Industri, tim berhasil memecahkan permasalahan dan diterima dengan baik. “Kita benar-benar tidak menyangka (bisa) sampai sejauh ini,” tambah Sahab dengan gembira.
Di ITB sendiri, Manajemen Rekayasa Industri (MRI) merupakan jurusan yang tergolong baru dan merupakan pecahan jurusan Teknik Industri. Tentunya hal ini menjadi unik sebab tim yang bernamakan True Saji ini menjadi satu-satunya tim yang mengikuti kompetisi ini yang berasal dari jurusan non-teknik industri. “Solusi permasalahan (saat final) kita juga beda (dari finalis lain) karena kita menggunakan pendekatan dari keilmuan MRI yang tidak dipelajari di jurusan Teknik Industri,” penjelasan Faisal salah satu anggota tim.
Banyak pembelajaran yang didapat oleh tim salah satunya adalah berani untuk tampil beda. “Kita dari awal memang sudah beda, pas diawal kita disuruh membuat video pengenalan tim, kita bikinnya beda dari yang lain. Itu yang membuat kita diingat oleh orang-orang,” pungkas Faisal.
Reporter: Rosa Aldita (MRI 2017)