Tim PKM Mekars: Kembangkan Eduwisata Pandai Besi Berbasis Community Empowerment di Desa Mekarmaju
Oleh Dina Avanza Mardiana - Mahasiswa Mikrobiologi, 2022
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Tim Mekars Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil lolos skema pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2024, yang diumumkan pada Jumat (19/4/2024). Tim ini nantinya akan mewakili ITB pada pelaksanaan Penilaian Kemajuan Pelaksanaan PKM (PKP2) bidang pengabdian masyarakat yang akan dilaksanakan pada Selasa (23/7/2024).
Tim Mekars diketuai oleh Nahdah Nabillah HR (Perencanaan Wilayah dan Kota 2022), Bintang Prasetya Fernandika (Teknik Metalurgi 2022), Reza Akbar Ramadhan (Teknik Geodesi dan Geomatika 2021), Nita Amalia (Teknik Lingkungan 2022), dan Diana Tri Handayani (Teknik Informatika 2022). Ada pun dosen pembimbing mereka adalah Dr. RM Petrus Natalivan Indrajati, S.T., M.T., dari Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB.
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. PKM terdiri dari berbagai bidang, salah satunya pengabdian masyarakat (PKM-PM). PKM bidang ini berfokus pada adanya program peningkatan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam upaya meningkatkan kinerja, keterampilan usaha, dan penguatan kelembagaan masyarakat.
PKM sendiri terdiri dari beberapa tahapan, dari mulai seleksi proposal untuk pendanaan, PKP2, dan PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) yang tahun ini akan dilaksanakan di Universitas Airlangga, Surabaya pada bulan Oktober.
Tim Mekars bermitra dengan organisasi non-profit kepemudaan Desa Mekarmaju, yaitu Karang Taruna Adhigana, sebagai wadah pengembangan peran pemuda dan pembangunan desa melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk memaksimalkan potensi Desa Mekarmaju sebagai situs eduwisata. Peserta dari penyuluhan ini didominasi oleh anak muda, terutama karang taruna setempat dengan range umur 20-35 tahun.
Desa Mekarmaju yang berlokasi di Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung Barat ini dipilih sebagai desa binaan PKM Mekars karena keunikannya yang terkenal sebagai desa pandai besi. Mayoritas warga di sana menjadikan pandai besi sebagai mata pencaharian utama.
Masyarakat di desa ini masih kental dengan nuansa budaya tradisionalnya. Alasan lainnya karena lokasinya yang strategis di dekat kawasan wisata Ciwidey, penjualan produk sudah luas, namun angka pengangguran masih cukup tinggi, yaitu sekitar 42% (Berdasarkan data dari website desa). Selain itu, anak muda cenderung tidak tertarik untuk melanjutkan budaya pandai besinya.
Tim Mekars sendiri ingin mengembangkan eduwisata yang ada di desa ini, sehingga bisa lebih menyejahterakan warganya serta melestarikan budaya yang ada. Salah satu eduwisata yang dapat dikembangkan adalah mempelajari proses pembuatan produk besi, seperti cangkul, golok, dan sebagainya.
Program dari Tim Mekars sendiri berjalan selama 4 bulan dan terdiri dari sosialisasi dan 5 sesi workshop. Dari berbagai workshop tersebut, warga lokal diajarkan konsep mengenai eduwisata, pengembangan daya tarik utama wisata, skill digital marketing, dan pengembangan komunitas.
Adanya program ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di desa mitra, sehingga Desa Mekarmaju bisa lebih sadar akan potensinya dan memanfaatkannya secara optimal. Selain itu, program ini juga bertujuan sebagai wadah dalam meningkatkan keterlibatan karang taruna agar lebih aktif dalam berkontribusi untuk desanya.
Tim Mekars sendiri juga telah melakukan simulasi dengan mengundang beberapa orang volunteer yang akan merasakan langsung pengalaman menjadi wisatawan, sehingga para pengelola eduwisata dapat merasakan langsung pengalaman melayani wisatawan sehingga dapat diberikan evaluasi dari keberjalanan programnya.
Ada banyak tantangan yang tim Mekars alami, salah satunya letak Desa Mekarmaju yang cukup jauh, yaitu sekitar 1.5 jam dari pusat Kota Bandung.
Ketua Tim Mekars, yakni Nadah mengungkapkan bahwa eduwisata ini didukung oleh banyak faktor, misalnya bidang ekonomi dan sejarah. Hal ini mengharuskan tim kami mengumpulkan banyak informasi dari warga setempat yang tak jarang infonya terpotong-potong.
"Selain itu, Tim Mekars juga harus banyak berkoordinasi dengan warga agar timeline workshop-nya tidak bentrok dengan acara warga setempat," tuturnya.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa warga nampak antusias karena adanya program tersebut. Terlebih, program ini telah menjadi harapan dari warga sejak lama dan menunggu inisator untuk menggerakannya.
Nahda menjelaskan, masing-masing dari anggota timnya telah memiliki jobdesc-nya tersendiri, dan mereka bekerjasama mewujudkan apa yang dicita-citakan sejak awal, demi Desa Mekarmaju yang lebih sejahtera.
Reporter: Dina Avanza Mardiana (Mikrobiologi, 2022)