Tim REWAPS ITB Raih Predikat Best Paper Presentation dalam HISAS 2017

Oleh Anin Ayu Mahmudah

Editor Anin Ayu Mahmudah

Best Paper Presentation

BANDUNG, itb.ac.id - Sepertinya tak ada kata usai bagi mahasiswa ITB untuk menorehkan prestasi di tingkat internasional. Hal tersebut kembali dibuktikan oleh Hana Fauziah Puschy Dae dan Hanifah Nurawaliah (Teknik Lingkungan 2013), dua orang perwakilan dari Tim REWAPS ini berhasil meraih predikat “” dalam acara Hokkaido Indonesia Student Association Science Meeting (HISAS) 2017 di Hokkaido, Jepang, pada Sabtu-Minggu (18-19/03/17) lalu. Pada kali ke-14 terselenggaranya HISAS, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Hokkaido selaku pengusung acara mengangkat isu “Sustainable Development : Chance and Challenge for Better Future”.

Sambut Indonesia Emas dengan Karya

Di tengah hangatnya isu Sustainable Development Goals (SDGs) di dunia, Indonesia pun ternyata terkena imbasnya. Sehubungan dengan 100 tahun kemerdekaan pada tahun 2045, HISAS 2017 berinisiatif untuk mengumpulkan pemuda-pemuda Indonesia dengan harapan terbentuknya gagasan yang dapat mewujudkan SDGs. Sebagai tim yang sudah berfokus pada ranah SDGs, Tim REWAPS pun tak mau absen dalam ajang bergengsi tersebut.

Tim REWAPS akhirnya mengerucutkan topiknya pada pilar nomor enam dari sustainable development, yaitu mengenai sanitasi berkelanjutan. Semua bermula karena Tim REWAPS merasa tidak nyaman setiap kali melihat pedagang kaki lima di sekitar kampus ITB menggunakan “kobokan”, baik untuk mencuci tangan atau piring kotornya. “Nggak bagus, nggak sesuai standar,” terang Hanifah. Setelah mereka melakukan observasi lebih jauh, para pedagang kaki lima itu sengaja meminimalkan penggunaan air untuk menekan biaya. Akhirnya, mulai terpikirlah gagasan untuk membuat suatu wastafel portable dengan air yang dapat diisi ulang.

Aktif di Berbagai Lomba dan Terus Kembangkan Karya

Tim REWAPS sendiri sebenarnya terdiri atas empat orang, dua orang lainnya ialah Maulida Zafitri (Sains dan Teknologi Farmasi 2014) dan Rifqi Fathur Azhar (Aeronotika dan Astronotika 2012). Walaupun berbeda-beda bidang keilmuan, Tim REWAPS mengaku tetap bekerja sama dengan baik untuk merealisasikan ide-ide mereka.

Bukan sekadar omong kosong, Tim REWAPS akhirnya berhasil mengeksekusi ide mereka. Mulai dari perlombaan-perlombaan yang diselenggarakan oleh Masjid Salman ITB, ITB in Move, hingga Tokyo Tech Indonesian Commitment Award (TICA) 2016 pernah mereka ikuti. Tak tanggung-tanggung, mereka berhasil meraih peringkat lima besar di ajang TICA 2016 dengan tema yang sama yaitu sustainable development.

Seiring berjalannya waktu, tim ini terus memperbaiki dan mengembangkan karyanya dan secara berkala aktif melakukan diskusi dengan dosen-dosen terkait bidang keilmuan tersebut. Bukan tanpa hasil, Tim REWAPS membuktikan bahwa karyanya layak diperhitungkan setelah akhirnya paper mereka yang berjudul “REWAPS : Recycled Water Portable Sink as Solution for Local Street Food Vendor to Support Sustainable Development Goals Program” termasuk ke dalam 75 paper terbaik di HISAS 2017. Tim REWAPS dapat mengalahkan ratusan tim lainnya yang berasal dari latar belakang berbeda dan berkesempatan untuk mempresentasikan karyanya di Hokkaido.

Perjuangan yang Berbuah Manis

Setiba di Sapporo, ibukota Hokkaido, Hana dan Hanifah selaku perwakilan Tim REWAPS berterus terang bahwa mereka tak melakukan banyak persiapan. Bahkan, sesampainya di lokasi presentasi, nama Tim REWAPS ternyata tidak terdaftar sebagai peserta. Hana dan Hanifah dengan gencar menghubungi pihak-pihak terkait hingga akhirnya mereka diperbolehkan untuk presentasi.

Semula, Hanifah dan Hana mengaku terkesima ketika tim lain melakukan persiapan yang jauh lebih baik dari mereka. Meskipun demikian, mereka sangat terbantu dengan skill yang mereka peroleh di kelas yang membuat mereka terlatih untuk melakukan presentasi dalam bahasa Inggris. “Kita nggak tahu nih, kita tuh belajar untuk apa, untuk persiapan apa, mungkin sekarang ngeluh terus, tapi nanti suatu saat bakal kerasa, bakal kepakai, dan kamu mensyukuri saat ini,” ungkap Hana.

Banyak tantangan yang sudah dilalui tim ini hingga sekarang, mulai dari hilangnya kepercayaan diri, keterbatasan waktu karena tugas akademik, pengalaman mengejar pesawat, hingga kejadian tak terduga seperti hamper tidak bisa presentasi. Tim REWAPS merasa perjuangannya berbuah manis dan semua keluhan seolah terbayar ketika Tim REWAPS terpilih menjadi “Best Paper Presentation”.

Meskipun demikian, Hanifah dan Hana merasa tidak lantas puas dengan pencapaiannya. Mereka berharap dapat melanjutkan proyek tersebut sampai mampu diaplikasikan di masyarakat. Dengan dukungan dari berbagai pihak seperti dosen-dosen Teknik Lingkungan ITB, Ikatan Alumni ITB (IA-ITB), dan Rumah Amal Salman, mereka percaya bahwa proyek ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Dua mahasiswi yang tercatat sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) ini meyakini bahwa prestasi yang sesungguhnya ialah ketika mereka tak hanya bisa bermanfaat untuk mereka sendiri, tetapi yang lebih utama ialah bermanfaat untuk orang lain.


Reporter : Sitti Mauludy Khairina (Teknik Lingkungan 2015)
ITB Journalist Apprentice 2017


Sumber gambar : dokumentasi peserta