Tim Urban Night ITB Hadirkan Inovasi Aplikasi Rekomendasi Jantung

Oleh Sitti Mauludy Khairina

Editor Sitti Mauludy Khairina

BANDUNG, itb.ac.id – Terhitung hingga tahun 2015, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 31% dari seluruh kematian di dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler yaitu sekitar 17,2 juta orang. Berangkat dari keresahan ini, Tim Urban Night Institut Teknologi Bandung (ITB) yang terdiri atas Royyan Abdullah Dzakiy (Teknik Informatika 2015), Farhan Ghifari (Teknik Informatika 2014), Jabal Logian (Teknik Elektro 2015), dan Nugroho Satriyanto (IF 2014), mengusung suatu aplikasi bertajuk “Cardio-PP” yang berhasil menjadi finalis 20 besar pada ajang Telkom Hackathon 2018 pada Minggu (25/02/18) di Bandung Digital Valley.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan tahun 2016, tiga dari empat kematian akibat penyakit kardiovaskuler terjadi di negara berkembang yang berpenghasilan rendah. Senilai 7,4 triliun rupiah digunakan untuk pembiayaan penyakit jantung dari total 14,6 triliun rupiah pembiayaan penyakit katastropik. Kekhawatiran itu yang menjadi awal untuk memikirkan solusi dari permasalahan tersebut.

Digitalisasi yang semakin marak, kesehatan yang semakin personal, dan keinginan untuk mengefisienkan aktivitas mereka yang bermasalah organ jantungnya, akhirnya Tim Urban Night mencetuskan ide untuk membuat aplikasi Cardio-PP, yaitu asisten kesehatan pribadi yang dapat memberikan informasi dan rekomendasi terkait kesehatan jantung. Tak perlu lagi bolak-balik ke dokter ataupun ke rumah sakit, pengguna aplikasi ini bisa segera mengetahui kondisi jantungnya beserta rekomendasi kesehatan pada saat itu juga.

Terdapat tiga komponen yang saling berkaitan sehingga Cardio-PP dapat digunakan, yaitu artificial intelligence (AI), personal heart assistance, dan device dengan sensor ECG. Tak hanya itu, aplikasi yang digunakan termasuk ECG Rate Monitor, Heart Condition, Assistance, dan Hospital GIS.

Device yang telah dilengkapi sensor ECG akan diletakkan di beberapa titik khusus di tubuh dan kemudian akan teramati kondisi kesehatan dari pergerakan jantung pengguna. Dari titik-titik tersebut akan diamati sinyalnya, yaitu ECG, yaitu sinyal yang bisa dikatakan padat informasi terkait kondisi jantung. Dari satu sinyal itu akan dipecah menjadi 80 parameter. Kelak, dari parameter tersebut bisa disimpulkan kondisi jantungnya seperti apa setelah melalui proses pengolahan oleh AI.

Data set pun akan diinput hingga akhirnya dapat terbangun sebuah model. “AI akan membentuk model kecerdasan untuk memahami sinyal ECG tadi. Dari kesimpulan tadi, dapat terdeteksi kondisi jantungnya, ada penyakit apa, dan akhirnya dihasilkan rekomendasi, kondisi, dan sinyal ECG dapat diamati di handphone melalui aplikasi.” jelas Royyan.

Apabila dibandingkan dengan aplikasi terkait jantung lainnya, kebanyakan aplikasi lain hanya mengamati detak jantung pengguna. Padahal, hanya sedikit saja data yang dapat diperoleh dari detak jantung, sementara dari sinyal ECG dapat disimpulkan lebih banyak hal, lebih dapat dideteksi lebih banyak penyakit. “Untuk akurasinya sendiri, AI device ini mencapai 80%.”  ungkap Nugroho.

Untuk pengembangan aplikasi ini, Tim Urban Night berencana untuk meningkatkan kualitas AI agar semakin cerdas sehingga dapat menjadi produk yang terbaik di pasarnya. Meski terbaik, tim tetap mencari cara agar biaya alat tersebut masih bisa terjangkau masyarakat.

Juga, tim pun berharap dapat mengembangkan data jantung yang tidak terbatas pada ECG yang kelak dapat menjadi data yang dikelola dan dimiliki oleh Indonesia karena sejauh ini data set yang digunakan masih berasal dari luar negeri sehingga belum tentu akurat untuk diterapkan di dalam negeri. Selain itu, mengingat krusialnya device tersebut untuk tahu kondisi secara “real-time”, tim menganggap hal tersebut sebagai tantangan. Pada dasarnya alat yang dirancang sudah fungsional, hanya saja bagaimana agar device yang susun tersebut menjadi lebih akurat, itu tantangan utamanya.

Di kemudian hari, tak menutup kemungkinan bagi Urban Night untuk bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan para dokter untuk memberikan layanan assisting langsung dari dokter personal.

Dengan menjadikan orang yang beresiko terkena penyakit serangan jantung tinggi seperti penderita obesitas dan diabetes melitus, Cardio-PP diharapkan dapat memberikan manfaat semaksimal mungkin melalui early warning system-nya, sehingga mereka yang terindikasi di zona bahaya atau memiliki kekurangan dalam jantungnya, dapat dipantau dan pada akhirnya terselamatkan. Tim Urban Night berharap dapat terus produktif dan bahkan tak melepas kemungkinan untuk berkontribusi lagi untuk menyelesaikan masalah-masalah di sektor kesehatan. 


Sumber foto: https://www.pexels.com/photo/black-and-white-blood-pressure-kit-220723/